PT.01

75 19 22
                                    

🐾Tak Kenal Maka Kenalan Kuy🐾

-Zia Putri Violyna-

Awal baru dengan jiwa yang baru. Kini Zia telah siap dengan seragam baru sekolahnya. Logo SMA Cita Bangsa pun terpasang rapi di bahu sebelah kanan. Mata coklatnya memandang bangunan besar di depan sana. Dia meyakinkan diri melangkah, melewati gerbang sekolah dengan hati riang.

Senyum ayu dari bibir Zia tak kunjung pudar. Menandakan dia benar-benar bahagia memulai dari awal lagi. Gadis dengan rambut di ikat tinggi menyapa ramah pada satpam yang berdiri di dekat gerbang.

Namun seketika senyumnya terganti dengan kening nya yang berkerut, ketika ia menangkap sesosok laki laki yang sedang berteriak teriak meminta satpam untuk membukakan gerbang. Zia aneh dengan lelaki itu, sudah tau telat bukannya minta maaf eh malah marah marah. Tak memikirkan hal itu, ia pun melanjutkan langkahnya.

Langkahnya terus menuju ruang guru, menunggu guru cantik yang menjadi wali kelasnya nanti. Setelah percakapan singkat antara mereka, Bu Ernilah--guru bahasa indonesia yang merangkap sebagai wali kelas Zia, mengajaknya untuk masuk ke dalam kelas barunya.

Terpampang jelas tulisan 'KELAS 11 MIPA-1' di atas pintu ber cat coklat tua itu. Dengan percaya diri, Zia memasuki kelas. Berjalan di belakang Bu Ernilah dengan canggung.

Jujur, Zia merasa takut melangkah masuk. Tapi, gadis bermata coklat itu menarik napas, meyakinkan bahwa dia harus bisa percaya diri.

Dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya, Zia memperkenalkan diri setelah di persilahkan oleh Bu Erni. Kini, tak ada rasa gugup lagi di hatinya. Malahan, ia sangat senang bisa memperkenalkan diri tanpa kendala apapun, karena reaksi mereka sangat menyenangkan. Mereka membalas senyum sapa Zia.

"Hallo teman semua,perkenalkan nama saya Zia Putri Violyna. Kalian bisa panggil saya Zia. Saya pindahan dari SMA Taruna Bakti. Alasan saya pindah kesini adalah......urusan pribadi dehh hihi," Ucap Zia sambil terkikik di akhir kalimatnya.

"Baik lah Zia, saya rasa cukup sekian perkenalan kamu. Kamu boleh duduk di bangku kedua paling akhir,"Ucap Bu Erni sambil menunjuk bangku tersebut.

"Ya Bu terimakasih," balas gadis bermata coklat itu. Zia pun mengikuti arahan yang ditunjuk Bu Erni, untuk duduk di bangku ke dua dari akhir. Senyuman para murid terukir saat gadis itu berjalan,menuju bangkunya. Tak lupa juga Zia membalas senyuman mereka.

Setelah mengikuti dua jam pelajaran bahasa Indonesia, bel istirahat pun berbunyi nyaring. Riuh terdengar suara siswa SMA Cita Bangsa yang bersorak akan bel tersebut.

Ketika hendak pergi ke kantin, Zia dikejutkan oleh tiga orang perempuan yang berdiri di hadapannya. Seorang perempuan menilik tajam mata Zia seakan ingin memakannya hidup hidup. Gadis itu nampak tenang, namun dalam hatinya ia sangat gelisah. Perasaan ia tak melakukan kesalahan apa pun, tapi kenapa orang ini sinis sekali dengannya? Ada apa? Entahlah, gadis itu kurang paham.

Dengan rasa yang sulit di deskripsikan, Zia masih mencoba tersenyum. Namun semakin senyumnya mengembang, semakin pula orang itu meniliknya dengan tajam. Gadis itu kebingungan. Bingung apa yang harus ia lakukan. Sedangkan disini Zia tak punya teman. Hanya harapan 'semoga tak terjadi apa apa' lah yang Zia inginkan.

Sedetik kemudian, gadis itu dikejutkan dengan uluran tangan siswa yang meniliknya tajam tadi. Ivy. Ucapnya dengan wajah sumringah, tidak seperti tadi yang menakutkan menurutnya. Di susul dengan uluran tangan dua gadis di sampingnya. Sava. Ucap gadis berponi itu. Kiana, panggil aja kia. Ucap seorang gadis berambut pirang.

Zia sempat cengo dengan kehadiran tiga perempuan itu. Namun, perlahan ia membalas uluran tangan mereka satu persatu. Tidak lupa juga senyum yang memamerkan gigi putihnya.

BEST COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang