Weeee, mari kita lanjutkan....
Alangkah baiknya menekan tombol bintang terlebih dahulu 😗😗😗
🎶🎵 All of me
Alunan musik yang di nyanyikan oleh John Legend mengalun lembut di dalam mobil itu.
Daeyong menoleh ke arah Caroline, gadis itu masih saja menatap ke luar jendela.
Grep.
Daeyong meraih tangan Caroline. Spontan gadis itu melirik Daeyong, senyuman manis terukir di bibir Daeyong. Jujur, gadis itu sangat gugup saat ini. Dia hanya bisa membalas genggaman dan senyuman Daeyong, menghilangkan rasa gugup, walau hanya sedikit.
Caroline, aku tidak akan melepaskanmu lagi!
"Ahjussi, kita mau kemana?" tanya gadis itu saat menyadari bahwa Daeyong tidak melajukan mobilnya ke jalan yang berbeda dari tempat tinggal mereka.
"Rahasia." Daeyong tersenyum makna.
"Cih, kau sangat misterius Ahjussi!" Caroline sangat penasaran kemana Daeyong akan membawanya.
***
"Pantai?" Caroline sangat senang. Sudah lama ia tidak melihat pantai, terlalu sibuk dengan belajar dan ujian akhir. Gadis itu keluar dari mobil tanpa menghiraukan Daeyong yang masih melepaskan seatbelt-nya.
"Dasar!" Pria itu tertawa dan langsung mengikuti gadis itu.
"Hati-hati!!" teriak Daeyong, saat melihat Caroline berlari-lari di atas pasir yang dipenuhi pecahan kerang tanpa memakai alas kaki.
"Kau sangat ribut, Ahjussi!!" Gadis itu masih menikmati keindahan pantai. Sunset hampir terlihat, semakin memperindah pemandangan di sana.
"Caroline." Gadis itu menoleh.
"Ikut aku!" Tanpa menunggu Jawaban Caroline, pria itu langsung menarik tangan gadis itu.
"Ya!! Kau mau bawa aku kemana?!" Daeyong tidak menjawabnya.
Mereka tiba di sebuah restaurant yang sangat cantik, pemandangan laut sangat cocok dengan Design interior-nya.
Daeyong menarik sebuah kursi untuk di duduki oleh Caroline.
"Terimakasih, Ahjussi." Daeyong mengangguk dan duduk di kursi yang lain.
"Eun Ha!!" ucap Caroline saat melihat siapa yang menghampiri meja mereka.
"Caroline, kau disini?" Gadis itu mengangguk.
"Kau, kenapa disini?" tanya Caroline.
"Ah, ini cafeku."
"Jjinjja?" Eun Ha mengangguk.
"Wah, Daebak!"
"Kalian saling mengenal?" Daeyong penasaran dengan kedekatan dua orang itu.
"Eoh, Ahjussi dia sahabatku!"
"Sahabat?!" Caroline mengangguk antusias.
"Eoh, paman semuanya sudah disiapkan!"
Dasar, sekarang bocah ini juga memanggilku paman? Ayolah aku masih muda! Batin Daeyong kesal.
"Hmm, baiklah. Lakukan dengan baik!"
"Baik paman, kalau begitu selamat menikmati." Eun Ha pun pergi setelah melirik Caroline sebentar.
"Ya! Ahjussi kau menyiapkan apa?"
"Tunggu, dan lihat saja!"
"Cih." Caroline kesal dengan sikap Daeyong yang sok misterius.
***
Lilin-lilin indah itu mengelilingi tempat duduk Daeyong dan Caroline. Alunan biola mengubah suasana menjadi lebih romantis.
"Kau menyiapkan ini semua?" Caroline menatap Daeyong tidak percaya.
"Hmm, kau suka?!"
"Sangat!" Mata Caroline semakin berbinar melihat keindahan dekorasi di sekitarnya. Daeyong benar-benar penuh kejutan.
