17. Mantan Geo🐥

43K 3.4K 55
                                    

[Tau kan caranya nyenengin hati penulis❤]
•••
Happy reading😍

***

Gak terasa, udah dua minggu gue bertugas disini, selama itu juga, info tentang Geo udah gue ketahui dan kumpulin sebanyak mungkin. Cuma  ya ... masih yang dasar-dasar aja, kayak kisah masa kecilnya dan keluarganya doang. Kalau yang tahap hot, belum dia ceritain karena lagi sibuk sama tugas dan laporannya.

Sebagai istri yang baik, gue gak mau dong ganguin dia. Ya biarin aja, toh masih ada waktu seminggu untuk habisin waktu bersama Geo, karena memang diminggu kedua ini para korban mulai kembali pulih, dan yang di tempatkan di puskesmas pun berangsur-angsur mulai pulang bertemu keluarganya lagi.

"Na, sajadahnya lo sikat sampai bersih, jangan nyisain noda sedikit pun!" Jia teriakin gue di sebrang sana.


Oke, saat ini gue sama anak KKN dan para warga sedang melakukan pembersihan, mulai dari kumpulin barang-barang yang masih bisa di pakai setelah tertimbun longsor. Nah contohnya ini, karpet masjid dan sajadah yang masih utuh, sekiranya bisa di gunain lagi, lah.

"Iya, lo juga noh! Awas kebawa arus." Gue balas berteriak. Jarak gue sama dia lumayan jauh, mana ke campur sama suara desiran air sungai yang gak bisa disaingi.

Kita semua lanjut bersihin karpet dan sajadah, sampai akhirnya selesai di jam sebelas siang. Warga udah naik duluan bawa karpetnya, menyisakan anak KKN yang masih asik main air. Termasuk gue.

"Jia, woy anjir! Jangan nyipratin ke gue aelah." Mata gue auto kedip-kedip saat Jia nyipratin banyak air ke wajah.

"Main air, Na. Mumpung masih disini! Gila, airnya jernih banget," pekik Jia antusias.

"Yaudah lo aja! Gue gak mau, muka gue nanti kotor. Udah sana, gabung sama yang lain tuh. Ikutan main airnya kesana, jangan sama gue." Tangan gue menunjuk sekumpulan anak KKN yang lagi bikin kereta-keretaan di tengah sungai.

Heran njir, padahal udah gede, tapi liat air gini aja langsung heboh kayak anak kecil. Apa mereka gak pernah main air di sungai? Secara kan mereka anak kota, beda sama gue yang anak desa.

"Yaudah, gue kesana dulu. Kalau lo mau ke posko, jangan lupa liatin pasien yang baru sembuh tadi pagi." Jia kasih amanat sebelum dia gabung ke yang lain.

Gue kedikkin bahu, jalan dikit dan beranjak naik dari air sungai. Gue menudukkan bokong di atas semak-semak, pakai sepatu sambil mengedarkan mata cari keberadaan dia.

Siapa? Ya siapa lagi atuh, laki gue yang gue cariin.

"Cari gue ya?!"

"Ih!" Gue mengedik kaget karena bahu udah jadi korban tepukan keras.

"Jalan-jalan yuk? Lo gak ada pasien, kan?" Geo berjongkok di samping gue tanpa izin terlebih dulu, memandang gue dengan senyum tipisnya.

Oh iya, dia itu emang lebih sering mengeluarkan senyum tipis akhir-akhir ini. Entah karena caper atau mau bikin gue baper, tapi saat dia senyum gitu, gue selalu merasa kalau jantung gue maratonan.

"Hm, gak ada. Tapi gak tahu tuh, ada yang sakit lagi atau enggak." balas gue rada gugup. Muka juga gak bertatapan langsung sama dia.

#1 Suami Dadakan! [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang