"Keberadaanmu lah yang membuat hidupku merasa terlengkapi dan sempurna"
***
Pagi datang seperti biasa, tidak ada yang berubah kecuali kalau dulu Nadia, sekitar jam delapan bersiap-siap untuk pergi bekerja, maka sekarang dia malah sibuk di dapur menyiapkan sarapan. Dengan celemek bermotif bunga, di depan wajan penggorengan dia membuat makanan sederhana; telur dadar dan nasi goreng. Sebelumnya, Nadia menyempatkan diri mengantar Dirga ke rumah Achmad. Dirga sudah memasuki Taman Kanak-kanak dan Achmad selalu menemaninya di sekolah.
"Sayang! Kamu lihat sepatu aku nggak?" panggil Dodit dari ruang depan.
Nadia menegok, melihat Dodit yang sibuk mencari sepatu di rak. Dodit lebih suka mengenakan sepatu yang tidak mengenakan tali, dia masih kesulitan menyimpulkan tali sepatu.
"Di rak sepatu nggak ada yah?" tanya Nadia balik. Mengambil piring untuk menuangkan nasi goreng serta telur dadar. "Kemarin aku letakin di situ."
Dodit menegakkan tubuhnya, belum apa-apa dia sudah berkeringat. Dia menggelengkan kepala. "Nggak ketemu!"
Nadia meletakkan piring berisikan nasi goreng di atas meja, dia berjalan ke rak sepatu, menggelengkan kepala lalu mengambil sepatu yang tepat berada di depan mata Dodit tapi tidak dilihatnya.
"Lalu ini apa?" Nadia memberikan sepatu itu.
Dodit nyengir. "Kayaknya perlu periksa mata lagi deh. Apa perlu aku lepas lensa kontak dan pake kacamata?" Dia menghela napas, mengenakan sepatu.
"Pakai kacamata? Itu cocok sama pekerjaan kamu sekarang!" Nadia memberikan pendapat, memperhatikan penampilan Dodit yang mengenakan kemeja biru. "Bos dari HNR Advertising!"
"Bos pengganti!" ralat Dodit. Dia berjalan ke meja makan dan mulai makan nasi goreng buatan Nadia. "Kalau aku punya kesempatan, aku pengin cari pekerjaan sendiri."
Nadia duduk di depannya. "Nggak boleh! Kerjaan kamu ekstrim semua, bikin aku jantungan, mending kamu kerja di HNR sambil kuliah!" usulnya.
"Otak aku sudah nggak bisa lagi menerima pelajaran sayang! Aku beberapa kali dimarahin Dosen," keluh Dodit. Sekarang dia sudah menjadi Mahasiswa Jurusan Administrasi. "Dia bilang! Aku butuh les privat dari dia."
"Les privat? Dosen laki atau perempuan?" Nadia langsung memicingkan mata.
"Perempuan."
"Kalau gitu jangan!" tolak Nadia. "Modus itu! dia pasti pengin dekat sama kamu. Alasan banget pake les privat segala." Nadia berprangsaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik Nadia [End]
Spiritual"Kamu membuatku hanya memiliki satu pilihan. Melepaskan kamu, itu yang bisa aku lakukan." - Nadia Humaira Nadia Humaira adalah perempuan yang terobsesi dengan penyempurnaan diri. Dia tidak mempercayai cinta walaupun umurnya sudah siap untuk menikah...