"Caroline,"
"Ne."
"Aku mau kau menutup mata."
"Ada apa?"
"Lakukan saja!"
"Baiklah, aku akan melakukannya. Tapi, awas jika kau melakukan hal yang aneh untukku!!" ancam Caroline.
"Tidak mungkin."
"Hmm, I see." Caroline pun menutup matanya.Sedangkan Daeyong mengeluarkan sesuatu dari dalam jasnya.Kotak kecil berwarna putih.
"Buka matamu!" Caroline pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Daeyong.
"Bagaimana?"
"Ahjussi!" Saat ini mata Caroline sudah mulai berkaca-kaca. Daeyong sudah memberi banyak kejutan untuknya.
"Ada yang mau aku bicarakan denganmu!"
"Apa?" Bukannya menjawab pertanyaan Caroline, pria itu malah mendekati gadis didepannya.
Percayalah jantung Caroline sedang tidak baik-baik saja saat ini.
"Aku akan memakainya untukmu." Rona merah muncul di pipi Caroline begitu saja.
Kalung yang cantik itu kini menempel indah di leher Caroline.
"Cantik." Daeyong tersenyum ke arah gadis itu.
Ayolah, Kim Daeyong. Kau sudah membuatku hampir tidak bisa bernafas!! Batin Caroline.
"Err, apa yang ingin kau bicarakan, Ahjussi?" Caroline berusaha agar tidak terlihat gugup.
Daeyong meraih tangan Caroline untuk di genggam. Gadis itu tentu saja terkejut.
"Caroline." Daeyong menatap teduh mata cokelat gelap itu.
"Besok, aku akan pergi ke Daegu." Caroline mengangkat alisnya, pertanda dia masih belum mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh Daeyong.
"Aku ke sana, untuk mengurus masalahku dengan komisaris Kim, dan aku akan kembali di hari kelulusanmu untuk menempati janjiku."
"Janji?"
"Melamarmu, di hari kelulusan." Mata Caroline membulat. Dia tidak salah mendengar bukan? Siapapun tolong beritahu Caroline bahwa ia sedang tidak bermimpi.
"Ahjussi, jadi yang kau buat di post it itu benar?" Daeyong mengangguk.
"Aku tidak pernah bermain-main dengan perkataanku."
"Tapi,"
"Aku mencintaimu!" Lagi Caroline di buat terkejut dengan ucapan Daeyong.
"Kau tidak sedang bercanda kan, Ahjussi?"
"Untuk apa?"
"Aku serius, Caroline. Aku sudah kalah.
"Sudah lama aku terganggu dengan perasaan ini. Bahkan aku tidak pernah yakin dengan adanya perasaan itu. Tapi tidak sekarang. Karena aku tidak mau kehilangan untuk kesekian kalinya." Genggaman Daeyong di tangan Caroline semakin di eratkan.
"Caroline, aku sudah mencintaimu. Bahkan dalam waktu yang sudah sangat lama. Aku benar-benar kalah saat ini."
Entah bagaimana Caroline mengekspresikan perasaannya. Senang atau sedih? Dia masih belum bisa berkata-kata. Apa yang ia dengar dari Daeyong itu benar-benar membuatnya terdiam.
"Caroline apa kau mau menjadi kekasihku?"
Huwaaa, akhirnya update lagi setelah sekian lama😭 selamat berbuka puasa semuanya :) bagi yang belum. Dan selamat menunaikan shalat tarawih bagi yang sudah 🤗🤗
Jjinja=benarkah?
Daebak=keren
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day With You | Complete |
Teen FictionA story by Risa Martha Korean story ❤️ Romance Caroline~ "Haruskah aku menjadi salah satu pemeran di dalam drama mu yang tidak akan pernah berakhir?!" Daeyong~ " Ku mohon tetaplah disisiku, aku membutuhkanmu." Benci dan Cinta tidak jauh beda, bahka...