pdkt 2

121 11 7
                                    

"Hah ... gue sama prasti hidup, yaudah lah biar gue bisa lebih pdkt hehe," batin Adinda senang.

"Hah ... gue harus sama cewe gila itu?, sabar," batin Reynand.

Setelah pembagian kelompok selesai, bel otomatis pun berbunyi, dan siap untuk mengisi cacing yang sedari tadi berkoar-koar, anak-anak pun sudah banyak yang meluncur ke kantin, hanya tersisa adinda and the Genk, Smith, Rafka, dan Farel.

"Kantin kuy, cacing udah demo nih." ajak Laura ke semua sahabatnya.

"Kuy!" kompak.

"Eh ... kalian duluan aja, gue ketoilet dulu." alibi adinda, sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Oh ... okeh," jawab Laura dan Cindy, tanpa kecurigaan, tetapi berbeda dengan Sandra, dia tau apa yang akan dilakukan sahabatnya itu, hehe.

"Abang Nand, lo gak ke kantin?, bareng gue aja yuk," ajak Adinda, menemui Reynand.

"Gak, usah ada D nya!"

"Salahin aja tuh author nya,"

"Author emang serba salah:("

" Ayo jadi gak ke kantin nan?" tanya adinda lagi.

" Gak, gue bareng ... Smith aja, boleh kan?" tanya nya ke Smith dan Genk nya.

"Boleh kok, kuy," Jawab Rafka enteng.

"Yaudah bayyy adek Nda" ujar Rafka lagi, genit.

Mereka ber empat pun meninggalkan Adinda sendirian, dengan perasaan yang sangat sebal, Adinda pun menemui sahabat-sahabat nya.

"Makanan! gue mana?" tanya adinda, dengan perasaan bad mood.

"Eh kutu badak! lo aja dateng-dateng langsung marah, lo kan gak pesen tadi," jawab Laura nyerocos.

Yang tidak ditanggapi oleh Adinda sama sekali. Perasaan nya sedang bad, Adinda tidak ingin meladeni Laura yang rempong.

"Ko lo dari toilet lama bet?," tanya Cindy.

"Hahha, udah gue bilang, lo gak mungkin bisa meluluhkan tuh boncabe," ujar Sandra, seolah-olah dia tau apa yang telah Adinda lakukan.

"Kok ... lo tau darimana?, Jangan-jangan lo cenayang ya?" tanya Adinda, penuh tanya ke arah Sandra.

Pletakkk

"Lo ngomong apa sih?, gue kenal lo dari kecil kali. gue tau kalau lo lagi bohong itu garuk tengkuk kan, hehehe" jawab Sandra jujur.

Sandra dulu orang yang sangat ceria, bahkan sering kali membuat lelucon yang tidak lucu, demi membuat semua sahabatnya tertawa. namun setelah ibunya meninggal dunia Sandra menjadi gadis yang sangat dingin, tidak mudah tersenyum keculi dihadapan sahabat dan sepupunya, dan aneh nya sangat membenci laki-laki. aneh memang namun itu faktanya.

"Ihh ... pokoknya nyebelin bgt tuh mulut boncabe, kalau gak demi harga diri gue, yang di injek-injek ogah! gue deketin dia," ujar Adinda, sambil meembejek-bejek roti nya Laura.

Dan perang kedua pun dimulai.

"Ih ... Dinda, kesel sih kesel tapi gak usah di bejek bejek kali roti gue !!!" teriak Laura sangat kencang, dan membuat seluruh penghuni kantin menatap meja Adinda and the Genk.

Menyumpel mulut Laura menggunakan Roti. "Diam napa Lo?, Liat tuh kita di liatin banyak orang," kata Sandra, sambil menunjuk semua orang.

"Hahhaha, sumpah bukan sahabat gue," ujar Adinda sambil ngakak.

"Alhamdulilah deh, lo udah gak kaya mayat hidup, hihi," ujar Cindy mengarah ke Adinda.

"Hehe thanks ya guys, pokoknya gue gak akan ngalah gitu aja," ujar Adinda penuh semangat, untuk menaklukkan hati Reynand.

