Part-1

28 6 3
                                    

Aku memandangi layar handphone yang menyala di hadapan ku.

-Aku rindu

Itulah kata terakhir yang kuucupkan .
Hanya dua centang birulah yang menjadi saksi.

Tak ada balasan apapun dibawahnya
Padahal aku berharap dia akan merespon .

Entah dengan sebuah cacian ataupun hinaan.

Aku rela .
Akan tetapi itu hanya sebuah angan belaka.

Aku selalu bertanya tanya dalam diriku,
Apakah sesibuk itu?

Atau
Memang sengaja?
Aku menghembuskan nafas pasrah

Ah aku mengerti

Kan hanya aku yang selama ini yang merasakan?

"Aku berangkat dulu ya, ma." Ucapku pada mama sambil mencium tangannya. 

"Iya sayang ,jangan lupa untuk selalu tersenyum" ucapnya seraya mengelus kepalaku dengan kasih sayang. Aku mengangguk mantap dan tersenyum lebar meng-iyakan ucapannya.

"Udah sana buruan,kasian papa udah nungguin"

"Iya iya  Dadah mamaa" seraya melambaikan tangan.

Aku keluar dari rumah dengan semangat.

Kulihat papa sudah berada didepan mobil dan tersenyum hangat dan segera membukakan pintu untukku.

"Silahkan tuan putri" ucap papa dan membungkuk seperti hormat kepada sang putri sambil menahan tawa.

Aku masuk kedalam mobil dan papa pun sudah berada disampingku dengan tawanya yang menggema.

"Putri papa cantik banget hari ini" ucapnya.

"Hari ini doang?" Tanyaku memasang muka bete.

"Yah enggak lah sayang ,setiap pagi papa juga bilang kan, Kalo putri papa cantik?"

Ya memang, papa selalu saja memujiku tak mengenal kondisi apapun.

Drt drt drt

Ponsel papa bergetar dan papa menyuruhku untuk mengangkatnya.

Dan segera kulirik nama siapa yang sedang memanggil papa.

Aku tercengang.

"Fausetya Aditya"

Nama itu,
Nama yang selama ini menghantui fikiranku,
Nama yang selama ini aku rindukan,
Nama yang selama ini aku inginkan menjadi pendamping dalam hidupku

Buru buru kuangkat panggilannya dan kutempelkan ponsel itu ke telingaku

"Halo" ucap suara di seberang sana. jantungku berdebar tubuhku membeku, suaraku tercekat. aku tak bisa berbuat apapun.

Hanya mendengar suaranya saja tubuhku bereaksi menjadi seperti ini,

Sebanyak apa pengaruhnya dalam diriku ini?
Sampai aku bisa se alay ini.

"Ha..ha .lo" suaraku terbata bata ,kudengar dia menghembusakan nafas gusar

"Siapa sayang?" Ucap papa menegurku mungkin terlalu lama ku mengangkatnya sampai papa pun curiga.
buru buru ku tersadar dari lamunan dan memindahkan ponsel itu ketangan papaku.
dan berucap pelan
"Fa..us"

Au au au
Bomat deh!
Ini abal abal an banget!#!#!!
Yang penting vote&coment
Huhuhu🤧

Stalker Misterius Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang