Malam itu Hutan Nox nampak sedikit kurang bersahabat. Angin cukup kencang membuat banyak pohon bergoyang dengan tidak teratur. Felix, Jack, dan Grason bersusah payah melewati hutan itu, sesekali kuda-kuda mereka memekik tak nyaman karena gemuruh angin yang cukup menusuk tulang. Musim dingin sudah hampir waktunya, bahkan mantel tebal berbahan kulit domba itu masih bisa membuat Felix merasakan dingin menusuk kulitnya. Namun mereka masih pantang menyerah. Mereka sudah lebih dari setengah perjalanan dan hampir sampai di Pohon Tua, dimana perkamen tua yang ia temukan di perpustakaan ayahnya menceritakan tentang Pohon Tua dan keajaiban yang dimiliki pohon itu, membuat pria bersurai cokelat-kemerahan itu penasaran, sehingga mengajak kedua temannya, Jack dan Grason ikut menjelajah bersamanya.
"Felix, apa perjalanan masih jauh?" tanya Grason, sembari tangan kirinya menyibak rambut panjangnya kembali ke balik punggungnya.
"Tidak. Dipeta hanya tinggal sedikit lagi. Bersabarlah, kawan."
"Aku penasaran, apa yang dapat kita lakukan di sana, ya?" Jack menimpali, memacu kudanya untuk lebih cepat, dan mensejajarkan kudanya ke sebelah kuda milik Felix.
"Aku tidak berharap terlalu banyak. Tapi, aku ingin sedikit mendapat keajaiban di sana. Entah apa itu, tapi aku percaya dengan perkamen ini." Felix memegang gulungan perkamen yang ia gantungkan dipinggangnya. Bersamaan dengan itu, ketiga pemuda itu terus memacu kuda mereka masing-masing, menembus malam yang semakin lama semakin larut dengan rembulan yang semakin meninggi dan temaram cahayanya yang berpijar semakin terang, membentuk bulatan sempurna di ujung langit.
Tidak butuh waktu lama bagi ketiga pemuda itu. Diujung hutan mereka diberikan bentangan hamparan padang rumput yang berkilau dikegelapan bersama dengan sebuah pohon besar dengan dahan dan daun yang sangat rimbun. Ketiga pemuda itu turun dari kuda mereka dan berjalan beriringan menuju pohon itu. Samar-samar di balik rerumputan setinggi pinggang, mereka dapat melihat sekelebat bayang-bayang beberapa orang di balik pohon itu. Felix mengernyitkan dahinya heran.
Ada orang lain?
Batinnya beradu, antara was-was dan tetap memaksa mendekati pohon itu, Pohon Tua tujuannya. Rupa pohonnya sama persis seperti yang digambarkan di dalam perkamen. Tetapi pada kenyataan ia sekilas melihat ada beberapa orang di sana, membuat detak jantungnya berdegup kencang. Rasa penasarannya cukup tinggi, sehingga walaupun was-was menderu hatinya, ia tetap meminta Jack dan Grason berjalan bersamanya hingga bayang-bayang di Pohon Tua bukan lagi sebuah bayang.
"Kupikir tempat ini keramat dan sepi. Ternyata kita kedatangan tiga bandit lagi?" Seorang gadis dengan rambut kuncir kuda menyeletuk begitu mereka bertiga sudah tiba tepat di depan Pohon Tua dan bertemu sembilan orang asing sudah berdiri di sana lebih dulu.
"Bandit? Wah, Nona ini tidak tahu cara menyambut orang terlebih kepada orang asing?" Felix tersulut emosi. Pria beriris amber itu mendekat ke arah gadis berkuncir satu itu. Sembari melipat tangannya, ia memberi tatapan sinisnya.
"Ya! Aku dan dua temanku datang lebih dulu dan sembilan orang asing datang secara beriringan. Mengganggu kegiatan sakral kita saja."
"Hei! Mana aku tahu kalau di sini akan ada dua belas orang. Aku hanya menginginkan Pohon Tua, bukan pesta dadakan dengan sembilan orang asing."
Felix dan gadis beriris sewarna emerald itu nampaknya masih saling perang dingin, membuat malam yang sudah sangat dingin menjadi semakin menusuk. "Sudah, Gissela. Kita semua punya tujuan yang sama di sini." Hingga seorang gadis melerai. Nampaknya gadis itu adalah teman dari gadis bersurai merah itu.
"Oh, bagus, Nona. Sebaiknya Anda beritahu baik-baik teman Anda ini agar sedikit lebih sopan." Felix berucap dengan padangan yang beralih kepada gadis berwajah kecil dengan warna kulit yang paling pucat diantara semua orang di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doze Reinos
FantasySudah 50 tahun berlalu, tetapi tetap saja 12 kerajaan tidak pernah akur. Sudah tidak ada lagi kerjasama sejak saat itu, saat dimana terjadi perang kekuasaan dan menghilangnya Kerajaan Sentral secara tiba-tiba. Tiap batas antar kerajaan selalu dijaga...