Part 12

1.3K 149 39
                                    

Happy Reading
...

Langit membuka matanya perlahan, tatapan Langit langsung mencari keberadaan Huamairah.

"Bukannya tadi Humairah udah pulang ke rumah?"

Langit sedikit panik, ketika tidak mendapati Humairah di kamar.

"Ini apa lagi yang di dahi gue." Langit meraba dahinya.

"Kompres?"

Langit milirik baskom yang diletakkan di meja dekat tempat tidur. Itu artinya sedari tadi Humairah mengkompres dahinya dengan air hangat.

"Terus Humairahnya kemana ya? Jangan bilang dia ninggalin gue lagi."

Langit melepaskan selimut yang menggulung tubuhnya, Ia bangkit dari tempat tidur, berjalan menuju luar kamar.

"Humairah!" Langit berteriak sambil mencari-cari keberadaan Humairah.

"Aku di dapur Mas, ada apa?" Humairah menyahuti teriakan Langit.

"Syukurlah." Langit menghela nafas lega.

Langit lalu menghampiri Humairah ke dapur, Humairah ternyata sedang memasak.

"Kenapa teriak-teriak Mas?" tanya Humairah begitu menyadari kalau Langit sudah berada di dapur.

"Saya kira, kamu pergi meninggalkan saya lagi Humairah."

"Meninggalkan gimana Mas? Aku cuma ke dapur bentar masakin bubur ayam buat Mas, sama wedang jahe."

"Nih udah jadi."

Humairah menuangkan bubur ayam yang ia masak itu ke dalam mangkok.

"Mas mau makan di sini? Atau di kamar?"

"Dimana aja boleh, tapi kamu yang nyuapi," pinta Langit.

"Serius? Mas pengen aku nyuapin Mas?"

"Iya, kamu mau kan?" Langit mengerjap-erjapkan matanya.

"Iya, mau Mas. Tapi aku penasaran deh Mas, baru aku tinggal dua minggu, kenapa Mas bisa berubah sedrastis ini?"

"Kepala Mas gak baru kebentur kan?"

"Mulai hari ini saya ingin memperbaiki semuanya Humairah, kalau kamu bersedia, kita bisa memulainya kembali dari awal."

"Selama kamu gak ada di rumah, saya baru sadar apa artinya kehilangan kamu Humairah, tanpa kehadiran kamu di rumah ini terasa ada ruang yang hilang. Saya juga telah merasakan bagaimana sensasinya merindukan istri yang dulu selalu saya abaikan. Menyadari kalau sudah banyak hal yang kita lalui bersama dalam rumah tangga ini, yang membekas dalam hidup saya, bahkan saya sudah memiliki ketergantungan dengan semua itu. Saya telah menyadari banyak hal, saat kepergian kamu ke Mesir, Humairah. Termasuk sikap saya yang tidak pantas dalam memperlakukan kamu sebagai istri."

Jujur saja, Humairah merinding mendengar semua kata perkata yang keluar dari mulut Langit, bagaikan sebuah mimpi di siang bolong.

Saat-saat seperti itu, ingatan Humairah tentang pertemuan Langit dengan wanita yang tidak dikenal oleh Humairah itu muncul kembali di benaknya, termasuk ingatan saat Langit memeluk wanita itu dengan pelukan yang erat.

"Saya minta Maaf, Humairah. Untuk segala hal buruk yang telah saya lukiskan dalam hari-harimu selama pernikahan ini. Saya minta maaf untuk semua penolakan yang saya lakukan untuk semua yang kamu perbuat dan berikan untuk saya. Saya juga meminta maaf untuk segala ucapan saya yang menyakiti hati kamu. Izinkan saya Humairah untuk memperbaiki semuanya, saya mungkin tidak bisa berjanji banyak hal tetapi kedepannya saya akan mengusahakan kebahagiaan akan selalu menyelimuti kehidupan rumah tangga kita."

Ada Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang