Hai, temanku!

65 9 0
                                    

Pukul 05.00 sekarang, Reness tengah bersiap untuk berangkat sekolah pukul 07.00. Sehabis mandi ia sibuk berdandan didepan meja riasnya. Memakai eyeshadow warna oranye sedikit ditambah mascara bening lalu lipbalm berwarna sheer pink. Tak lupa ia menata rambut panjangnya. "Siap!".

Reness menghampiri ibu dan ayahnya dimeja makan, lalu mereka sarapan bersama. Setelah beberapa menit, ia memakai sepatu lalu berpamitan ke orang tuanya dan berangkat sekolah. Ia jalan kaki, alasannya karena ia sedang malas memakai sepeda.

Jujur saja, Reness lebih suka jalan kaki ketimbang naik sepeda, ia tidak suka melakukan hal hal dengan tergesa gesa. 5 menit kemudian ia sampai di halte bus. Sambil menunggu bus, kali ini ia mengeluarkan headset dan handphonenya. Ya, mendengarkan lagu.

Ia sampai di sekolah pukul 06.20, Reness memang siswi teladan, tidak pernah terlambat, selalu memakai atribut seragam lengkap, ramah dan selalu ranking pertama di kelasnya ditambah dengan parasnya yang cantik, banyak orang menyebutnya sebagai 'dewi'.

"hai, temanku!" sahut seorang lelaki yang duduk dibangku sebelah Reness. "ah, ada apa sih?" jawab Reness yang sedang memandangi jendela disebelahnya sambil tertawa kecil, tidak biasanya teman sebangkunya itu berbuat seperti itu.

Hari ini hari yang disukai Reness, karena hari ini jadwal mapelnya adalah matapelajaran yang ia sukai. Walaupun sebaliknya bagi teman sebangkunya, yaitu Aron.

----

Hari ini juga pulang sekolah lebih awal daripada biasanya. Reness pulang sendiri juga kali ini, biasanya ditemani Aron.

Reness mengeluarkan headsetnya yang sudah ditancapkan ke handphonenya lagi, lalu pergi meninggalkan sekolah. Ia sangat suka mendengarkan lagu disaat sendiri.

Jalanan hari ini sangat sepi, sampai Reness terheran, dengan begitu ia bisa mengganti genre lagu yang sedang didengarnya menjadi lagu kpop untung dance, sulit untuk Reness mendengar lagu genre ini agar tidak berjoget, sampai tanpa sadar ia berada ditengah jalan dan dibelakangnya melaju mobil sedan.

BRUKKKK!

Reness tertabrak, lalu mobil itu langsung meninggalkan Reness. "kurang ajar!" Reness meringis kesakitan lantaran kaki kanannya yang paling parah tertabrak, ia harus segera memanggil taxi, tidak jadi melanjutkan jalan kakinya.

Sesampainya dirumah, ibunya langsung mengobati cidera kaki Reness dan memanggil dokter dari rumah sakit. Untungnya setelah diperiksa, kaki Reness tidak retak parah, dapat pulih kembali dalam jangka waktu pendek.

Sulit baginya untuk tetap berbaring diranjang, Reness bukan tipe orang yang suka rebahan.

Panggilan dari 'Aron'

"oh, ya Aron?"

"Ren, ke warnet yok, aku bosen dirumah"

"ga bisa, kaki aku lagi sakit"

"loh, kenapa?"

"tadi ketabrak mobil pas pulang sekolah"

"oo, ya udah aku mau jenguk kamu"

Aron mematikan panggilan

Reness menghembuskan nafas. Sambil menunggu Aron datang, ia ingin terlelap sejenak.

DORR!!

Reness terbangun dari tidurnya "AH KAGET!" mendengar itu, Aron langsung tertawa terbahak. Reness menjadi kesal, "MAH, KENAPA ARON BISA MASUK KE KAMAR AKU?" tanya Reness ke mamahnya, dengan se..dikit berteriak. "Soalnya kamu ga bisa jalan, ga apa apa juga lagian Aron doang" balas mamahnya. Reness makin kesal.

"eiy jangan jutek gitu dong, ini aku bawain matcha latte sama cheese cake" seketika raut wajah Reness langsung berubah menjadi ceria ketika Aron menyodorkan makanan tersebut. Aron memang tau makanan kesukaan Reness, bahkan tak cuma makanan kesukaan, apapun kesukaan Reness, iya tau.

Aron sedang memerhatikan Reness yang sedang lahap menghabiskan makanannya. "oh! Iya aku belum ngerjain tugas buat besok, Ren. Kamu enak besok ga bisa masuk", "enak apanya, aku ga mau bolos sekolah tau" Aron langsung memajukan bibirnya.

Reness akhirnya merasa kasihan melihat Aron yang tengah kesulitan mengerjakan PR nya. "Aron, sini" panggil Reness, "apa?" jawab Aron, lalu Reness memberi isyarat pada Aron dan Aron langsung memahaminya, hanya mereka berdua yang faham.

Sekarang posisi mereka tengah duduk dikasur dengan aron yang sedang mengerjakan PR dengan meja lipat di atas pahanya dan Reness yang tengah membantunya mengerjakan PR.

Reness kalau sudah sekalinya membantu Aron, pasti ujung ujungnya dia yang akan mengerjakan semua soal itu, ya benar! Itu yang dilakukannya sekarang. Aron malah sedang tertidur dengan kepala yang tidak tersanggah, kadang jatuh ke kanan kadang kekiri. Reness terkekeh melihatnya.

Setelah menyelesaikan tugas Aron, Reness kembali menatap Aron yang masih terlelap. Dengan posisi kepala tertunduk akan membuat lehernya pegal. Reness meraih kepala Aron dan meletakkannya dibahunya.

Mungkin kalau kalian sedang disebelah Reness sekarang, kalian akan mendengar degupan jantung Reness yang makin cepat, wajahnya memerah pula.

Reness tersenyum, ini pertama kalinya ia melakukan hal seperti ini dengan seorang lelaki. Perlahan Reness mengelus surai rambut Aron sambil tersenyum. "kamu tampan" gumam Reness sambil tertawa kecil, lalu ia memejamkan matanya menyusul Aron ke alam mimpi.

----

Aron tiba-tiba terbangun, membuat Reness terkejut sehingga Reness dengan refleknya mencubit paha Aron dan mendapat sentilan dari Aron. "kok bisa tidur bareng sih" cetus Aron, "kamu ketiduran, trus aku juga". Balas Reness. Aron menatap wajah Reness, membuat Reness salah tingkah dan wajahnya memerah.

"Pfffttt, apa apaan lucu sekali blushing mu". Reness langsung menjitak kepala Aron, "apa yang kamu lihat, huh?!", "mm ga ada ga ada, hehe".

Aron berkemas, ia akan pulang karena sudah terlalu lama berada dirumah Reness. Tapi Reness tidak bisa mengantarnya pulang, ia kecewa tapi sedikit.

Aron pulang dengan jalan kaki, karena jarak rumahnya dengan rumah Reness tidak terlalu jauh. Aron seperti orang bodoh sekarang, ia tersenyum, terkekeh bahkan tertawa terbahak-bahak membuat orang-orang yang lewat disekitarnya merasa risih. 'ya Tuhan, aku kenapa begini?' batin Aron.

----

Sedangkan Reness dikamar sedang tersenyum dan tersenyum mengingat kejadian tadi. Namun akhirnya ia berhenti tersenyum saat mamahnya masuk ke dalam kamarnya secara tiba-tiba.

'Hai, temanku!' END

I Love You But You Don't KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang