Chapter 43 ( She is also a woman )

741 34 0
                                    

Aku duduk di samping Lira yang masih di bantu dengan alat pernafasan. Ku pegangi tangannya dan berharap mendapatkan respond genggaman atau setidaknya sedikit gerakan tangan yang ia berikan.

Quinziiy datang tidak lama kemudian. "Pagi sayang." Ucapnya sambil mencium pipiku dengan lembut.

"Bagaimana kabar Keyra dan Orlando sayang?" Tanyaku padanya sambil tersenyum.

"Mereka baik baik saja Dave, kadang Keyra mengigaukan namu saat dia tidur." Sambil menaru sebuket bunga cantik itu ke dalam vas.

Tok.. tok..

"Apa aku bisa menjenguk keponakanku tersayang?" Fabion datang sambil membawakan sebuket bunga yang besar juga untuk datang menjenguk Lira.

Kita berbincang cukup lama, membicarakan apa yang sudah terjadi barusan, insiden gila ini dan kabar dari Stella. Fabion menceritakan tentang kabar Stella setelah sampai di rumah bersama Lucia. "Yah kau taukan mama Quinziiy? Dia sangat sangat sangat suka menyiksa orang. Untung kau dan aku tidak sampai merasakan ganasnya siksaan nya." Ucap Fabion sambil menggelengkan kepalanya.

Aku sesekali melihat kearah Lira untuk memastikan keadaannya.
"Tapi jujur menurutku Lira sangat kuat." Ucapku sambil tersenyum.

Quinziiy ikut tersenyum dan ikut melihat kearah Lira. "Dave!" Matanya membesar.

Mata Lira perlahan lahan terbuka, tangannya bergerak. Aku dan Quinziiy langsung saja berdiri dan beranjak melangkah kearahnya. "Aku akan panggilkan dokter." Ucap Fabion.

Quinziiy memegang tangan Lira dan mulai meneteskan air mata. "Sayang, ini mami." Ucapnya sambil menaru tanggan Lira di pipinya.

Lira berkedip dengan perlahan dan tersenyum melihat aku dan Quinziiy yang berada di sampingnya.
"Ma-mi, pa-pi?" Suaranya yang terdengar sangat lemah.


-*-*-*-*-

"Ahhhhh!!" Teriakan itu memenuhi seisi ruangan.

Dia tidak pernah berhenti berteriak saat menjalani masa hukumannya. "Aku mohon, bunuh saja aku sekarang!" Ucapnya sambil menangis.

Yaa, itu adalah Stella yang tengah di pakai oleh bodyguard Lucia secara bergantian. Mereka menggilir Stella lalu kemudian menyiksanya seperti yang Lucia katakan.

"Ah akhirnya dapat wanita montok yang bisa di pakai secara gratis." Ucap salah satu bodyguard yang tengah berdiri.

"Apa kamu puas?" Ucap Stella yang tengah mengatur nafasnya.

"Kita akan melanjutkan permainan ini sayang, ini waktunya untuk sarapan jadi tunggulah sebentar lalu aku akan menikmatimu lagi haha." Ucap bodyguard itu lagi sambil memasang bajunya.

"Omg, liatlah ruangan ini." Ucap Lucia saat hendak ingin melihat tahanannya.

Dia menuruni tangga dan memasang ekspresi kasihan pada Stella. "Hmm tampaknya kalian habis bersenang senang, kalau kalian tau melepaskan pakaiannya kalian juga harus bisa memasangkan nya kembali dong." Ucap Lucia sambil tersenyum sinis.

Para bodyguard Lucia tertawa kacil mendengar perkataan nyonya mereka. "Maaf karena kami terlalu lama berada di sini nyonya." Ucap salah satu bodyguard berbadan kekar itu.

"Ohh tentu saja tidak masalah, kalian harus banyak bersenang senang dan istirahat kan?" Ucap Lucia sambil menarik rambut Stella. "Dan pelacur ini cocok untuk di pakai bersenang senang."

A Beautiful Revenge For QuinziiyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang