Sore itu, Taehyung memberi pesan pada Lalisa untuk mengajaknya bertemu.
Sebenarnya, dari lubuk hati yang paling dalam, Lalisa sungguh amat sangat tidak ingin bertemu dengan lelaki jahat itu.
Taehyung itu adalah pacar Lalisa, tapi... mereka berdua sudah berpisah dua bulan yang lalu, setelahnya Taehyung menghilang, dan menjadi seorang mantan kekasih Lalisa.
Tapi sekarang apa? Dia menghubungi Lalisa dan menyuruhnya untuk bertemu malam nanti.
Ugh— padahal tugasnya sangat banyak sekali sekarang. Menjadi mahasiswi psikologi bukanlah hal yang mudah, begitu banyak materi yang harus dipelajari dan diingat.
Tapi si Taehyung gila itu mengajaknya untuk bertemu? Sungguh neraka sekali untuknya.
Lalisa berjalan menuju cafe yang akan ia kunjungi, karena Taehyung mengajaknya untuk bertemu di cafe itu.
Gadis itu melihat layar ponselnya, menampilkan jam delapan lewat lima.
Lalisa menghela napasnya pelan, "Cafe-nya dimana sih?" tanyanya pada diri sendiri.
ting!
Sebuah pesan masuk tertera di notifikasi ponsel Lalisa.
Ia mendengus kesal, setelah menerima pesan dari Taehyung yang berpesan bahwa lelaki itu akan menunggunya di taman kota.
"Untung saja taman kota dekat dari sini." gumamnya.
Lalisa menempuh perjalanannya menuju taman kota sekitar tujuh menit dengan berjalan kaki.
Ketika ia sampai, ia duduk di salah satu bangku. Sekarang saatnya ia menunggu Taehyung, karena Lalisa tidak melihatnya sama sekali di taman kota. Ia tidak lupa memberi pesan pada lelaki itu bahwa dia sudah sampai, dan menunggunya di salah satu bangku.
Sembari menunggu, Lalisa bermain ponselnya beberapa menit.
"Hei."
Lalisa mendongak, menatap pada wajah lelaki yang ia tunggu sedari tadi—Taehyung.
Gadis itu berdecak, "Kenapa lama sekali? Ini urusanku atau urusanmu sih?" tanyanya kesal.
Taehyung tersenyum, "Nih." lalu menyodorkan sebuah kopi pada Lalisa.
Lalisa mengambilnya, "Kopi apa?" tanyanya.
Taehyung duduk disebelah gadis itu, "Macchiato." jawabnya.
Lalisa memiringkan wajahnya, "Latte or espresso?" tanyanya lagi.
Lelaki itu terdiam sebentar, lalu menyesap kopinya perlahan. "Your favorite."
"Wah, latte!" Begitu bahagianya seorang Lalisa ketika mendapatkan minuman kopi kesukaannya.
Lalisa menyesap kopinya, "Lalu, apa yang ingin kau bicarakan?" tanyanya tanpa basa-basi.
Taehyung membenarkan duduknya, menyesap kembali kopinya. Dia terdiam sebentar, seperti memikirkan sesuatu.
"Kau... eum... ayo balikan."
Ucapan Taehyung membuat Lalisa tersedak oleh kopinya sendiri, ia mengambil tisunya dari dalam tas kecilnya, lalu membersihkan sekitar bibirnya.
Taehyung tertawa kecil, "Kau lucu." lalu ia membelai kepala gadis itu.
Oh sial! Kenapa harus seperti ini! Lalisa sungguh ingin move on dari lelaki jahat yang duduk disebelahnya ini.
Lalisa berdecak, "Apaan sih, tidak lucu sama sekali perkataanmu tadi." ucapnya kesal.
Taehyung berhenti membelai kepala gadis itu, "Aku tidak bercanda Lalisa."
Oh tuhan, apa yang harus Lalisa lakukan?!
"Aku bersungguh-sungguh, dan... maaf untuk saat itu." lanjut Taehyung pelan.
Lalisa masih terdiam, dia sungguh tidak tahu harus menjawab apa dan kepalanya sungguh dipenuhi oleh kebingungan.
"Saat itu ayahku berencana mengkuliahkanku di London, dan aku terpaksa memutuskanmu saat itu karena keadaan yang mendesak. Tapi... lihatlah sekarang, aku disini, menjadi mahasiswa di Universitas Seoul." Taehyung menjelaskan.
Memang, Lalisa tidak tahu apa alasan Taehyung memutuskannya saat itu. Tapi, mereka bisa saja melakukan hubungan jarak jauh kalau Taehyung berkuliah di London bukan? Itu juga tak terlalu sulit mungkin.
"Jadi, sekarang... aku ingin kita kembali, menjadi sepasang kekasih."
Kenapa hati Lalisa luluh mendengar suara bariton itu keluar, ugh— sungguh ia tidak sanggup untuk tidak tersenyum.
"Yaudah, kita balikan." ucap Lalisa ketus. Ia membuang mukanya, menyesap kembali latte macchiato itu untuk menyembunyikan senyumannya yang merekah.
"Jadi... kita balikan?" Taehyung bertanya polos.
Bugh!
Lisa memukul lengan Taehyung cukup kuat, membuatnya merintih disana.
"Iya, kita balikan puas!"
Dan setelahnya, hanya ada tawaan bahagia di bangku putih itu.
[END]
seandainya realita indah seperti ini :3
06.05.20