2. Rajin Bikin Celaka?!

523 30 1
                                    

Di bagian pertama tadi sudah diceritakan kalau Seulgi bukan orang yang suka bangun pagi-pagi. Antara memang nggak cocok kalau harus bangun lebih cepat dari matahari terbit, atau memang ia malas. Entahlah, Seulgi nggak mikirin juga.

Tangannya masih sibuk buka-buka toples kue putri salju pas tiba-tiba handuk kering nemplok ke wajahnya.

"HEH?!"

"Mandi, Gi. Masih untung yang gue lempar handuk elo. Coba handuk gue, bisa basah muka lo, hehe."

Seulgi menoleh, mendapati Rose yang kini ikut duduk di sebelahnya sambil menjejalkan jarinya ke bubuk putih kue putri salju yang tertempel di toples sebelum mengemutnya. Rose memang nggak suka kue putri salju, tapi dia suka icing sugar-nya.

Kelihatan sekali kalau Rose baru selesai mandi, dari kulitnya saja sudah menguarkan bau stroberi. Apalagi rambutnya yang agak basah juga memberikan efek harum buah, serupa seperti wangi kulitnya.

"Males, ah. Mau tiduran."

"Gi, kalau kebanyakan makan nanti perutnya membuncit. Kayak koruptor jaman sekarang. Bedanya kalau mereka menimbun harta, kalau elo menimbun lemak."

"Sialan."

"Hehe, makanya cepet mandi! Gue mau ngikut elo ke cafe. Buruan!"

"Loh, tumben mau ke cafe?"

"Bosen gue kalau disini sendiri. Makanya gue ngikut elo."

"Heeeeh, bilang dong."

Seulgi langsung berdiri dan jalan ke kamar mandi yang rusak. Sebenernya yang rusak cuma toiletnya. Selain itu yang lainnya aman-aman aja. Seulgi milih kamar mandi yang toiletnya rusak soalnya lebih deket sama kamarnya aja. Setelah guyur-guyuran dan keramas bentaran, Seulgi keluar dan ke kamarnya buat ganti baju. Karena hari ini hari Kamis, berarti jadwalnya dia pakai kaus putih dan jeans hitam. Setelah ngeringin rambut sebentar dan touch up sedikit, akhirnya dia siap.

"Ayo, Ceu! Gue udah siap."

"Mantap. Gue nyalain mobil, lo buka gerbang ya."

Seulgi langsung keluar sama Rose--nggak lupa kunci pintu soalnya Happy House udah nggak ada yang jagain. Rose ke mobil, sementara Seulgi udah buka gerbang rumah. Setelah mobil Rose keluar rumah dengan mulus, Seulgi ngunci gerbang dan masuk ke mobil Rose.

"Btw, elo di sana sampai jam berapa?" tanya Rose.

"Sampai selesai sih kayaknya jam 6, deh. Elo mau nungguin gue di sana sampe sore?"

"Boleh, sih. Kan yang lain punya kunci cadangan juga. Laptop gue masih di mobil, gue streaming aja deh. Wi-Fi di cafe nggak lemot, kan?"

"Nggak, kok. Santai aja."

Jarak dari tempat kerja Seulgi sama Happy House nggak jauh-jauh banget, 20 menit juga udah sampai. Hari masih pagi, baru jam tujuh lewat sedikit banget. Mereka berdua keluar dari mobil dengan Seulgi yang bawa tas kecil isi dompet dan hape, sementara Rose udah nenteng tas laptop dengan jaket melekat di tubuh dan celana training tepasang pas di kakinya.

"Gista, udah muncul aja?"

Yang menyambut Seulgi itu namanya Handira. Dia yang megang jabatan tertinggi di cafe. Handi sendiri kaget ngeliat Seulgi udah muncul pagi-pagi. Biasanya paling telat jam 9, meskipun cafe baru dibuka jam 10. "Tumben pagi-pagi datengnya."

"Iya nih, lagi kepengen aja. Btw, ini temen gue mau nunggu di sini sampe gue selesai kerja, gapapa kan? Ceu, kenalin ini atasan gue namanya Handi."

"Iya sih, gapapa. Tapi apa nggak bosen nunggu sampai sore? Siapa namanya ngomong-ngomong?"

"Nggak papa, gue emang sengaja mau nunggu sampai Gista selesai kerja, kok. Rose, btw. Nice to meet you, Handi."

Happy House [Red Velvet X BLACKPINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang