Perfect Love 49

1.4K 63 44
                                    

Dengan keaadaan yang kacau Angga berlari menuju kamar bersalin yang di maksud suster tadi. Melihat satu persatu ruangan yang ada disana, secepat mungkin ia melangkahkan kakinya, Angga benar-benar takut tak bisa menemani Zara berjuang untuk anaknya lagi.

Sampai di ruangan bersalin 1, dari jarak jauh Angga sudah melihat mama papanya dan kedua mertuanya. Terlihat mamam dan mama terduduk lemas sembari menangis.

"Zara" . Ucap Angga pelan lalu menghampiri keluarganya.

"Mama, mamam. Zara".

"Anggaa anak mama". Mama Yuli menghamburkan pelukannya ke Angga.

"Mama Zara mana ma?. Mam".

"Istri kamu lagi ditanganin dokter ngga, dia kekeh gak mau melahirkan sebelum kamu datang".

"Lo..kok a ada di sin si ni ngga?". Tanya Kyla syok melihat Angga berdiri sehat disini.

"Nanti gue jelasin. Gue mau ke Zara".

"Tunggu nak, tunggu dokter ya".

Kecewa kini yang di rasakan Angga, kenapa dia tidak menuruti saja kemauan Zara untuk tak pergi. Sambil meremas rambutnya Angga menggerutuki kebodohannya.

"Maaf pak bu, ibu Zara pinggsan. Mungkin karena terlalu lelah dan ada sesuatu yang dia pikirkan". Dokter membuka pintu dan berucap kepada seluruh keluarga disana.

"ZARA".

Tanpa menghiraukan siapa pun Angga masuk menyingkirkan dokter.

"Sayang Zara, bangun sayang ini aku". Dengan gemetar Angga mengambil tangan Zara dan menempelkan di pipinya.

"Sayangg, bangun sayang aku mohon".

"Aku mohon buka matamu Zara, anak kita ingin bersama kita". Tangis Angga tak terbendung lagi tanpa izin air matanya meleleh.

"Ang..ga". Mata Zara terbuka perlahan walaupun berat rasanya.

"Sayang iya ini aku. Kita berjuang bersama ya untuk anak kita Hem". Ucap Angga menghapus air matanya dan tersenyum ke Zara.

Senyum terukir diwajah pucat Zara, ia menggenggam tangan Angga erat, ia tak ingin suaminya itu pergi darinya lagi.

"Sayangg. Sayang kamu kuat ya demi anak kita". Ucap Angga.

Muka Angga memerah, air matanya dengan deras mengalir. Bibir bergetar, kotor penuh keringat dan pucat tak di pedulikannya. Ia tetap menemani Zara untuk melahirkan buah hatinya.

"Ang angga aku akan berjuang untuk anak kita". Tangan Zara terulur menggapai wajah Angga.

"Bisa tinggalkan ruangan ini? Ibu Zara akan segera melakukan proses bersalinnya". Jelas dokter.

"Ayo mam, tante kita tunggu diluar biar Angga yang menemani Zara". Ajak Kyla pada mamamnya yang masih memegang tangan Zara.

"Siap ya ibu Zara. Kita mulai proses persalinan nya".

"Buka kakinya lebih lebar Bu ya, kepala anaknya sudah terlihat, ternyata dia menunggu ayahnya datang".

Angga terseyum mendengar penjelasan dokter. Angga membisikkan doa di telinga Zara agar sedikit lebih tenang.

"Ayo Bu".

"Eekkkh huh huh eekkk".

"Ayo terus Bu".

"Ayo sayang kamu pasti bisa".

"Angga aku gak kuat". Lirih Zara yang sudah meremas pinggiran ranjang dengan kuat.

"Gak sayang kamu pasti bisa, aku yakin itu ayo, anak kita ingin melihat dunia". Jelas Angga dengan tangisnya lalu mencium lama kening Zara.

"Eekkkh ekkkh huh huh eeekkk ahhh".

PERFECT LOVE[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang