14. Masih Peduli

2.7K 240 8
                                    

🔹🔸🔹Pauvre Enfant

.

.

Setelah kejadian Jin muntah di bajunya tadi siang, tak ada niatan sedikit pun untuk menjenguk si kecil lagi, padahal ia tak tahu saja kalau si kecil sekarang sedang sangat rewel sedari tadi.

Hari sudah malam dan hujan deras pula, tapi si bungsu masih betah dengan sakitnya. Sedari tadi ia terus saja mengigaukan ibunya dan demamnya pun kini hampir mencapai 40 derajat. Dan itu tak pelak membuat kakak-kakaknya dan sang ayah khawatir. Jin kan punya kekebalan tubuh yang lemah dan rentan jika sakit.

" Ayah.. Bagaimana ini.. Uri saengie kenapa makin parah??" tanya Taehyung khawatir.

Yang ditanya pun hanya diam dan terus menempelkan tangannya di dahi sang putra, jujur ia sangat khawatir dengan keadaan putranya. Baru kali ini ia menghadapi hal macam begini, biasanya kan jika salah satu anaknya selain Jin sakit, Nana akan selalu mengurusnya dengan telaten. Bahkan tangannya lebih ajaib dari dokter jika menyangkut anak-anaknya.

Benar. Nana. Jawabannya hanya Nana. Jin sangat membutuhkan Nana. Dan kelihatannya memang tak ada pilihan lain.

Tanpa banyak bicara Ji Goon keluar dari kamar putra bungsunya dan kembali ke kamarnya dan istrinya. Ji Goon melihat Nana yang sedang termenung di tepian tempat tidur mereka. Entah memikirkan apa, yang jelas ia tampak agak.. Er- sedih.

Ji Goon menghampiri Nana dan berjongkok tepat di depannya. Ia menggenggam tangan sang istri dan menatapnya lekat.

" Sayang.. Aku datang kesini untuk memohon padamu.." ucap Ji Goon. Nana tampak terkejut dengan ucapan Ji Goon. Ada apa hingga ia kini berlutut dan memohon padanya.

" Ada apa sayang.. Kenapa kau memohon padaku..?" tanya Nana.

" Anak kita.. Jin sakit sayang.. Aku mohon... Bantu aku merawatnya.. Dia butuh kau.." mohon Ji Goon. Nana hanya diam tak menjawab.

".. Sebagai gantinya aku janji akan memberikanmu izin ke Swiss.. Dan aku juga akan membaiayai semua kebutuhanmu selama seminggu disana.. Asal mau mau merawat anak kita sayang.." ucap Ji Goon. Mendengar kesepakatan itu sebenarnya ia sudah tak terlalu peduli, namun yang ia pedulikan sekarang adalah keadaan anak bungsunya. Apa separah ini hingga Ji Goon memohon-mohon padanya?

" Kalau kau memaksa.. Deal. Aku terima tawaranmu.." ucap Nana sambil bangkit dan pergi menuju kamar si kecil.

.

.

Nana memasuki kamar Jin dan langsung mengambil posisi di samping anak itu. Dilihatnya anak itu tampak menggigil kedinginan namun suhu badanya benar-benar panas.

" Kalian harus tahu.. Jika anak kecil demam tinggi kalian jangan selimuti dia... Nanti akan kejang. Lalu kompres dengan baik. Dan rajin ganti kompresan." jelas Nana. Ke tujuh orang pemuda yang memperhatikannya plus Ji Goon hanya mengangguk dan mengiyakan yang dikatakan oleh Nana.

Dengan telaten Nana mengompres kening anak bungsunya. Ia juga sering menggosok-gosokkan tangannya ke tangan anak itu.

Tanpa Nana sadari yang lain hanya menatap Nana dengan senyuman. Mereka cukup senang melihat Nana yang perhatian seperti ini.

Yang ditatap akhirnya menyadari bahwa dirinya sedang di perhatikan.

" Kenapa kalian melihatku seperti itu.?" tanya Nana. Mereka hanya menggelengkan kepala mereka.

Nana menghembuskan nafasnya dan mengambil Jin kedalam pelukannya.

" Kalian pergi saja. Kookie dan Laun kan harus sekolah. Istirahat saja. Jin biar mommy yang urus." ucap Nana. Mereka hanya mengangguk dan melaksanakan titah sang ibu.

" Sayang.. Kau disini temani aku dan Jin." Nana menghentikan Ji Goon yang hendak keluar.

Ji Goon langsung duduk di ranjang dan mendampingi Nana yang sedang menenangkan Jin yang terisak.

" Seandainya kau mau membuka hatimu untuk putra kita." ucap Ji Goon. Nana menatap Ji Goon tak suka.

" Jangan banyak bicara jika kau tak mau aku tinggalkan anak ini sekarang." ucap Nana.

Ji Goon langsung diam mendengar ancaman dari Nana.

Lama kelamaan Jin pun tertidur dalam dekapan Nana, dan dengan telaten Nana membaringkan Jin di kasur dan meyelimutinya dengan lembut. Tak lupa ia juga ikut berbaring bersama Jin di kasurnya. Ia akan menginap di kamar ini hari ini.

" Sayang.. Kau tidur disini bersamaku dan anak ini yaa.. Aku takut dia drop lagi nanti malam." pinta Nana.

Ji Goon pun mengangguk. Dalam hati ia merasa sangat senang dengan perhatian yang Nana berikan pada putra bungsu mereka. Dan ia pun berharap suatu saat moment ini benar-bebar akan terjadi. Tanpa paksaan tentunya.

🔹🔸🔹Lanjut or Udahan??

😄😄 waah nggak nyangka Book ini bakal panjang banget... Author makasih banget ama Readersdeul semua.. Hehehe... Thank's yaa😄😄😄

Pauvre Enfant { Complete }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang