...
Aku menghirup udara banyak banyak. Huh hah huh hah, pedas banget baksonya pak Basri. Gak tanggung-tanggung Mela masukin cabe ke mangkukku. Sampe keringat netes, badan jadi gerah padahal keluar kos tadi dibelain pake jaket biar gak dingin.
"Pedes gila, Mel" Baksonya masih separuh aku udah habis teh segelas. Tapi Mela santai aja makan baksonya.
"Kok bakso kamu gak semerah ini?" Masih sambil kipas-kipas mulut. Kuah bakso Mela gak kelihatan banyak cabe tapi merah saos, padahal dia yang doyan pedes. Sedangkan punyaku kelihatan merah karena banyak cabenya tapi gak pake saos.
"Tadi tuh ceritanya pas nuangin cabe ke baksomu kesenggol orang jadi ketumpahan banyak, tapi masnya minta maaf kok" Penjelasan Mela gak akan mengurangi kepedasan dimulutku dengan muka agak meringis prihatin.
"Aku gak habis Mel. Pedes banget gak kuat"
"Yaudah aku bayar dulu"
Sambil menunduk menekan pelipis terus ngehabisin es teh Mela yang tinggal sedikit. Sedangkan Mela bayar bakso ke pak Basri.
Sambil nunggu Mela aku milih keluar duluan terus duduk dipingiran pagar gedung serbaguna yang difungsikan emang buat duduk. Gedung ini masih milik kampus meskipun berada di luar gerbang kampusku. Yang memang rame penjual makanan dipinggir jalan kalau malam.
"Udah Mel?" Aku mengangkat kepala merasa ada orang mendekat. Tapi bukan Mela.
Orangnya tinggi, cowok, rambutnya agak panjang dibawah telinga, bawa-bawa kertas banyak, aku sebagai maba wajahnya enggak asing.
"Ehh. Kirain temenku" Toleh kanan kiri, Mela bayarnya dimana dah lama amat.
"Ehemm"
Kirain udah pergi ini mas-mas, ternyata masih berdiri di situ. "Duduk aja mas gapapa kok". Sambil senyum biar kesannya ramah.
" Iya. Mau minta waktunya aja buat ngisi kuisioner skripsi" Oh senior toh ternyata.
Aku menerima dua lembar kertas. "Maba kan?" Tanya masnya.
"Iya"
"Sama teman kamu ya, nanti kalau udah dikumpul di depan Atm sana" Katanya sambil nunjuk depan Atm biru yang emang lagi banyak orang kumpul bawa-bawa kertas.
"Oke mas" Masnya pergi ke tenda sebelah.
"Apa tuh lin" Mencari sumber suara, ternyata Mela jalan ke tempat aku duduk sambil makan cilok. Ah pantes ini anak lama.
"Kuisioner, mau ngisi ngak?"
"Gak deh, kenyang" Gak ada hubungannya deh Mel.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Aulin
RomanceHaiii.. Namaku Aulin Syakur Syakur nama ayah aku, ibu aku namanya ibu Maelin panggilannya bu lin. Pasutri pejabat kampung alias Bpk/ibu erte. Aku juga punya abang, satu aja. Dia merasa ganteng jadinya narsis. Nanti aku kenalin. Aku tinggal di ka...