"Anak-anak, saya harap kali ini kalian benar-benar fokus pada ujian yang akan kalian hadapi 91 hari lagi. Kalian sudah kelas 12, harusnya sudah tau akan melanjutkan kemana. Bapak berharap kalian semua kuliah, jangan khawatir karena lulusan MHS selalu diterima di universitas manapun di Indonesia dan beberapa universitas di luar negeri. Mungkin itu saja kalimat penutup pelajaran BK hari ini, sekian selamat pagi menjelang siang dan silahkan istirahat " cecer Pak Toni selaku guru BK. Pak Toni ini yang Rinai dkk panggil pak Kumis waktu itu.
"Siang Pak! " balas para murid.
"Eh Lan, dia kan guru yang waktu itu ya? Pak kumis itu loh" bisik Rinai pada Milan.
"Ho'oh Ay, dia pak kumis. Ternyata guru BK" balas Milan.
Rinai menyeringai, Milan yang paham pun ikut tersenyum penuh arti.
"Mainan baru!! " pekik keduanya bersamaan membuat sebagian siswa yang masih dikelas menoleh ke arah mereka.
"Woi kalian paan dah bisik-bisik tetangga kita nggak dikasih tempe! " ujar Sevon yang tak terima karena duduknya paling ujung.
"Berisik lu kutil babi! " cibir Milan.
"Ay paan sih? " Valdo mendekat. Begitupun Geo. Alhasil Sevon ikut mendekat.
"Itu Pak–"
"Gimana kalo di base aja? Gue takut ada penguping disini" sela Valdo sebelum Rinai menjelaskan.
Yurika yang masih disamping Rinai merasa tersindir, namun ia berusaha tenang.
"Yaudah yok, gue kangen Mumu gue" ujar Rinai. Mumu adalah gitar kesayangannya disekolah. Gitar itu dulu berada di SMA yang sebelumnya, Rinai yang meminta Pak Arif-supirnya untuk mengambilnya dan dipindahkan di SMA ini, tepatnya di ruang musik. Ia simpan disuatu tempat yang tidak bisa orang lain jangkau.
Mereka berlima bangkit menuju ruang musik.
Sesampainya disana, Rinai langsung mengambil gitarnya dan keempat sobatnya melingkarinya.
"Jadi ada apaan? " ucap Geo membuka suara.
Rinai mengatur senarnya, "Pak Toni guru BK, pak kumis waktu itu kan? " balas Rinai.
"Iya, nggak lihat tuh tadi pas ngomong kumisnya naik turun" sahut Valdo. Semua tertawa mendengarnya.
"Gue paham maksud Ay, " ujar Sevon.
"Dimulai dari mana nih? " ucap Geo yang nampaknya sudah tidak sabar.
"Konser dadakan! "
***
"Sat, Rinai kok nggak kelihatan ya? " ujar Arka yang masih sibuk memandangi pintu masuk kantin.
"Yaelah dari tadi nungguin dia rupanya, mana gue tau ogep! " balas Satria melempar secuil kerupun ke wajah Arka.
"Ck, gue udah kenyang. Mau cari dia dulu" Arka bangkit meninggalkan Satria.
"Woii bucin lo Ar!" teriak Satria sebelum akhirnya Arka hilang dari padangannya.
Sesampainya Arka dikelas Rinai, ia tak mendapati Rinai disana. "Ke, Rinai kemana? " tanya Arka.
Yurike yang sibuk menulis, melirik sinis. "Mana gue tau! "
"Yee sanss kali, pms lo? "
"Au! "
Arka tak ambil pusing, ia memilih menelusuri lorong-loring koridor. Berharap menemukan Rinai. Tapi malah bertemu Angel.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINAI
Teen FictionSeorang gadis cantik ber-hobi main gitar juga urakan dengan gelar badgirl yang menjadi pewaris tunggal keluarga 'Mandie' yang notabenya tergolong keuarga dengan kekayaan yang terpandang didunia bermetamorfosis menjadi seorang gadis matre hanya karen...