しぬ 31 : EOE

6.8K 596 252
                                    

Kali ini percayalah, bahwa semesta tidak akan pernah memisahkan kedua sepasang kekasih yang mulai saat ini sudah bisa mengerti satu sama lain.

****

Gio masih menatap iris mata Ara dalam-dalam. Seolah tak mau melewatkan kesempatan yang sudah hilang selama tiga hari ini.

Sedangkan Ara masih dengan keterdiamannya, memikirkan atas pertanyaan Gio barusan.

"Kenapa lama menjawabnya? Hm?" satu alis Gio terangkat, menunggu kalimat pembelaan Ara keluar.

Luna mengigit bibir bawahnya, gugup. "Aku tidak pernah menyukainya. Emm, mungkin dulu iya saat kita masih kecil, tapi sekarang aku sudah bertemu dengan sosok laki-laki galak yang suka membunuh. Anehnya aku suka sama dia."

Gio tertawa kecil, ia mengacak rambut Ara dengan sayang. "Tiga hari ditinggal, udah pinter gombal."

Ara menyilangkan kedua tangannya didepan dada, memasang wajah angkuh lalu berucap,"Pacar siapa dulu dong!"

Gio mengernyit, "Bukannya aku sudah melepasmu?" Gio menahan tawa saat mimik wajah Ara berubah sendu.

"Oh iya lupa." lirih Ara dengan wajah lesu. "Yaudah kita jadian lagi aja!" Ara berucap dengan nada semangat membuat Gio lagi-lagi tertawa lepas mendengar ucapan Ara yang terdengar polos ditelinganya.

"Dengarkan aku. Aku gak akan pernah lepasin apapun yang sudah menyangkut didalam hidupku. Maaf untuk yang kemarin." disinilah seorang pejantan diuji, ketika perempuan yang salah, seorang laki-laki lah yang harus mengalah.

Ara tersenyum haru, sedetik kemudian Ara menerjang tubuh Gio dan memeluknya erat. Suasana mulai berubah, kisah pedih sudah berakhir, kini mereka akan memulai dengan kisah cerita indah yang akan disukai banyak pembacanya.

Gio menjauhkan sedikit tubuh Ara, menatap lekat-lekat wajah sang kekasih, semakin lama wajah Gio mendekat membuat Ara terdiam menunggu apa yang terjadi.

Mata Ara terpejam otomatis, merasakan bibir lembut yang mulai melumatnya dalam, semakin dalam hingga Ara harus bisa mengimbangi permainan Gio. Tangan Gio terulur untuk menekan tengkuk Ara guna memperdalam ciuman itu. Disini Ara membalas lumatan itu tak kalah liar, jika tadi Ara hanya bisa tercengang kini Ara mulai membalas tak kalah lembut dan juga menuntut.

Selang beberapa menit dan dirasa Ara sudah kehabisan nafas, Gio menjauhkan tubuhnya, menyatukan keningnya dan juga kening Ara. Mereka berdua terengah-engah, Gio mengusap bibir pink Ara menggunakan ibu jarinya, detik kemudian mereka tersenyum lembut.

"Kalau gak berhenti, kita akan berakhir diranjang." Gio terkekeh pelan membuat Ara sedikit salah tingkah atas kejadian barusan.

"Gio, aku malu..." Ara merapatkan wajahnya untuk bersembunyi diceruk leher Gio. Gio terkekeh sembari mengelus rambut Ara dengan sayang.

"Aku mau punya 10 anak dari kamu." ucapan Gio membuat Ara menjauhkan wajahnya untuk menatap Gio lebih dalam.

"10!" Ara sedikit meninggikan intonasi suaranya.

Gio menarik tengkuk Ara agar berdekatan dengan wajahnya, hingga Ara sendiri bisa merasakan hembusan nafas berat milik Gio. "Kalau mau lebih juga nggak apa-apa. Lagipula aku suka proses pembuatannya."

Ara mendengus malu, kemudian beranjak meninggalkan Gio dibalkon sendirian. Ara duduk ditepi ranjang dengan guling sebagai penutup wajahnya yang sudah merona merah.

Gio tertawa terbahak-bahak, Gio mengekori Ara dan duduk disamping Ara. "Gak usah malu, tadi kamu membalas ciuman ku tak kalah liar, You know? I love wild women like you." bisik Gio tepat samping telinga Ara.

しぬ SHINU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang