Bab 10

34 12 11
                                    

Sebesar apapun masalahnya, sahabat selalu punya cara untuk memperbaiki semuanya.
//

"Pan! kamu apa-apaan sih?" Abdul berbicara sembari menahan kesal.

Sekarang Revan, Abdul, Dani, dan Dirham sedang berkumpul di rumah Dani. Tanpa Rama, dia tidak mau ikut kumpul karena persoalan Zainab kemarin. Sekali lagi ditegaskan, Rama tidak cemburu. Namun ia kecewa bahwa sahabatnya dengan mudah bisa melakukan hal demikian.

"Kenapa kok Zainab?" Tanya Dani tenang.

Revan hanya termangu, namun bibirnya masih kelu untuk mengucapkan maaf.

"Kalo suka tuh dijaga Pan," Tambah Dirham.

Semuanya tidak setuju dengan perilaku Revan, kejadian dulu kembali terulang. Pada saat itu Revan berjanji untuk tidak melakukannya kembali. Tapi Revan melanggar janjinya sendiri.

Abdul menghela napasnya, lalu membuangnya kasar. Ia kesal bukan main, padahal Abdul sudah bilang kalau Zainab itu perempuan baik-baik. Tapi kenapa justru Revan memperlakukan nya seperti itu?

"Pan! Aku kan udah bilang sama kamu waktu itu, kalau kamu cuma obsesi sama kecantikan Zainab. Apa mau kejadian dulu keulang lagi Pan?"

Revan tetap bungkam, ia merasa bersalah namun tidak mau mengakui nya.

Deni yang tipikal nya tidak ingin ada keributan pun segera menghentikan ketegangan. Mengambil jalan tengah yang sekiranya bisa dilakukan, sedangkan Dirham hanya menatap lurus ke arah Revan.

"Udah, kita kan udah denger cerita dari 2 pihak nih. Sekarang gimana kalau kita minta penjelasan ke Revan nya juga? Biar sama-sama tau sudut pandang masing-masing." Lerai Dani.

Tadi pagi, Abdul datang kerumah Zainab untuk meminjam novel. Namun yang keluar rumah adalah Uma, dan katanya Zainab sedang tidak mau diganggu. Uma menceritakan semua yang Zainab katakan tadi pada Abdul.

"Tapi jangan langsung emosi Dul, kita kan gak tau alasan dia apa." Ucap Uma.

"Abdul tau Uma, dia emang suka sama Zainab. Dia sempat bilang ingin mengajak Zainab pacaran." Jelas Abdul.

"Ya sudah, mungkin dia khilaf. Maafkan saja."

Tapi Abdul belum bisa menerima nya, bukan apa-apa. Namun mereka juga khawatir pada Revan.

Dulu, waktu kelas 2 SMP. Revan pernah berpacaran dengan seorang gadis seumurannya. Mereka berpacaran sejak awal masuk SMP. Satu sekolah juga tau, karena mereka adalah pasangan yang selalu menunjukkan kepemilikan nya satu sama lain. Tidak heran, jika mereka sering menjadi bahan perbincangan orang banyak.

Waktu itu, sepulang sekolah. Revan dan pacarnya masih betah untuk tetap diam dikelas. Mereka sekelas. Revan adalah seorang anak tanpa belaian kasih sayang Ibu, orang tua Revan cerai sejak Revan berumur 8 tahun. Sejak saat itu, Revan hanya tinggal bersama ayahnya. Namun karena Ayahnya juga sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan Revan, jadilah Revan hanya tinggal berdua dirumah bersama asisten rumah tangganya.

Pacar Revan, yang diketahui bernama Renata itu juga memiliki latar belakang kehidupan yang sama. Maka dari itu, mereka merasa saling melengkapi antara satu dengan lainnya. Saling bercerita mengenai apa yang dirasa, juga menyemangati jika salah satunya ditimpa masalah.

Waktu itu, Renata sedang sangat shock karena ayahnya pulang dengan membawa wanita lain. Renata yang tidak setuju pun berani menentang wanita itu ketika disuruh untuk bersalaman. Ayah nya tidak terima, lantas refleks memukul Renata sampai menimbulkan bekas memar di lengannya. Semalaman ia tidak bisa tidur, membutuhkan seseorang untuk mencurahkan segala sakit yang ia alami. Jadi, Renata bercerita pada Revan keesokan harinya.

Ramadhan bersama ZainabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang