Matahari bersinar begitu terang.
Siang ini, kamu yang baru saja selesai mengerjakan beberapa tugas rumah segera keluar untuk meringankan kepalamu yang terasa berdenyut akibat kelelahan.
Saat ini kamu sudah berada di sebuah minimarket, memilih beberapa cemilan yang akan menemanimu hari ini.
Langkah lambat, menyusuri rak-rak Snack yang tersusun rapi.
Kemudian kamu berjalan ke arah boks pendingin di ujung sana, berharap menemukan es krim vanilla kesukaanmu.
Setelah selesai belanja, kamu memutuskan untuk tidak langsung pulang.
Mungkin menikmati cemilan ini di taman, dengan ditemani hembusan angin halus akan sedikit merilekskan otot-otot mu.
Sambil berjalan, es krim vanilla yang sudah terkupas bungkusannya, kamu mengulumnya dengan penuh sensual.
Namun langkahmu terhenti, ketika di ujung taman memperlihatkan mobil hitam dengan beberapa orang yang tengah mengangkut beberapa barang ke dalamnya.
Tetangga baru, itulah yang kamu pikirkan saat itu.
Karena tidak terlalu peduli dengan hal itu, kamu mendaratkan tubuhmu di bangku taman bawah pohon.
Benar-benar suasana yang nikmat, dihari yang seharusnya berdiam diri di rumah.
Pandanganmu tiba-tiba terpaku, pada sosok lelaki yang sedang mengangkut beberapa boks di tangannya.
Karena jaraknya tidak terlalu jauh dari tempatmu duduk, kamu dapat melihat sedikit lebih jelas wajah lelaki itu.
Tiba-tiba es krim yang kamu pegang jatuh, kamu yang tersadar dari lamunan hanya bisa menggerutu.
Kemudian memutuskan untuk pulang.
Dan aneh rasanya, ketika kamu ingin pulang rasa gugup mendadak menyelimuti hatimu.
Padahal seharusnya kamu tidak bersikap berlebihan, disaat lelaki itu saja tidak menatapmu atau tersenyum padamu sama sekali.
Intinya pada saat itu kamu baper oleh pesonanya.
Pesona tetangga barumu.
Detik berganti menit, menit berganti jam dan seperti itu seterusnya.
Hari-hari kamu lalui dengan santai di dalam rumah.
Sudah dua Minggu sejak kamu keluar terakhir kali. Dan kamu tidak berniat untuk keluar sama sekali. Banyak sekali alasan yang kamu keluarkan ketika ibumu sendiri menyuruhmu untuk keluar.
Suara bel membuyarkan konsentrasi mu yang sedang menikmati kartun Doraemon dengan secangkir susu dingin di tangan.
Tanpa niat sama sekali, kamu hanya mengabaikannya.
Pikiran kamu mungkin itu hanya tukang koran atau paling tidak ibu-ibu karang taruna yang mengajak ibumu untuk berorganisasi di rumah pak RT.
"Kak tolong bukain pintunya, ibu mau ke air dulu. " ibumu yang melihatmu hanya geleng-geleng sambil menyuruhmu untuk membuka pintu.
Kamu tidak membantah, karena takut dosa. Kamu memilih pergi, untuk membuka pintu, dan melihat siapa yang datang sepagi ini.
Pintu terbuka secara perlahan, menampakan sosok lelaki dengan pakaian santai khas boyfriend material yang penuh pesona.
Demi apa, bukankah dia lelaki yang baru saja pindah dua Minggu lalu. "Siapa?" tanya mu ragu-ragu.
"Saya Ten, tetangga baru disini. " kamu hanya ber'oh ria.
Oh jadi namanya Ten, lagi-lagi kamu membatin.
Lelaki itu tersenyum tanpa menyampaikan buat kedatangannya ke rumahmu. Namun di detik berikutnya kamu tertohok. Hampir saja kamu lupa soal lelaki yang berdiri di depanmu.
".... "
".... "
Kamu maupun Ten tidak bicara, dan hanya saling menatap. Tapi kemudian lelaki itu terkekeh, dan segera membuka bicara.
"Saya datang hanya untuk menyapa, meskipun terlambat, setidaknya saya ingin mengenal tetangga-tetangga saya. "
Dan kamu hanya mengangguk faham.
"S-saya enggak ganggu kan?"
Kamu menggeleng. "Tidak, yasudah masnya duduk aja sebentar. Saya buatkan... Oh masnya mau minum apa?"
"Ah, tidak perlu repot-repot. Sebentar lagi saya akan ke tetangga lainnya. "
Kamu lagi-lagi mengangguk.
Ketampanan lelaki itu benar-benar memaku kamu di tempat. Mulai dari senyumnya, caranya menatap, dan logat bicaranya. Semua sangat sempurna untuk lelaki bernama Ten ini.
Dan sejak saat itu, kamu mencoba untuk mengenal sosok Ten.
Kamu mulai ingin mengetahui lebih banyak tentang tetangga barumu itu.
***
Aduh tulisan ini makin gak jelas, tapi aku gak mau hapus ceritanya.
Maaf dan terimakasih.
Jangan lupa vote ceritanya, nanti aku bakal perbaiki.
See you soon🤗😣