Part 28

1.1K 51 0
                                    

Seiring berjalannya waktu, kini Yura tidak lagi menggunakan kursi roda. Yura sudah benar benar pulih dari kelumpuhan yang di alaminya, kabar itu sungguh membuat semua keluarga dan juga Bangtan merasa senang. Pasalnya Yura sudah sembuh sebelum dirinya melahirkan.

Yoongi sangat antusias menemani sang adik menjalani terapi, setiap ada kesempatan dirinya selalu mengajak Yura berlatih di taman yang tak jauh dari apartemennya. Penantian dan perjuangan Yoongi membuahkan hasil tepat di bulan ke 3 setelah kecelakaan itu terjadi, dan usia kehamilan Yura saat itu menginjak 5 bulan.

Sekarang terhitung usia kandungan Yura memasuki bulan ke 7. Kaki Yura sudah benar benar dinyatakan sembuh, walau kadang masih terasa nyeri di beberapa waktu.

***

5 bulan waktu berlalu begitu saja, terhitung sejak kejujurannya kepada Ayah dan Ibunya. Tak ada yang special bagi Jimin. Karena dirinya masih belum dapat mengantongi kata maaf dari Yoongi dan juga Yura. Tapi, ada hal yang bisa dikatakan sebagai kabar baik. Kini Jimin tdak lagi bekerja sebagai pelayan, Jimin sudah di naikkan jabatan oleh sang empu cafe menjadi Menejer.

Selama beberapa bulan terakhir Jimin selalu menaikkan omset penjualan di cafe, Jimin juga selalu memposting di sosial media tentang cafe dan juga menu menu andalannya. Sejak promosi yang dilakukan Jimin di sosial media, cafe mendapat banyak pengunjung dan membuat sang empu memberikan sedikit apresiasinya atas kinerja Jimin.

***

Di lain tempat, gadis dengan perut yang sudah membuncit itupun merengek kepada oppanya agar di ajak makan di cafe dekat kampus oppanya. Semua ini berkat Jungkook yang selalu merecoki gadis itu dengan makanan atau minuman yang di dapatnya dari cafe Elektro.

"Oppa, ayo! Apa kau ingin keponakanmu ileran?" rengek sang adik pada oppanya, Min Yoongi. Ya Yuralah yang sedang merengek sedari tadi.

"Hmm, baiklah. Ayo!" ajak Yoongi akhirnya, jika sudah menyangkut adik dan keponakannya, Yoongi tidak akan kuat untuk menang.

"Gomawo oppa" serunya girang.

Akhirnya di sinilah mereka, di cafe Elektro yang di mana juga sebagai tempat kerjanya Jimin. Selama ini Yura tidak tahu bagaimana kehidupan Jimin sejak kedatangannya waktu itu ke apartemen Yoongi. Yura tidak tahu jika Jimin sudah tidak lagi tinggal di tempat yang mewah, sudah tidak lagi mempunyai apapun.

Yoongi sengaja merahasiakan ini dari Yura, Dia hanya tak ingin jika adiknya itu merasa kasihan pada Jimin dan berakhir dengan luluh dan kembali pada pelukan pria brengsek seperti Jimin. Tidak! Itu tidak akan terjadi.

"Oppa aku ingin ke toilet sebentar" ucap Yura pada kakaknya, sambil berdiri dari duduknya. 

"Pergilah" suruh Yoongi, dirinya hanya menunggu makanan yang sudah mereka pesan.

Bukanlah makanan berat yang di pesan Yura, melainkan hanya mash potato yang memang sebagai menu andalan di cafe Elektro. Sambil menunggu sang adik kembali dari toilet, Yoongi sesekali memainkan ponselnya untuk mengecek notifikasi pesan masuk.

Sementara Yura yang sudah tidak tahan untuk buang air kecil, melangkahkan kakinya dengan cepat dan bisa di katakan sedikit berlari agar cepat sampai ke toilet yang posisinya jauh ke belakang.

Kebetulan juga, Jimin sedang berada di toilet pengunjung karena toilet yang tersedia untuk para karyawan sedang penuh. Dengan ketidak hati-hatiannya Yura hampir saja terpeleset karena tidak sengaja menginjak genangan air yang berada di lantai.

Refleks Jimin yang saat itu hendak keluar dari toilet langsung menyambut tubuh Yura yang hampir terjatuh, Jimin dan Yura sama sama belum menyadari jika mereka secara tidak sengaja bertemu. Yura masih merasa shock dengan apa yang terjadi barusan, Yura tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika dirinya sampai jatuh.

Beberapa detik terdiam, akhirnya Yura tersadar dan berusaha untuk bangun dari rengkuhan Jimin, dan seketika.

Deg

Mata mereka beradu, kedua pasang hazel itu saling menatap satu sama lain dan wajah terkejut tak dapat terelakkan lagi dari keduanya. Baik Jimin maupun Yura sama sama kaget, bahkan untuk hanya mengeluarkan suara saja rasanya tercekat di tenggorokan.

"Yura-ya" panggil Jimin setelah beberapa detik beradu pandang.

"Ji-Jimin" panggil Yura sambil menatap wajah Jimin.

"Ah maaf, aku harus ke toilet" putus Yura dan segera masuk ke dalam bilik kamar mandi.

Jimin hanya bisa menunggu Yura di luar dan berharap Yura mau bicara padanya. Kurang lebih 5 menit Jimin menunggu, akhirnyq Yura keluar juga dari dalam, awalnya Yura tak ingin memperdulikan Jimin. Namun Jimin dengan cepat menarik tangan Yura agar Yura mengikutinya. Memberontak? Percuma. Jimin tidak akan membiarkan Dia lepas kali ini.

Jimin membawa Yura ke ruang pribadinya, berharap bisa bicara banyak pada sang mantan istri. Jimin memandangi perut bunci Yura dan mengembangkan senturnus saat mereka sampai di ruangan Jimin.

"Apa kabar?" tanya Jimin saat mereka sudah Musik ke dalam, Jimin menyuruh Yura untuk duduk di sofa mini yang ada disana.

"Seperti yang kau lihat" saut Yura ketus, Jimin agaknya sedikit kaget dengan nada bicara Yura yang tidak seperti biasanya, namun Jimin memaklumi mungkin saja Yura masih belum bisa memaafkannya, atau memang karena bawaan bayi hingga Yura mudah sekali marah. 

"Syukurlah, sepertinya kamu sudah bisa berjalan..

"Cepat apa yang mau kau katakan Jim. Jangan banyak basa basi, waktuku tak banyak!" potong Yura, lagi nadanya terdengar ketus. 

"Hmm baiklah, Yura apa kau tahu kalau aku bekerja di sini?" tanya Jimin dan Yura hanya menggeleng.

"Sudah ku duga, pasti hyung tak akan membiarkan kamu tahu.."

"Tahu apa?" kembali Yura memotong omongan Jimin, nampaknya memotong pembicaraan orang adalah hobi baru Yura semenjak hamil.

"Hmm, aku sudah tidak lagi tinggal di apartemen semenjak aku memutuskan untuk bicara jujur pada Ayah. Ayah marah padaku, Ayah tak ingin lagi mengurus hidupku, semua fasilitasku Ayah cabut dan biaya kuliahku harus aku cari sendiri dan ya, sekarang aku bekerja disini untuk memenuhi kebutuhanku" jelas Jimin, Dia tidak berharap apapun. Jimin hanya berharap jika Yura bisa membuka hatinya lagi untuk Jimin. Itu saja, tidak lebih!.

"Apa kau sedang mengarang cerita Park Jimin. Sandiwara apa lagi sekarang. Sudahlah aku muak denganmu, jangan ganggu aku lagi dan anggap hari ini kita tidak pernah bertemu. Tapi aku harus mengucapakan terimakasih padamu karena tadi sudah menolong aku" sergah Yura, dan memberikan peringatan bagi Jimin agar menjauh darinya.

Setelah mengatakan itu, Yura langsung beranjak keluar dari ruangan Jimin kembali menuju meja oppanya. Yura yakin setelah ini oppanya itu akan banyak bertanya karena Yura sangat lama pergi ke toilet.

"Oppa, maaf aku lama" sesal Yura saat sampai di mejanya.

"Kau dari mana saja" tanya Yoongi.

"Aku dari toilet oppa, tadi toiletnya penuh makanya sedikit lama" jawab Yura dengan santainya dan berlagak seperti tak ada yang terjadi sebelumnya.

"Ya ya, cepat makan makananmu. Habis itu kita segera pulang" titah Yoongi, dan Yura hanya menganggukan kepalanya saja.

Yoongi menatap wajah adiknya yang tengah asik memakan makanannya itu dengan lamat, Yoongi tidak yakin dengan jawaban Yura tadi. Yoongi hanya takut jika adiknya bertemu lagi dengan Jimin di sini. Yoongi merasa takut jika adiknya akan di sia-siakan kembali.

Sebenarnya Yoongi juga tidak bisa marah pada Jimin terlalu lama, karena mereka sudah berkumpul sejak kecil dan mereka besar bersama walaupun usia Jimin terpaut beberapa tahun di bawah Yoongi.

Bahkan sebelum Yura di temukan, Yoongi sangat menyayangi Jimin. Yoongi hanya tidak siap jika kehilangan Yura untuk kedua kalinya.

Bersambung..

I Love You My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang