Nazhan berpakaian berbeda daripada biasanya. Setelan jas kerja yang bisanya menjadi pakaian tugasnya, kini digantikan oleh pakaian kasual yang tampak begitu cocok dengan Nazhan. Malahan, kini Nazhan terlihat begitu tampan. Puti secara pribadi lebih menyukai Nazhan mengenakan pakaian kasual santai tersebut, daripada mengenakan setelan jas.
Ya walaupun Puti juga merasa jika Nazhan juga cocok dengan setelan jas, Puti merasa jika Nazhan lebih cocok dengan pakaian kasual. Karena itulah, Puti memerintahkan Nazhan untuk mengenakan pakaian kasual saja. Tentu saja Nazhan tidak memiliki kuasa untuk menolak keinginan sang nona muda.
Hari ini, adalah hari pertama Nazhan masuk kelas. Kebetulan, kelas yang Nazhan hadiri kali ini sangat santai. Hanya ada asisten dosen yang masuk dan memberikan arahan untuk materi selanjutnya yang akan diberikan oleh dosen. Nazhan tentu saja terlihat fokus untuk mengingat materi apa saja yang memang perlu ia baca sebelum kelas berikutnya datang. Namun, sejak pagi tadi Nazhan merasa terganggu dengan teman-temannya yang berada di kursi tepat di belakangnya. Teman-temannya tersebut ternyata tengah membicarakan perihal Puti.
"Meskipun selalu bersikap dingin dengan orang sekitarnya, Puti memang sangat menarik," ucap salah satu di antara mereka dengan nada antusias yang sama sekali tidak disembunyikan. Seolah-olah, apa yang ia bicarakan memang sangat menarik.
"Ya, jika kita tepikan perihal kabar kelahirannya yang ternyata tidak diharapkan, serta dirinya yang anti sosial, Puti memang benar-benar sangat menarik. Wajahnya juga sangat cantik. Terkadang, aku merasa jika keterdiamannya itu sangat menggemaskan. Aku ingin suatu saat ini mengajaknya jalan bersama di akhir pekan," sahut suara lain menyetujui apa yang dikatakan oleh orang pertama tadi.
"Jangan gila. Ayahnya tidak mungkin mengizinkannya. Jangan lupakan juga Alfa dan Tengku. Keduanya sudah menjadi tameng terdepan yang akan kamu hadapi sebelum bisa mengajak jalan Puti itu."
"Lagi pula, aku rasa si Puti juga tidak mau menerima ajakanmu itu."
"Hei, memangnya kenapa? Aku tampan dan tak kalah kaya dengannya. Aku akan menjadi pasangan serasi saat jalan bersama dengannya," ucap salah satu suara dengan nada tidak terima yang menunjukkan seakan-akan ia bisa memukul siapa pun saat ini.
"Duh, ngaca! Puti itu jenius, mana mau dia jalan dengan orang bodoh sepertimu."
"Sialan kau! Tapi aku yakin jika dia pasti akan bisa aku dapatkan."
"Ya, bermimpilah!"
"Mau taruhan? Aku yakin jika aku bisa jalan bersama Puti di akhir bulan. Jika aku berhasil, kalian harus membayar tagihan club malam mingguan kita. Bagaimana?"
"Setuju!"
Nazhan mengernyitkan keningnya dalam-dalam. Tentu saja Nazhan tidak senang saat para pemuda yang jelas jauh lebih muda darinya tersebut menjadikan nona mudanya menjadi bahan taruhan. Namun, Nazhan tidak bisa melakukan hal apa pun. Sebelumnya, Puti sudah lebih dulu mengatakan pada Nazhan jika dirinya tidak boleh menunjukkan jika dirinya adalah seorang bodyguard. Intinya, Nazhan harus bersikap selayaknya mahasiswa normal. Namun, Puti sepertinya tidak tahu bagaimana tersiksanya Nazhan saat ini.
Nazhan sudah berusia dua puluh tujuh tahun. Ia sudah terlalu tua untuk bergabung dengan para pemuda yang berusia dua puluh awal seperti mereka. Meskipun wajah Nazhan sama sekali tidak terlihat tua, malah terlihat jauh lebih muda dari usia sebenarnya, yang tentunya membuat Nazhan lebih mudah untuk bergaul dengan mereka yang tentu tidak mengetahui usianya. Namun, Nazhan sama sekali tidak bisa dengan mudah bergaul dengan santainya seperti yang dipinta oleh Nazhan dan disarankan oleh rekan-rekannya bodyguard di kediaman Risaldi.
Kelas dibubarkan, saat itulah Nazhan membereskan semua barangnya dan beranjak meninggalkan kelas. Nazhan tampaknya tidak menyadari jika beberapa mahasiswi teman sekelasnya yang berniat untuk mendekati dirinya dan berkenalan secara pribadi dengannya yang tak lain adalah seorang mahasiswa baru. Nazhan melangkah begitu saja, dan tidak mempedulikan beberapa mahasiswi yang mengikutinya saat ini. Nazhan masih melangkah dengan langkah-langkah lebarnya menuju ruang kelas di mana Puti tengah berada. Tiba di sana, rupanya kelas Puti juga selesai tepat waktu. Nazhan berdiri di ambang pintu dan tentu saja membuat Puti yang tengah membereskan barang-barangnya segera bergegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY Mr. Bodyguard
Romance[Karena mengandung unsur DEWASA maka SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Biar nyaman bacanya😋 Ini sequel dari the Murderer Prince ya. Yang sayang babang Ahmar, monggo merapat] Selama hidup Puti, ia tidak pernah menemukan sesuatu ya...