Pagi, kurasakan mentari mulai menampaki dirinya untuk menyinari bumi, cahayanya yang hangat dan suasana segar ciri khas dari pengawal hari yang indah, dapat aku rasakan disini, aku sungguh senang, aku sangat suka pagi hari karena aku bisa melihat manusia, aku suka bertemu mereka, mereka unik dan tampak menyenangkan.
"selamat pagi, lumba-lumba imutku Riri...." ah, itu dia, ibu penjagaku sudah datang dan akan melihatku. Dengan cepat aku berenang naik kepermuakaan dan menjawab sapaannya. Ibu penjaga pun tersenyum senang dan mengelus kepalaku, ah... aku suka di elus oleh tangan itu, tangan yang punya lima jari dikanan dan dikiri. Tidak seperti punyaku, aku hanya punya sirip untuk berenang. Tapi tak apa, aku harus bersyukur apa yang diberikan oleh sang maha pencipta padaku.
"hari ini, hari yang indah ya, ini sarapanmu Riri ku" Ucap Ibu penjaga sambil memberikan makanan padaku dan aku pun memakannnya dengan lahap ia pun tersenyum senang melihatku. "syukurlah kamu sehat dan makannya lahap, aku senang" gumamnya lagi sambil tersenyum padaku, aku pun juga turut senang ibu penjaga, aku pun melompat tinggi untuk membuktikan bahwa aku benar-benar sehat
"byyuurrrr...." lompatanku menciptakan air menyembur, membuat ibu penjaga terkaget "aduh, Riri nakal ya" Ucapnya lagi sambil memasang muka sebal yang dibuat-buat aku hanya berenang dengan riang "hah....syukurlah kalau kamu senang Ri, kamu selalu sendirian disini, aku harap kamu tidak kesepiannya" Ibu penjaga menatapku sendu.
Iya, aku adalah lumba-lumba disebuah akuriaum taman. Aku tidak ingat apa yang terjadi padaku, aku tidak punya ingat lebih kenapa aku ada di sini, aku berada didalam akuarium besar bundar dan terletak ditengah-tengah taman. Setiap harinya manusia selalu melihatku bahkan mereka juga memberiku makan, tentu saja ibu penjaga selalu memperhatikan ku dari manusia-manusia jahil yang mungkin akan membahayakanku, tetapi aku selalu waspada kok bu, aku selalu tahu hati manusia, perasaannnya dan apa yang mereka rasakan. Aku dapat merasaknnya.
***
"ibu lihat, lumba-lumbanya menatapku" Tunjuk manusia kecil tersebut kepada ibunya aku rasa, oh... dia anak kecil, aku suka anak kecil mereka sangat polos dan menggemaskan, itulah kenapa aku suka beratraksi didepan anak kecil mereka akan membalasku dengan senyuman dan tawanya. "iya sayang, dia imut ya" Sang ibu pun mengiyakan perkatan anaknya lalu aku pun melalukan melompat kepermukaan dengan anggun. "wah.....keren, ibu lihat tidak dia melompat sangat tinggi!" Seru anak tersebut kepada ibunya, ibunya pun tersenyum. Hahahahah....imutnya, anak kecil itu polos dan imut sekali. Aku pun berenang dengan riang karena senang.
"ah, lumba-lumba tidak keren, dia tidak seperti hiu" Celetuk anak kecil lainnya "Hiu punya penciuman yang tajam dan gigi yang kuat, lumba-lumba lemah dia tidak seperti hiu, tidak keren" aku terdiam mendengar ucapan anak kecil tersebut, ah... ini sedikit menyakiti hatiku kata-kata mereka amat menyakitkan tapi aku berusaha untuk tetap tegar dan berenang dengan ceria
"tapi lumba-lumba ini cantik, aku suka" Terdengar seorang pria membelaku, kata-katanya membuatku terdiam "dengar nak, tentu saja lumba-lumba tidak punya penciuman yang tajam dan gigi yang kuat, tapi mereka mahkluk yang sangat pintar, apakah kau tidak pernah baca kalau lumba-lumba suka menyelamatkan orang yang tenggelam dilautan?" Tanya kepada anak kecil tersebut "kalau kau diluatan mungkin Hiu lah yang pertama kali memakanmu" Lanjutnya lagi sambil menatapku
"tapi aku suka Hiu, lumba-lumba lemah" Balas anak kecil itu tidak mau kalah "di dunia ini selalu ada yang lemah dan yang kuat, ada kelebihan dan ada kekurangan, kau harus paham ini karena kau akan dewasa. Dan jangan katakan lumba-lumba itu lemah tepat didepannya, kalau dia bisa mendengarmu dia akan sangat bersedih" Ujar pria itu lagi membuat anak kecil itu terdiam dan menatapku "maafkan aku lumba-lumba" ucapnya pelan membuatku tersenyum senang.
"tak apa, tak apa aku tidak apa-apa kok" aku ingin sekali mengatakannnya tapi... aku tidak bisa yang bisa kulakukan adalah berenang riang untuk mengatakan aku tidak apa-apa.
"lihat, dia pasti ingin mengatakan bahwa dia tidak apa-apa, aku rasa dia memaafkanmu nak" Ujar pria itu lagi dan itu membuatku terkejut, dia tahu apa yang kupikirkan ini pertama kalinya ada manusia yang begitu memahamiku, ah, aku lupa, Ibu penjaga juga begitu memahamiku.
Pria tersebut hanya menatapku dengan tatapan datar, ia dia hanya menatapku lalu sesekali membuka buku catatannya, dia sudah duduk disana berjam-jam hanya menatapku yang berenang kesana kemari didalam akuarium, dia sendirian duduk disana, dan hanya menatapku ditaman ini.
Dia adalah pria yang bertubuh besar dan tinggi, wajahnya tampan dan ia selalu mengenakan topi dan baju mantelnya, dia berwajah datar dan tampak tidak ramah tetapi, entahlah aku bisa merasakan bahwa aura yang terpancar dari dalam dirinya sangat hangat, walaupun dia selalu membeberikan tatapan yang begitu tajam dan datar, aku bisa melihatnya dia tidak sekejam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dolphine Heart (END)
Short StoryAku hanyalah seekor Lumba-lumba, iya, hanya lumba-lumba, berbeda denganmu. Dirimu adalah seorang manusia. perasaan yang bernama cinta ini tidak akan bisa tersampaikan padamu, dan tidak akan pernah terwujud. tapi, saat melihatmu datang, dan menatapku...