Semuanya tertawa. "Hahahaha!" Entah apa yang lucu.

🦄🦄🦄

Di satu sisi, terdapat siswa Most wathed--Smith and genk tengah diperhatikan Siswi-siswi, apalagi ditambah dengan siswa yang sangat tampan. Siapa lagi jika bukan--Reynand.

"Sory, gue jadi ikut kalian," ujar Reynand, terhadap keempat cogan seantero sekolah.

"Sans aja, Lo kenal sama Adinda?" tanya Smith, cowo ganteng, tinggi, pintar, dan sangat mencintai Adinda, pernah di tolak seperti cowo-cowo yang lain. Yang ganteng aja ditolak apalagi yang burik:v

"Babang Rey, gak usah gitu, gue juga suka babang ada di sini kok," ujar Rafka manja, cowo ganteng namun sangat gila. seperti tadi contohnya.

"Gue farel!" Ucapnya cuek, ganteng, baik namun tidak pernah memperdulikan lingkungan nya.

"Gak! ko," jawab Reynand menyangkal, ke arah Smith.

"Kayaknya akan ada dua prastasi hidup deh disini, huh," ujar rafka males.

"Hahhaha, ya betul tuh," jawab Smith, tertawa.

"Hem," ujar dua prastasi hidup, kompak.

Setelah mereka menyantap makanannya, mereka pun menatap kaget meja yang di duduki most wanthed gril--Adinda and the Genk.

"Ih ... Dinda. kesel sih kesel tapi gak usah di bejek bejek kali roti gue !!!"

"Eh kenapa tuh pacar gue?" tanya Rafka, percaya diri.

"Eh kutil anoa, ngaku-ngaku aja lo?, tapi cocok sih sama-sama rempong, Hahha," ujar Smith, meledek Rafka.

"Cantik," beo Reynand menatap Adinda, yang tengah tertawa. sangat lirih namun masih terdengar oleh teman-temannya.

"Lo bilang apa Rey tadi?, siapa yang cantik?," tanya Smith.

"Eh ... gak kok," jawab Reynand, gugup.

"Jangan lakuin lagi Rey, malu-maluin tau gak!" batin nya.

Berbeda dengan ketiga teman nya, Farel tidak perduli sama sekali, namun dia baru melihat ternyata Sandra bisa ketawa juga, dan sangat cantik batinya.

Istirahat pun sudah usai, siswa-siswi pun masuk kembali ke dalam kelas nya, dan memulai kembali pelajaranya seperti biasa.

🦄🦄🦄

Bel berbunyi untuk kesekian kalinya, dan banyak siswa-siswi yang langsung bergegas pulang, menyisahkan Reynand dan Adinda saja, sudah jelas bahwa Reynand malas untuk mengantri berdesak-desakan, dan Adinda tak lain dan tak bukan yaitu ingin menemani Reynand.

Mereka berdua sedari tadi saling canggung.

"Lo gak pulang?," tanya Reynand akhirnya membuka percakapan, yang sedari tadi saling canggung.

"Gue nunggu lo, hihi" jujur Adinda, tanpa malu.

"Udah! sana pulang!"

"Lo?, ngusir gue?," tanya adinda kesal.

"Gak!!!"

Dan keadaan pun kembali canggung .

"Mau ngerjain tugas bahasa Inggris kapan?" tanya Adinda membuka percakapan. Adinda tipikal orang yang gak bisa diam-diam an.

"Terserah yang lain aja," jawab nya cuek.

"Kalau besok gimana?" tanya adinda lagi.

"Boleh," jawab Reynand cuek.

'Mencari Topik pembicaraan itu susah, tapi cuma dibales [Y]. Kan sakit:('

Bagaimana kelanjutan cerita Abang Nan dan Adinda
Komen buat Adinda, Reynand, Sandra, Smith, Laura Rafka, Cindy, Farel.
Thanks for reading 😚

See you
Angelika edinda putri♥️


FRIENDS ZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang