1 bulan kemudian
Adel yang baru sembuh dan kembali ke sekolah, menyapa teman-temannya dengan ceria, "Assalamualaikum.""Waalaikumsalam," jawab seluruh anak dengan serentak.
Mereka semua bertanya tentang keadaan Adel. "Ouh, aku sudah sembuh, tenang aja," jawab Adel sambil tersenyum lega.
Sahil menatap Adel dengan tatapan penuh perhatian, "Akhirnya kamu bisa ke sekolah lagi."
"Iya, Hil," jawab Adel, sedikit malu.
Kella, yang terlihat sangat senang, langsung memeluk Adel, "Aku kangen sama kata-kata humormu."
"Hmm, iya lah," balas Adel sambil tertawa kecil.
Tiba-tiba Kella bertanya, "Btw, kamu suka sama Sahil?"
Adel tampak bingung, "Cuka?"
"Lah, nyasar sampai mana tuh," kata Kella dengan nada jenaka.
"Cuka apel?" tanya Adel, tampak bingung.
"Apel," jawab Kella.
"Ya kali mau minta cuka apel sama Sahil," kata Adel sambil mengangkat alisnya.
"Udah, Del, kepalaku dah pusing," keluh Kella.
"Hmm," Adel hanya berdehem, mencoba menahan tawanya.
Sahil yang mulai merasa bingung, bertanya, "Kenapa ribut-ribut?"
"Cuka apel harganya berapa?" Adel bertanya pada Sahil.
"Sekitar 60 ribu," jawab Sahil.
"Punya uang segitu?" tanya Adel.
"Nggak lah," Sahil menjawab dengan nada tak berdaya.
"Nah," kata Adel, dengan nada puas.
"Kenapa?" Sahil menatap Adel bingung.
"Gak papa, cuma nanya," jawab Adel sambil tersenyum.
"Oh," Sahil tampak mengerti.
"Jeruk gak ada kah?" tanya Adel.
"Gak tau," jawab Kella, terlihat bingung.
"Yang semangka?" tanya Adel, memiringkan kepala.
"Aku kok pengen nyrempet nih bocah," Kella berkomentar dengan nada serius.
"Pakai apa nyrempetnya?" tanya Adel, penasaran.
"Pakai clurit," jawab Kella dengan santai.
"Oke, jangan lupa ditajemin," kata Adel, menyindir.
"Hooh," balas Kella dengan senyuman sinis.
"Dicoba dulu dilehermu, siapa tau gak tajem," kata Adel, menggoda.
"Mati duluan," Kella menjawab sambil tertawa kecil.
"Percobaan aja," kata Adel.
"Iya, percobaan... tapi leherku yang putus," Kella balas, sambil mengangkat bahu.
"Ngapain bawa tikus?" tanya Adel dengan tatapan bingung.
"Mau aku kubur hidup-hidup nih anak," jawab Kella, bersikap serius.
"Pakai tanah humus apa tanah liat?" tanya Adel, penasaran.
"Tanah liat aja," jawab Kella.
"Diliatin dulu berarti," kata Adel dengan nada main-main.
"Beneran dah, pisau mana pisau?" Kella bertanya sambil mencari-cari.
"Pisau dapur?" tanya Adel.
"Bukan..pisau kue," jawab Kella, terlihat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SI HUMORIS
ЮморSI HUMORIS bukan hanya tentang tawa dan canda, tetapi juga tentang persahabatan yang erat dan saling mendukung. Mereka saling menguatkan saat sedih, saling menghibur saat terpuruk, dan selalu ada untuk satu sama lain dalam suka dan duka. Kisah merek...