Perfect Love 50

1.3K 66 27
                                    

Malam itu hanya ada Angga, Zara dan Ara yang sedang tidur di rumah sakit, Angga yang ikut berbaring di ranjang rumah sakit Zara kini tengah memeluknya. Zara juga sangat memeluk Angga dengan sangat erat, seakan Angganya itu akan pergi jauh.

"Angga aku gak tau gimana nasib aku jika kamu benar benar pergi ninggalin aku dan anak kita selamanya". Lirih Zara.

"Gak ada orang yang abadi sayang. Dan setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi selama aku masih bernapas aku akan selalu ada buat kamu dan anak-anak kita".

"Tetap aja aku takut sayang". Meremas kaos Angga.

"Hey dengerin aku ya". Angga memegang pipi Zara dan menciumnya kilat.

"Aku itu gak akan pergi kemanapun tanpa kamu dan anak-anak. Jadi kemanapun aku pergi, kamu harus ikut. Jadi stop berpikir yang nggak-nggak, harapkan lah yang baik-baik tentang keluarga kita niscaya Allah akan kabulkan sayang. Ya. Aku cinta kamu, sangat cinta melebihi rasa cinta pada diriku sendiri. Apapun yang terjadi aku siap berada paling depan untuk kamu dan anak-anak."

Zara yang mendengar semua itu terharu, matanya berkaca-kaca tapi dihiasi dengan bibir yang tersenyum tulus.

Tangannya terulur memegang pipi Angga dan juga membalas menciumnya.

"Aku juga cinta sama kamu melebihi apapun. Dan aku tak akan pernah berhenti mencintai kamu ayah dari anak-anak ku. Bimbing mamam pap, agar menjadi istri sesuai yang kamu inginkan".

"Kamu cukup menjadi diri kamu sendiri, itu yang aku inginkan sayang".

"Hemm". Guman Zara terseyum.

Hujan yang menemani malam mereka menambah kesan romantis, apalagi Zara yang memang sudah sangat merindukan dekapan suaminya itu.

"Mam..." Panggil Angga dengan suara seraknya.

Tanpa perintah tangan Angga masuk ke dalam baju khusus rumah sakit yang Zara kenakan. Tak ada rasa malu sedikitpun.

"Papap". Lirih Zara menoleh menatap Angga.

Dengan sekali gerakan Zara memegang tangan yang masuk ke dalam bajunya. Seketika juga Angga berhenti menjelajahi tubuh mulus Zara.

"Aku kangen sama kamu Ra". Menaruh kepalanya di leher jenjang Zara.

"Tapi sayang, ini di rumah sakit".

"Tapi nanti di rumah harus loh ya, kalau gak...".

"Kalau gak apa!!!". Suara ngegas Zara keluar lagi.

"Hehe gak mam gak. Papap bercanda. Udah ayok tidur".

"Iya ayok, aku juga udah ngantuk. Semoga anak kita tidurnya nyenyak ya. Dan Rey, besok aku pengin ketemu".

"Iya besok ya, nanti aku suruh Kyla bawa kesini".

Zara merebahkan badannya dan mencari posisi ternyaman untuknya, dan Angga mengelus dadanya lega.

Untung kagak ngawur nih mulut, bisa-bisa gak bisa bikin adek buat Ara lagi. Hehe

Tak lama tangisan terdengar nyaring di ruang inap Zara, bayi cantik itu menggeliat tak nyaman. Dengan itu pula Angga terganggu dan membuka matanya perlahan.

PERFECT LOVE[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang