38. 10 September Birthday!

43 3 0
                                    

38.

"Lo yakin, Sel, nggak ngajak Denira kesini?" Rama yang biasa bersama dengan Marsel, berada di salah satu tempat bar-ketika Marsel mengundang teman-temannya untuk mengadakan pesta kecil-kecilan disini.

Dengan menggelengkan kepalanya, seraya meneguk minuman yang selalu menjadi incarannya. Sambuca vaccari. Tidak terlalu banyak, hanya teman dekat dan teman-temannya Denira saja yang ia ajak ke tempat ini. Karena hari ini, hari umurnya bertambah-Marsel begitu khidmat meneguk sambuca didalam lokinya.

Setelah kemarin ia menemani gadisnya dirumah, dengan memakan masakan yang gadis itu buatkan untuknya, setelah itu ia menemaninya pergi tidur dan barulah untuk bergegas pulang. Terakhir bertemu, semalam sebelum ia pergi dari kamar gadis itu-lalu setelahnya, ia tidak bertemu lagi karena gadis itu masih kurang enak badan.

10 September. Sebuah tanggal kelahiran dengan hari Kamis, pukul sepuluh lebih lima belas menit, lahirlah sebuah bayi berjenis kelamin laki-laki. Sebuah nama yang ditepatkan ketika anak bungsunya lahir ke dunia, dialah; Marsel Ardhani.

Bertepatan sekarang umurnya sudah menginjak 21 tahun, laki-laki ini tak lepas dari doa ketika usianya sudah bertambah atau memang telah berkurang. Semua teman terdekat sudah mengucapkan selamat hari jadi kepadanya, sejak jam dua belas malam tadi ketika dunia bisa melihat bertambah usianya.

Deux Island, menjadi tempat untuk merayakan pesta ulang tahunnya bersama dengan beberapa sohibnya saat ini. Walaupun potong kue sudah lewat beberapa menit yang lalu, tetap saja rasanya hambar karena seseorang tidak ada disini bersama dengan dirinya.

"Marsel, happy birthday for you, ya!" Viona datang bersama kekasihnya, Reno. Mengulurkan tangannya dan memberikan ucapan selamat, Marsel menganggukan kepala. "Makasih banyak, Vi. Kalau mau pesen, pesen aja ya!" balas Marsel yang disertai anggukan juga dari Viona.

Melihat kearah samping yang sudah tidak ada Rama, tidak tahu kemana laki-laki itu pergi dan ia merasa sendiri lagi. "Tau gitu mending gue ajak Denira..." gumamnya yang meneguk minumannya lagi serta membuka layar ponselnya. Ternyata jam sudah pukul setengah sembilan malam.

Tiba-tiba perasaannya tidak enak. Tidak tahu kenapa, selalu saja seperti ini ketika ia tengah memikirkan gadis itu. Mungkin karena rasa cemasnya masih ada, dengan itulah ia juga gampang khawatir terhadap gadis itu.

"Sel, ayolah ikut gabung. Masa elo yang lagi ultah, kita yang happy begini sih. Ayo lah!" Satrio menarik tangan Marsel. Menariknya ke dance on the floor, tetapi hatinya juga tetap merasakn tidak enak.

Benar apa kata Satrio, dia yang mempunyai acara-tetapi dia yang tidak senang dengan suasana. Mau ikut bergabung bersama teman-temannya pun, rasanya tetap tidak enak juga. Bahkan ketika ia meneguk minuman beberapa kali, tetap saja rasanya berbeda. Biasanya asik dan sampi bertambah, tetapi kali ini benar-benar tidak bersemangat.

"Marsel..." seseorang menyapa dirinya. Dengan kesadaran masih full, Marsel melihat seseorang yang begitu ia kenal juga sangat ia tahu bagaimana sikapnya. "Happy birthday, ya?" sambungnya dengan mengulurkan tangan, lalu mengecup pipi Marsel tiba-tiba.

Marsel yang mendapatkan ekspresi tidak enak dari gadis dihadapannya, cepat cepat pergi dan bergabung bersama Reno, Viona, Leni dan juga Danu. Ketika ingin bergegas, pergelangan tangannya dicekal oleh gadis itu. "Apaan sih!" desis Marsel yang menepis tangan gadis itu.

"Hei, kamu nggak inget sama aku ya? Aku Valen, pacar kamu waktu SMA. Inget kan?"

Kalian tahu, siapa Valen dan apa yang dimaksudkan oleh perkataannya tadi? Jelas gadis yang berselingkuh dibelakangnya juga gadis yang tidak suka ketika Marsel bersama dengan Denira. Sekarang menunjukkan batang hidungnya, setelah berani main belakang bersama dengan cowok lain ketika statusnya masih berpacaran dulu.

THEORY OF LOVE [END] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang