Part 32

1.1K 55 2
                                    

Hari ini adalah hari yang kembali di tunggu tunggu oleh Jimin dan Yura, pasalnya pagi ini mereka kembali melakukan upacara sakral yang sebelumnya sudah pernah mereka lakukan. Hari ini di gereja yang tidak terlalu jauh dari rumah Yoongi, Jimin dan Yura akan melaksanakan pernikahan kedua mereka.

Acara pernikahan yang sangat sederhana namun terasa hikmat, yang di hadiri oleh kedua orang tua Jimin dan juga Eomma Appanya Yura, serta tak lupa Bangtan Squad yang juga ikut andil dalam pelaksanaan pernikahan ini.

Walaupun dengan perut yang sudah membesar, Yura tetap anggun dengan gaun putih yang di kenakannya. Tak lupa dengan hiasan kepala yang menambah kesan cantik untuk Yura. Bagaimanapun juga ini adalah pernikahan yang terasa sangat membahagiakan dan juga mendebarkan bagi Jimin, dulu sewaktu pernikahan pertamanya Jimin tidak merasakan segugup ini karena dulu Dia tidak menginginkannya.

Jimin tak henti menatap wanita cantik yang kini berjalan perlahan ke arahnya dengan di tuntun sang kakak, Yoongi. Yoongi menyerahkan Yura kepada Jimin, tak lupa dengan tepukan pada bahu Jimin.

"Jaga adikku Jim, sekali lagi kau buat Dia menangis. Aku tak akan segan segan menghancurkanmu dengan tanganku sendiri!" pesan Yoongi, sambil menepuk bahu Jimin yang sebentar lagi akan jadi adik iparnya untuk yang kedua kalinya.

"Aku bersumpah hyung! Aku tidak akan lagi membuat istri kesayanganku menangis. Tapi aku tidak berjanji jika Dia tidak menangis ketika di ranjang bersamaku hehe" cetus Jimin, dan langsung di hadiahi cubitan dari Yura.

"Dasar Park Mesum Jimin!" kesalnya.

Yoongi hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua manusia yang sebentar lagi akan jadi orang tua ini. Yoongi bersyukur akhirnya adiknya kembali mendapatkan kebahagiaanya, walaupun harus  menempuh jalan panjang nan melelahkan terlebih dahulu. Setidaknya, sang calon keponakan tidak merasakan kekurangan kasih sayang.

Setelah perdebatan kecil itu, acara kembali berlanjut. Dengan mantap Jimin maupun Yura mengucapkan ikrar janji suci mereka. Bersedia menemani hingga akhir hayat dan berjanji untuk saling mencintai hingga maut yang memisahkan mereka.

Semua yang hadir di sana merasakan kelegaan bersamaan dengan terikrarnya janji suci itu. Terlebih kedua orang tua Jimin, apalagi nyonya Park. Dia yang dulunya begitu kasar menghina gadis yang kini sudah resmi menjadi menantunya itu, sebenarnya nyonya Park malu untuk hadir di pernikahan ini tapi berkat bujuk rayu Yura akhirnya nyonya Park mau datang, dan alasan yang di berikan Yura tak lain adalah sang cucu yang menginginkan kehadiran sang nenek.

Setelah acara itu selesai, Yura dan semuanya kembali ke kediaman Yoongi. Sebenarnya tuan Park mengajak Yura dan juga Jimin kembali ke apartemen mereka dulu tapi Yura dengan lembut menolaknya. Yura tak ingin lagi tinggal dirumah yang meninggalkan seribu luka di hatinya. Yura tak ingin lagi terbayang dengan suara suara desahan laknat suaminya dengan Seulgi dulu, dan terlebih jika Dia masuk ke kamar mandi yang dulunya bekas Jimin menyekapnya di sana.

Yura ingin membuang jauh jauh kenangan buruk itu, Yura mau di kehidupan barunya nanti tak ada yang namanya kenanagan buruk. Yura sudah mengubur kenangan buruk itu dan akan menggantinya dengan kenangan indahnya dimasa depan. Lagi pula Dia sudah berjanji untuk setia menemani suaminya berusaha dari nol lagi. Menata kembali kehidupan baru mereka dengan dua malaikat yang sebentar lagi akan lahir.

Nyonya Park yang melihat kemuliaan hati menantunya itupun terenyuh, Dia mendekati Yura dan memeluk menantunya itu. Dengan isak tangis nyonya Park meminta maaf atas kelakukannya dulu, sebagai Ibu tak semestinya dirinya bersikap begitu. Sikap dan sifat Yura bagaikan tamparan keras bagi nyonya Park yang merasa gagal mendidik dan menjadi seorang Ibu.

"Maafkan aku Yura!" mohonnya dengan sepenuh hati. "Aku sudah salah menilaimu. Maafkan aku, dulu aku hampir membunuh cucuku sendiri, maafkan Ibu Yura. Hukum Ibu nak! Hukum!" isaknya dengan nafas yang tersengal.

"Cukup Bu, aku sudah memaafkan Ibu. Jangan begini, cukup jadi nenek yang menyayangi cucunya itu sudah cukup bagiku Bu. Aku tidak mau yang lain" balas Yura dengan memeluk Ibu mertuanya.

"Maafkan kebodohan nenek ya sayang, nenek pernah mencelakaimu dan Ibumu. Nenek jahat kan? Tapi jangan membenci nenek ya sayang, nenek menyesal!" ucap nyonya Park sambil mengelus perut besar Yura.

Semua yang melihat adegan drama di depan mereka pun tak luput dari perasaan haru. Terlebih lagi Eommanya Yura, Dia juga merasa buruk menjadi Ibu karena tidak mengetahui bagaimana perjalanan kehidupan sang anak yang sangat buruk.

Penyesalan tinggalah penyesalan, semua sudah tidak dapat di elakkan lagi. Namun sebagai manusia kita hanya bisa memberikan kesempatan pada yang melakukan kesalahan, bukan!.

***

"Sayang, aku berangkat ke kampus dulu ya? Aku ingin mengambil jadwal magangku" izin Jimin pada istrinya yang sedang bersandar di sandaran ranjang.

"Hmm, apakah lama?" tanyanya.

"Tidak! Aku hanya mengambil jadwalnya saja dan magangnya akan di lakukan minggu depan" jelas Jimin, sambil menghampiri istrinya.

"Minggu depan? Itukan jadwal HPL ku Jim?" ingat Yura, seketika Jimin menepuk jidatnya tanda melupakan sesuatu.

"Astaga sayang, aku lupa. Bagaimana ya?" kini Jimin yang kebingungan.

"Aku tidak mau tau, pokoknya kau harus temani aku ya Jim!" titah Yura tak bisa dibantah.

"Baiklah, aku akan usahakan. Aku akan izin jika sudah harinya tiba. Aku pergi dulu sayang" pamit Jimin sambil mencium kening Yura. "Aegi jaga Mama sebentar ya, Papa ada urusan sebentar nee. Jangan nakal" ucapnya dan memberikan sebuah kecupan pada perut besar itu.

Jimin melangkahkan kakinya menuju kampus, mereka memang belum kembali dari apartmen Yoongi. Jimin hanya merasa khawatir jika Yura berada di rumah sewanya jika Jimin tidak disana. Jika dirumah Yoongi setidaknya ada bibi Kim yang melihat keadaan Yura selagi Yoongi dan juga Jimin tidak dirumah.

Untuk kedua pasang orang tua mereka, sudah kembali pada kegiatan masing masing. Tapi mereka akan siap siaga jika sudah waktunya Yura melahirkan.

***

Pagi ini tidak sesuai dengan jadwal yang seharusnya. Pagi ini Yura terbangun dengan perut yang terasa sakit di bagian bawahnya, Yura merasakan kontraksi yang belum begitu kencang. Yura dengan segera membangunkan Jimin yang memang masih terlelap di sampingnya mengingat ini masih pukul 5 pagi. 

"Jim!" panggil Yura, namun tidak ada sahutan dari Jimin.

"Jim!" panggilnya agak keras dengan sedikit goyangan pada tubuh suaminya, dan benar langsung mendapatkan respon dari Jimin.

"Apa sayang? Ini masih pagi!" ucap Jimin.

"Perutku sakit Jim. Sepertinya aku akan melahirkan" sontak ucapan Yura membuat Jimin membulatkan matanya kaget.

"Astaga sayang, ayo kita kerumah sakit sekarang! Ayo! Ayo! Tapi tunggu, apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku bingung, aku panggil Yoongi hyung atau aku harus telpon Eomma atau Ibu atau Bangtan" ujarnya kebingungan.

"Arrgggghh Jim, sakit!" teriak Yura dan menyentak Jimin.

Segera Jimin menggendong Yura dan membangunkan Yoongi untuk minta di antar kerumah sakit.

Bersambung..

I Love You My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang