Saburo merasa banyak hal besar terjadi belakangan ini, seseorang mengincarnya sampai memberinya harga di pasar gelap, masalah itu belum selesai ditambah kehadiran pria yang mengaku ayahnya. Dia jelas tak percaya pria mencurigakan yang tiba-tiba muncul di rumah itu ayahnya, ditambah sikap menyebalkan, siapa yang mau menerima begitu saja. Tapi...tangannya memegang bahu kirinya. Hanya Ichiro dan Jiro yang tahu tentang tanda di bahu kirinya, tidak, hanya keluarga yang tahu. Yah, dia masih tak bisa menerima kenyataan Amayado Rei, tapi kata-kata pria itu lain soal.
Dia memang merasa selalu mengandalkan Ichiro, mengagumi kakaknya, tapi apa itu juga yang tak dia sadari menjadi penghalang? Karena rasa kagumnya dia tanpa sadar menahan diri. Apa yang harus dia lakukan? Mengubah pemikiran tak semudah membalik telapak tangan. Kepalanya terasa penuh berjejal.
Notifikasi yang muncul di layar komputer bisa menjadi pengalihan fokus sementara. Tanda kode yang dia jalankan untuk menembus situs dark web yang memperjual-belikan manusia selesai di eksekusi dan berhasil. Meski sudah mempersiapkan diri, perutnya sudah terasa mual melihat tampilan halaman utama situs yang tengah dimasukinya. Dark web memang berbahaya dalam semua artian. Semakin cepat dia mendapat informasi yang dibutuhkan, semakin cepat pula dia bisa membersihkan otaknya. Dia mengetik namanya sendiri dan kolom pencarian memberikan tautan ke profilnya. Harga yang ditawarkan untuknya secara rutin dinaikkan hingga mencapai angka yang mampu mengundang kelompok kelas atas, ini akan memancing banyak bahaya baginya sebentar lagi. Lalu nama pengguna yang memasang ini, Passeridae. Tentu saja karena ini dark web tidak akan ada biodata diri di halaman pengguna, hanya kolom yang bebas diisi apa pun dan milik orang ini kosong.
Saburo mengetukkan jarinya di atas keyboard sambil berpikir cara apa yang bisa dia gunakan untuk melacak seseorang di dark web. Lama dia berpikir sampai matanya membaca kotak kecil bertuliskan 'chat' di pojok kanan dengan tanda hijau yang berarti pengguna sedang aktif. Ini akan sedikit bertaruh tapi tak ada cara lain. Dia membuka aplikasi di komputernya, memodifikasi kode yang sudah dia siapkan sebelumnya, dan menjalankannya. Di saat sama dia memulai pembicaraan dengan orang itu.
'Harga yang terlalu tinggi untuk bocah 14 tahun kan.'
Tolong jawab chatnya. Kalau dia bisa membuat pembicaraan lama dengan orang ini, ada kemungkinan dia bisa melacak jejak virtualnya. Mendapat jejak dari satu situs permukaan saja akan sangat membantu pencariannya.
'Bukan urusanmu kalau ingin uangnya.'
Bagus, dia mendapat respon. Sekarang hanya perlu memancingnya bicara lebih lama.
'Apa salahnya bertanya. Harganya jauh di atas Omega seusianya.'
Rasa bersalah menyerang Saburo saat mengetik ini. Dia seperti merendahkan Omega yang lain.
'Dia spesial.'
'Karena adik Yamada Ichiro?'
Dia juga penasaran kenapa hanya dirinya yang diberi harga. Kalau mengenai Omega, Ichiro juga. Kalau mengenai 'adik Yamada Ichiro', Jiro seharusnya bernasib sama, tapi tidak. Dia mencari nama kedua kakaknya di situs itu dan tak ada hasil keluar.
'Spesial. Hanya itu yang bisa kukatakan. Kalau ingin uangnya, bawa dia, jangan bertanya.'
Celaka. Orang ini akan offline. Sedikit lagi dia akan berhasil, hanya butuh beberapa menit.
'Kalau mendapatkannya di mana aku harus menyerahkan?'
Saburo mengetik secepat mungkin.
'Setelah ada konfirmasi baru kuberitahu. Pembicaraan ini selesai.'
Tanda hijau di akun itu hilang. Penggunanya sudah keluar dari situs. Saburo mengeluarkan suara kesal. Terlalu sebentar, berharap saja kodenya bisa menarik sesuatu yang berguna. Matanya menelusuri apa yang didapat. Hanya pecahan-pecahan data tak berguna, tapi satu menarik perhatiannya, situs Departemen Pertahanan. Ini mudah sekaligus merepotkan, situs berisi informasi sensitif akan selalu mencatat siapa saja yang masuk dan membuka apa saja ditambah tak semua nama memiliki akses ke semua data. Dari pengalaman sebelumnya, Saburo memang bisa masuk ke dalam situs Departemen Pertahanan, tapi itu pun hanya di lapis pertama. Waktu itu yang perlu dia lakukan hanya menerobos enkripsi login, bukan mencari data, dan untuk itu saja dia butuh tiga jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dies Irae
FanfictionKeseharian Saburo setelah division rap battle berakhir tak banyak berubah. Pergi ke sekolah dan membantu Ichiro, namun ada satu yang sedikit berubah, dia tak menganggap Busujima Mason Rio seburuk sebelumnya. Weeding out weak people I'm exactly that...