Jangan lupa vote dan komen ya
♡ ♡ ♡
Keadaan Mahera berangsur-angsur membaik setelah seseorang mendonor kan darah untuknya. Kini Mahera sudah dipindahkan dari ruang ICU ke ruang rawat inap.
"Lo ngapain di sini?"
Fanessia menatap sengit Dearni. Ia memperhatikan Dearni dari atas sampai bawah.
"Mending lo pergi deh. Gak guna lo di sini."
"Soryy, gua dari kemarin-kemarin nungguin Kak Mahera terus. Gua yang selalu jagain dia sementara lo, yang katanya pacar Kak Mahera gak ada tuh," bela Dearni.
Fanessia tertegun. Detik kemudian ia berucap, "Kepo banget lo. Suka-suka gua ke mana kek. Ya udah lo sekarang pergi!"
"Lo yang harusnya pergi!" pekik Dearni kesal. 'seenaknya saja minta dirinya untuk pergi.'
"Lo kok nyolot sih?!" tekan Fanessia.
"Lo duluan yang mulai ya!"
"Pergi lo sekarang ... Pergi!"
Fanessia mendorong tubuh Dearni. Dearni yang tidak mau kalah membalas mendorong Fanessia. Fanessia yang semakin kesal kembali mendorong Dearni. Kali ini tenaga Fanessia lebih kuat. Dengan sekali dorongan tubuh Dearni langsung terhuyung dan ia pun jatuh di lantai. Dearni mengaduh kesakitan. Ia mengusap bokongnya yang sekarang terasa ngilu. Fanessia menatap Dearni sinis.
"Maksud lo apa Kak!"
"Maksud gua?! Maksud gua ya ngusir lo dari sini!"
Dearni menarik napas panjang berusaha meredam amarah. Dearni sadar ini di rumah sakit dan ia pun takut jika semakin dilanjutkan akan semakin parah. Terlebih ia sedang malas untuk berdebat pada akhirnya Dearni pun mengalah.
"Oke, gua pergi dari sini!"
Fanessia menatap Dearni yang berjan keluar dari kamar. Fanessia tersenyum penuh kemenangan.
"Dasar manusia caper," ucap Fanessia pelan, namun ucapan itu terdengar oleh Dearni. Dearni yang hendak keluar pun menghentikan langkah. Tak lama Dearni membalik badan menghampiri Fanessia.
"Apa lo bilang?!" Dearni menatap sengit Fanessia.
"E—engga. Emang gua ngomong apa. Kuping lo tuh banyak congenya kali!" elak Fanessia.
'Sialan.' batin Dearni.
Dearni memincing kan mata. Ia yakin bahwa Fanessia mengatakan
'Manusia caper' pada dirinya."Udah pergi sana!" kelakar Fanessia.
"Bawel lo!"
Dearni mendesis sebal. Dengan langkah berat Dearni pun keluar dari kamar rawat inap Mahera. Memilih duduk pada kursi tunggu yang tersedia sambil mengeratkan jaket denim yang ia kenakan.
"Lho Kakak kok di sini?" tanya Nadira yang baru saja datang. Pakaiannya masih dengan seragam biru lengkap.
Dearni mendongakkan kepala. "Eh, iya."
"Kok gak masuk, Kak?"
"Em ... Engga. Aku udah tadi. Sekarang gantian sama Kak Fanessia."
"Oh gitu Kak. Ya udah kalo gitu aku pamit masuk ya, Kak?"
"Oh iya, Nadira."
Dearni menatap Nadira yang telah masuk ke dalam kamar inap. Dearni menyandarkan tubuh pada kursi sembari memakin kuku. Sesekali ia mengecek ponsel, barangkali ada pesan yang masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Luka
Fiksi RemajaFaras Mahera Putra adalah seorang pentolan di SMA Valletta Nusantara. Dia ingin sekali menghancur hidup seorang gadis bernama Dearni. Karena dia atau lebih tepatnya orang tua dari Dearni telah membuatnya terusir dari rumahnya sendiri dan membuatnya...