TK

28 2 0
                                    

8 September 2025

Aku akan memperkenalkan diri sekali lagi..

“(berdiri) Namaku Saraba Tori” berteriak keras.
Seketika anak-anak di kelas melihatiku…
“Hahahahah” tertawa kencang.
“hahahah apa-apan nama aneh itu hahahah” tawaan lain.
“kau ini terlihat lucu dengan nama itu heheheh” ejekan lain.
“tidak apa-apakah kau menggunakan nama aneh itu.” Lagi.
“oi-oi saraba nama apaan itu seperti nama wanita, dan tori hahah seperti ikan teri saja heheh.” Lagiiii.
“oh iya bagaimana kalau aku memanggilmu teri, iya benar ikan teri.” Lagiiiiiiii…
“wah kelihatannya sangat mudah di ingat itu ok namamu sekarang teri.” LAGIIIIII…

Seluruh kelas menertawaiku, pada saat itu aku tak begitu paham apa yang mereka obrolkan tentangku, aku tidak mendengar semua yang dibicarakan oleh teman-temanku pada saat itu, yang ku tahu mereka yang pasti sedang mengejekku dan mengolok-oloku dan ada seseorang yang membuat nama untuku dengan sebutan Teri. Pada saat itu pula namaku menjadi teri pada saat TK, semua orang memanggilku dengan nama ikan busuk itu. Namun kehidupanku pada masa TK masih seperti biasa.. yah sejauh ini cerita ini masih seperti cerita yang biasa, kehidupan pada masa TK yang biasa, dan bla bla bla… namun ini lah bagian menariknya..

Pada suatu hari, di saat jam pulang sekolah, hujan turun sangat deras, hingga aku harus menunggu sampai reda, anak-anak lain telah pulang dengan jemputan orang tua  masing-masing. Yang tersisa hanya aku saja, sempat diajak tawaran pulang bareng oleh guruku, namun aku menolaknya. Bukan karena merasa merepotkan, tapi ia juga memanggilku dengan sebutan teri, panggilan seperti itu bukanlah hal yang pantas keluar dari mulut seorang guru. Meski masih TK aku memiliki kelebihan yang mungkin tak masuk akal untuk dikatakan, namun itu dapat kujelaskan nanti.

Setelah menunggu beberapa jam hujan tak kunjung reda, dan malahan semakin lebat hingga petir menyambar sangat banyak dan gemuruh langit pun berteriak sangat keras sehingga menyebabkan getaran seperti gempa bumi, namun anehnya tidak ada angin kencang seperti badai.
“Situasi ini bukanlah yang ku inginkan, huhh ya sudahlah aku menunggu di dalam.” Berbicara dengan diri sendiri.
Aku masuk kedalam kelas, sambil menunggu hujan reda, membaca komik jepang membuatku semakin nyaman untuk tetap berada di kelas, aku membuka jendela kelas, air hujan tak dapat masuk kedalam ruang kelas, karena kelasku berada di area dalam, angin sepoi-sepoi yang membuatku merasa sangat nyaman dengan keadaan seperti ini… beberapa saat kemudian ada seseorang masuk kedalam kelas, ia adalah seorang gadis dari kelasku atau sekelas denganku, aku tak  mengenali semua nama teman-teman sekelasku, hanya beberapa saja yang kukenal, ia basah kuyup dan sepertinya sedang menangis. Aku terkejut akan penampilan gadis itu, tiba-tiba gadis itu menuju ke arahku.

“ketemu kau” gadis itu.
“hhh…. hahh? Apa maksudmu.” Aku merasa ketakutan.
“ini semua gara-gara kau, jika tidak aku tidak akan sampai seperti ini, dasar bodoh.” Marah-marah.
“aku tidak mengerti apa yang kau katakan, tolong jangan marah-marah seperti itu.” Aku mulai merasa merinding ketakutan yang lebih.

Lalu seseorang pria berpakain rapi terlihat seperti pelayan tiba-tiba masuk kedalam kelas.

“kau ini… tidak bisa di maafkan…” menjambakku, dan berteriak menjerit dalam keadaan marah-marah dan menangis.
“Aww Aww sakitt” aku merasakan sakit sekali, namun bukan karena jambakan ini, namun hatiku terasa sangat sakit sehingga aku pun ikutan menangis tanpa alasan.
“KAUUU… KAUUUU.. LEBI.. mmmmm… mmmm” mulutnya tertutup oleh tangan seseorang.
“Nona, kau harus tenang, sekarang bukan waktunya untuk marah-marah, kondisi sedang gawat jangan sampai memperburuk keadan, saya mohon segera lakukan tugas sebagai orang yang satu-satunya bisa melakukan itu, dan demi keluarga nona sendiri.” Menutup mulut gadis itu, dan memegang mundur agar terbelai dari pertengkaran itu.
“Untuk sebelumnya maafkan perlakuannya, ada sesuatu yang harus disampaikan dari mulut nona kepada kau tori.”

Kehidupan yang membosankanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang