Daegu, 1 Jan 20
01.47 amplak!
"Awh, ini sakit Lalisa~" lelaki bernama Younghoon itu merintih sakit akan kepalanya yang baru saja dipukul oleh Lalisa.
Lalisa segera berdiri, membuat Younghoon mundur satu langkah disana.
"Ya! Younghoon... hiks." gadis itu hampir menangis, bertemu dengan teman terbaiknya sejak kecil.
Younghoon tertawa kecil melihat teman kecilnya itu menangis pelan, "Ayolah, sini~ beri aku pelukan seperti dulu~" ucapnya sembari melebarkan kedua lengannya.
plak!
"Ya! Sakit!"
"Kau cabul!"
Younghoon tertawa kecil lagi, melihat teman kecilnya itu mulai menangis kembali.
Dengan seketika, Lalisa memeluk Younghoon dengan cepat, melepas rasa rindu yang terpendam selama ini.
"Hoho, ternyata kau duluan yang memelukku~"
"Diamlah!"
Dan kini, Lalisa bersama Younghoon duduk di bangku yang terdapat di dekat kedai kopi milik bibi Younghoon.
"Bagaimana kabar bibi?" tanya Lalisa memulai percakapan.
Younghoon menyesap kopinya yang ia buat sendiri tadi, "Baik. Kalau mama gimana?" tanya lelaki itu balik. Younghoon memanggil mama Lalisa dengan sebutan mama karena mama Lalisa sendirilah yang memintanya untuk dipanggil mama oleh Younghoon.
"Hm... baik."
Suasana diantara dua teman yang bertemu kembali sejak terpisah lama itu kembali hening, tidak ada yang ingin mereka ucapkan selain meminum pelan kopi mereka masing-masing.
Lalisa mengusap bibir cangkir kopinya, gugup setelah sekian lama. "Hm... bagaimana kau bisa kesini lagi?" tanya Lalisa.
Ia sungguh penasaran mengapa Younghoon yang jelas-jelas dipaksa oleh kedua orang tuanya untuk berkuliah di luar negeri bisa kembali ke Daegu tanpa amukan dari keluarganya., karena kedua orang tua Younghoon itu keras dan tegas, Lalisa tahu itu.
Younghoon menyesap kopinya pelan, "Ya, gitu... aku hanya rindu seseorang." balasnya pelan.
Lalisa membulatkan matanya, menatap Younghoon lebih lekat. "Kau sudah memiliki kekasih?" tanya Lisa heboh.
Younghoon tertawa, "Tentu saja tidak."
Lisa mengubah arah kepalanya menjadi miring, menatap Younghoon dengan pandangan bingung. "Lalu?" tanyanya lagi. Lisa sungguh penasaran, dia harus tahu Younghoon si teman baiknya dari kecil ini menyukai seseorang atau tidak.
"Aku... hanya rindu seseorang Lalisa." jawabnya pelan.
Lalisa mengangguk, "Kau tidak rindu padaku?" tanya gadis itu polos.
Younghoon menoleh, menatap kedua manik bambi yang bersinar itu. "Tentu saja,"
Younghoon membelai kepala Lalisa lembut, tersenyum manis pada gadis itu.
"Karena kau adalah orang yang sangat kurindukan setiap saat, Park Lalisa."
[Coffe-Latte END]
uwaw, gemoinyaa ^3^
01.05.20