Prolog

2.3K 98 3
                                    

Dia berlutut di sini, setengah jam lamanya tanpa mempedulikan orang-orang di sekitarnya. Tidak ada yang berhasil membujuk lelaki itu, bahkan seorang gadis yang bernotabene menjadi kekasihnya sendiri pun tak mampu.

"Sayang, ayo pulang." Suara lembut tersebut menggetarkan mebran timfani di telinganya. Namun, sekali lagi, hasilnya sia-sia. Dia tetap setia pada posisinya, berlutut tak bicara dengan tatapan kosong.

Hingga sebuah tangan melingkar manis merangkulnya dari belakang, dia menepis cepat.

"Semua tahu ini berat buat kamu, tapi kamu gak boleh terus-terusan gini." Gadis itu masih berusaha meluluhkan benteng pertahan lelaki itu.

Seorang wanita pun menambahi, "Iya, kamu harus terima ini."

Atensi lelaki itu sepenuhnya tertoleh pada wanita yang tadi bicara, tidak habis pikir akan mendapat ucapan sedemikian rupanya. Netra yang semula kosong, kini menjadi alat untuk membunuh.

"Anda diam atau saya akan membenci anda selamanya!"

Baylor [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang