Ke-24

52 8 1
                                    

Mijoo POV

Sudah hampir 3 bulan aku bekerja di sini, sudah banyak pula kerajinan tas DIY yang aku buat untuk mengisi waktu luang ku.

Aku menikmati waktu di sini, tapi sepertinya aku harus mengucapkan selamat tinggal pada tempat yang telah memberiku banyak uang ini.

Aku bahkan bisa membeli rumah baru meskipun rumah yang kecil saja. Aku harus meminta maaf pada L oppa karena telah mengecewakan dia dan mengingkari janji kami untuk terus bekerja sama.

Tapi ini demi dia, tanganku mengusap perut bagian bawahku. Setelah penampilan terakhirku tadi malam.

Setelah memeriksa kandungan ku satu minggu lalu dan mengetahui bahwa kandunganku berusia 3 bulan. Sebenarnya aku ketakutan dan bergerak lebih hati-hati. Tapi kata dokter kami baik-baik saja.

"Baiklah, kau boleh pergi..."

"Terima kasih sunbae." Ucapku sambil membungkuk pada L oppa, padahal kami sedang duduk santai di kursi panjang rooftop.

"Tapi aku ingin bertanya satu hal padamu."

"Nde?"

"Ayah nya siapa? Kamu sempat menghilang dan tidak ada kabar di sosmed beberapa tahun terakhir... Jadi aku tidak tau hubungan macam apa yang kau jalani sampai kau seperti ini. Kau tidak punya pacar kan? Cih... Laki-laki macam apa yang setelah menghamili wanita kemudian langsung pergi..."

"Sudahlah oppa, urusi saja pekerjaanmu. Ini memang salahku terlalu mempercayai laki-laki. Kalau begitu aku pergi..."

"Kau bisa mempercayai ku..." L oppa menggenggam tangan ku, kami terdiam sejenak.

Sebenarnya L oppa memang sangat baik. Dia bahkan menjaga ku selama aku bekerja disini sebagai penari malam. Dia tidak pernah membiarkan ku di ganggu apalagi di sentuh lelaki hidung belang di sini.

"Oppa, terima kasih..." Ucapku lalu tertunduk dan dia memelukku dengan hangat. Oppa sangat perduli padaku dia sering membawa ku kesini saat aku lelah dan suntuk. Ini adalah rooftop diatas tempat bisnis hiburan malam nya.

"Jangan bersedih lagi. Lelaki baik semacam aku kan masih ada... Hehehe" ucapnya membuat ku tersenyum.

"Kau tidak terlihat hamil ya? Badanmu masih bagus..." lanjut nya.

"Hem? Aku tidak gendut?"

"Iyaa pipi mu saja ini..."

TRING TRING TRING

Handphone ku berbunyi saat oppa mencoba menghiburku. Ternyata Seokjin oppa memanggil ku.

"Sebentar oppa..." Aku meminta izin dan aku menerima panggilan suara itu.

"Ada apa oppa-nim?"

"Arkkk Lee Mijoo bisa tolong bantu aku... Tanganku berdarah... Bisa kau ke rumahku?"

"Nde! O-oh iya... Saya segera ke sana... Tunggu..." Aku tau Seokjin oppa adalah orang yang pandai memasak. Tapi sesekali dia adalah orang yang ceroboh.

"Sepertinya ada masalah..."

"Iya oppa... Oppa ku dalam masalah... Aku pulang dulu..."

"Oh baiklah... Besok pagi aku akan mampir untuk membantu mu berkemas pindah rumah. Aku menyelesaikan pekerjaanku dulu sangat banyak. Mungkin besok pagi baru selesai... Baiklah pulang saja... Hati-hati dijalan ya..." Ucap oppa dengan lengkap dan sangat manis.

"Iya oppaa... Terima kasih atas semua kebaikan mu.. sampai jumpa oppa..."

Sesampai nya di rumah ku yang berada di lantai 7 ini. Aku tidak menemukan tetangga ku di dalam rumahnya.

Wedding ErrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang