"Diatas sajadah, ku meminta, didalam sujud, ku berdoa. Kepada Allah lah aku berharap, akan kehadiranmu."
_Jodohku Ya Kamu_
***
Matahari tak pernah bosan untuk terbit dan tenggelam. Sinarnya, selalu menyinari setiap bagian dimuka bumi. Perjalanan sang surya, selalu diiringi oleh suatu harapan akan kembalinya Rey.
Dari matahari menyorot bumi, harapan Ara hanyalah kedatangan Rey. Matahari begitu terik pun, tetap harapan Ara akan kehadiran Rey. Hingga matahari tenggelam pun masih sama. Mungkin bahkan, Ara akan tetap menunggu meski matahari hidupnya tidak akan terbit lagi.
Rey bagaikan matahari dan bulan bagi Ara. Hidupnya akan gelap jika tak ada keduanya. Siangnya akan gelap bila tak ada matahari, begitu pun malamnya, malam yang sudah tentu gelap, akan semakin gelap bila tanpa sinar rembulan.
Dan hidup Ara pun kini persis seperti itu. Gelap. Sama sekali tak ada cahaya. Rey sudah merampas cahaya hidup Ara, maka, hanya Rey lah yang dapat membuat hidup Ara kembali bercahaya.
"Ketaman deket komplek yuk? Kasihan Aghata bosen tuh." lamunan Ara buyar. Felly sudah berada dibelakangnya, Ara tersenyum lalu mengangguk. Bagaimana pun, meski dunianya telah gelap, anaknya tetap harus merasakan kebahagian.
Sudah hampir tujuh bulan Ara merawat putrinya itu tanpa Rey. Terbangun tengah malam sendiri akibat putrinya yang merengek, mengajak bercanda putrinya seorang diri, meski hatinya luka. Mengajak jalan-jalan seorang diri, membacakan ayatullah seorang diri. Segalanya seolah Ara lakukan seorang diri, meski terkadang ada yang membantunya. Tapi bagi Ara, bantuan mereka untuk turut membantunya tak ada apa-apanya, hanya Rey yang ia butuhkan.
Sudah berapa lama kah Rey pergi? Berapa juta detik Ara habiskan untuk merindukan kekasih halalnya itu? Berapa juta air mata yang ia keluarkan? Lelah kah ia? Tentu sangat. Sejatinya, menunggu begitu menusuk. Rindu yang selalu hadir tak bisa Ara bunuh.
Harapan Ara selalu hanya satu. Kehadiran Hasan Arreyan.
***
"Pagi-pagi gini enak ya jalan-jalan ditaman. Udaranya seger lagi." Ara manggut-manggut menyetujui ucapan Felly. Mereka terlihat menghirup udara segar dalam-dalam.
Mata Ara menangkap bunga-bunga yang mekar dihinggapi banyak kupu-kupu. Perlahan ia mendekatinya, niatnya ingin menangkap salah satu kupu-kupu itu. Tetap saja kupu-kupu sulit didapat. Felly hanya menggeleng melihat Ara, setidaknya sahabatnya itu bisa tersenyum, meski hatinya terus saja menangis. Ia memilih meninggalkan Ara dengan mendorong kereta Aghata.
"Ish! Susah banget sih nangkepnya." gerutu Ara kesal dengan kupu-kupu itu. Ia terus saja mencoba, hasilnya terus saja nihil. Ara berdecak sebal, ia menghentak-hentakkan kakinya beberapa kali, bibirnya mengerucut. Sepertinya, kupu-kupu telah membuat Ara lupa akan kepedihannya.
Jika ditanya mengenai Ali? Pria itu sudah berada dibalik jeruji besi. Tentu karna Farel dan Andi yang sudah kesetanan akibat Ara diteror pun, menghasilkan Ali dipenjara. Kerja bagus!
Kembali ke Ara, gadis itu masih terus berusaha. Loncat-loncat, jingkrak-jingkrak, jinjit-jinjit, segala gerakan ia lakukan. Tetap saja tak bisa. Hingga akhirnya gadis itu terjatuh akibat banyak tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ya Kamu[Selesai]
Teen Fiction[SELESAI] "Aku mencintaimu karna Allah. Maka, biarlah hanya Allah saja yang akan memisahkan kita kelak. Dan, aku berharap Allah mempertemukan kita kembali di Jannah-Nya". --Jodohku Ya Kamu--- (SPIRITUAL-ROMANCE) *** HARAP TINGGALKAN JEJAK B...