"Lo ini manusia atau anak debus, sih?"
Jantung Keke terasa berdegup sangat kencang. Tubuhnya tiba-tiba tremor dan keringat entah kenapa mengalir di leher dan pelipisnya. Tenggorokannya tercekat. Dia menatap Ren yang menatapnya tajam. Pria itu tidak sendirian, dia bersama lima orang anak buahnya, yang masing-masing menodongkan pistol ke arahnya. Ren berjalan mendekat, yang justru membuat Keke mudur perlahan.
"Apa yang lo ambil?" tanyanya.
Keke menggeleng cepat seraya mendur perlahan, hingga akhirnya punggungnya mengenai meja komputer. "Gu—gue gak ngambil apa-apa!" Keke berujar seraya mengangkat tangannya.
Ren justru menaikkan salah satu alisnya yang kemudian disusul dengan tawa sinisnya. "Lo pikir gue percaya?"
Kampret!
"How can you get here?" tanya Ren, sedetik kemudian pria itu menodongkan pistol. Membuat keringat lagi-lagi mengucur dari pelipis gadis itu. Otaknya langsung berputar dan tak lama kemudian, gadis itu menangkis tangan Ren dan memplintirnya lalu menarik pistol milik pria itu yang terjatuh dengan kemampuan kinetiknya hingga kemudian, dia mengarahkannya ke belakang kepala pria itu.
"Step away, or I'll kill him!" ucap Keke.
Ren mendengkus, dan melempar tatapan kepada anak-anak buahnya untuk tidak memberi kendur kepadanya. Hingga tak lama kemudian, Ren memberi aba-aba kepada mereka untuk segera menyerang gadis itu.
DOR!
Ck! Keke yang sudah mengaktifkan tenaga dalamnya, lantas menutup kepalanya dengan lengannya yang memegang pistol kemudian menembaki salah satu dari mereka, namun meleset. Ren yang merasa gadis itu sedikit lengah, lantas menyiku perutnya dan menarik tangannya hingga terlepas. Pria itu melayangkan tinjunya ke arahnya.
Keke langsung menghindar namun Ren sepertinya bukan sembarang orang, pria itu menendang tangannya yang memegang pistol hingga akhirnya dia tidak bersenjata.
"Kembalikan file yang telah lo ambil—" kata Ren. Keke merutuk, dia harus cepat-cepat keluar dari tempat ini sekarang juga. "—Atau lo bakal menyesal!" lanjut Ren.
Kalau begini jadinya, Keke harus menggunakan ilmu Kanuragannya dan cepat-cepat cari cermin dan kabur dari sini, apapun yang terjadi.
"Masa? Bukannya kalian yang seharusnya menyesal telah mengajak gue berantem?" tanya Keke. Yang tak lama kemudian, dia berlari menyerang Ren dengan kepalan tangannya. Ren menghindar dan kelima anak buahnya mulai menembaki gadis itu secara bertubi-tubi.
"Dia gak mempan di tembak, Anjir! Bantu gue!" seru Ren.
Keke tertawa sinis, hingga tak lama kemudian menendang kepala pria tersebut dengan kakinya yang terbelenggu benda kubus tersebut—hingga lepas dan hancur dari pergelangan kakinya. Ren terhempas beberapa meter dan punggungnya mengenai rak tempat penyimpanan arsip.
Namun, gadis itu lagi-lagi lengah dan tiba-tiba tubuhnya terkunci dari belakang. Dan sebuah pukulan berhasil mengenai wajahnya dan perutnya. Keke berdecak dan menendang orang yang memukulnya dengan kakinya. Gadis itu memberontak dengan sekuat tenaga. Hal itu berhasil. Tapi tak lama kemudian lehernya disekap oleh siku salah satu dari mereka yang berbadan besar. Keke memberontak lagi, namun sangat sulit.
Ren bangkit dan kemudian meninju perut gadis itu. Keke terbatuk berkali-kali. Otaknya lagi-lagi dipaksa untuk berpikir. Dan kemudian, gadis itu mengigit lengan pria besar yang menahannya itu dengan keras. Pria besar itu mengerang kesakitan dan melepas tangannya. Keke segera mencabut komputer dan membantingnya ke kepala pria besar tersebut, kemudian menendangnya kuat-kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
yang baik belum tentu baik
AksiDisclaimer dikit: ini hampir 2 tahun lebih di-unpublish karena gaya penulisannya yang menurutku kurang. Sengaja dipublish lagi untuk mengenang perkembangan gaya penulisan gue yang dulunya suka sok ke-jaksel-jakselan. Aslinya mah orang Bogor wkwkw. *...