Promise

7 2 0
                                    


"Semalam kau lihat Chef cantik yang menjadi juri di perlombaan masak itu?" Rick, remaja berkacamata itu bertanya dengan lantang kepada Sahabatnya Rif yang tengah sibuk memetik bulat-bulat merah segar atau yang biasa kita sebut tomat.

"Iya aku melihatnya.." Rif membalas pertanyaan sahabatnya secara datar.

"Aku akan membuatnya takluk kepadaku, lihat saja nanti saat aku mendapatkan title Dessert Prince!" dengan bersemangat ia memasukkan tomat-tomat segar ke dalam keranjang yang ia bawa.

"Kau itu ceroboh mana mungkin bisa mendapatkan Chef itu. Belum tentu juga kau mendapatkan title itu." Rif menjawabnya ketus seraya melirik ke arah sahabatnya. Ia tersenyum menang, ia berhasil membuat sahabatnya itu memasamkan wajah.

"Iya Iya aku akui aku memang ceroboh tapi dengan beranjaknya usia sifat itu akan hilang." Ucap Rick seraya berjalan membawa keranjang yang telah penuh terisi ke arah gunungan-gunungan tomat dibelakang Rif.

"Aku tidak yakin akan hal itu Rick hahaha!" Rif tertawa meledek.

Tiba-tiba BRUAGH!!! Tomat yang dibawa Rick berhamburan bergulir kesana-kemari diantara lorong-lorong pohon tomat.

"Argh! Sial! Aku tersandung." Rick memegangi kakinya.

"Ah kau ini, benarkan apa yang ku bilang, ada-ada saja." Rif yang ikut terjatuh pun bangkit membersihkan tanah basah yang melekat di tangannya.

Tiba-tiba wajah Rick memerah, matanya membulat saat ia melihat Rif yang baru saja berdiri.

"HAHAHA HAHAHA wajahmu! wajahmu! HAHAHA!" Tawa Rick saat melihat orang yang ia buat jatuh penuh dengan lumpur.

"AH! Kau ini! Kan ini semua karena kecerobohanmu!" Rif membalas tidak terima.

"Maaf! Maaf! Hahaha! Aduh perutku! Hahaha!" Rick masih tertawa melihat kesusahan sahabatnya itu. Kemudian Ia berjalan berniat untuk membantunya.

BRUUGHH!!! ia terpeleset dan jatuh di tempat dimana Rif terjatuh sebelumnya.

"HAHAHAHA RASAKAN! HAHAHA!" Rif spontan terpingkal melihat kejadian didepannya. Keduanya saling beradu pandang melihat wajah masing-masing yang tak karuan bentuk.

"HAHAHAHA ADUH PERUTKU RIF HAHAHA"
"HAHAHAHA HAHA UDAH RICK UDAH HAHAHA"

Keduanya tak berhenti tertawa hingga suara Ibu Rif mengagetkan mereka.

"Apa yang terjadi dengan wajah kalian?"

Keduanya tak menjawab hanya tawa mereka yang terdengar. Rif menunjuk kearah lumpur yang menjadi sumber masalah bagi mereka berdua.

"Ya sudah sana kalian bersihkan diri di sungai, jangan terlalu lama! sudah waktunya makan siang." Ibu Rif menegaskan.

Keduanya berjalan ke arah sungai dengan tawa yang tak jua reda.
Sesampainya di sana keduanya langsung turun ke sungai untuk mencuci muka mereka. Air sungai yang jernih, gemericik air serta batu-batu besar menyambut mereka berdua.

"Sore ini kita memancing bagaimana?" Tanya Rick tiba-tiba disela kegiatannya mencuci muka.

"Serius? Tidak biasanya kau mengajakku memancing, Kaukan mudah bosan!" Rif menatap heran ke arah Rick yang tersenyum penuh arti.

"Ayo cepat pulang, aku sudah tidak sabar mencicipi masakan Ibumu Rif!" Rick sudah terlebih dahulu memanjat naik meninggalkan Rif yang masih berkutat dengan jernihnya air sungai.

"Tunggu!" Rif bergegas naik mengejar sahabatnya itu yang telah dulu berlari meninggalkannya.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang