Note : masih aman dibaca ^^
"Sial terlambat"
Siang ini tepatnya hari ketiga di awal bulan April. Song Mino melangkahkan kakinya tergesa-gesa sementara satu tangannya buru-buru menaikkan sling bag canvas yang tergantung dibahunya dengan sekali tarik. Nafasnya memburu sementara kedua matanya terus nyalang menatap arloji hitam yang melingkar di pergelangan tangan. Hampir saja ia lupa kalau hari ini ada mata kuliah dari dosen yang benar-benar tidak kenal ampun kalau ada mahasiswa yang sengaja tidak hadir atau terlambat tanpa alasan yang jelas.
Dan Mino yang sedang mengejar waktu kembali melirik kearah arloji nya, jantungnya berdegup tapi ia sedikit berlari melewati beberapa koridor kampus yang sudah mulai lengang. Kedua matanya yang memburu kemudian memekik kesenangan ketika ia tiba didepan pintu ruangan kuliahnya yang baru saja hendak ditutup. Mino buru-buru menahan pintu itu dengan satu tangannya dan wajah riangnya kemudian meredup ketika tidak sengaja beradu pandang dengan sepasang bola mata tajam dari wajah rupawan yang baru saja ia lihat.
Perasaan hari ini mata kuliahnya Pak Kim tapi kenapa malah ada bidadari didepan pintu kelasnya. Kedua mata itu melotot tajam kearahnya sementara Mino hanya mengulas senyum renyahnya.
"Hai cantik" Sapa Mino, seperti biasa. Ia memang suka sekali menggoda gadis-gadis kampus dan rata-rata mereka biasanya akan sekedar melempar senyum atau pun terkekeh malu hanya dengan mendengar sapaan darinya.
"Jam 10 lewat tiga menit, kamu terlambat"
"Eh, cuma tiga menit aja kan? Lagian Pak Kim juga belum dateng---"
"Saya tidak ada toleransi dengan keterlambatan, sekarang kamu KELUAR!" Hardiknya dengan suara yang sama sekali tidak pelan. Suaranya melengking, padahal Mino hanya telat tiga menit. Itupun kelas belum dimulai.
"Yee santai dong, cuma tiga menit aja telatnya lagian Pak Kim juga belum datang --"
BLAMMM
Mino mematung, terhenyak dengan jawaban yang ia terima. Beberapa kawan nya meliriknya melalui ujung kaca jendela secara diam-diam. Mino yang masih berdiri didepan pintu kelas kemudian mendecih dan menaikkan tas nya, memutar arah kembali ke pintu keluar.
Sial. Tau begini mending ia tadi bolos sekalian.
Mino akhirnya berjalan pelan melewati beberapa tangga dan keluar melalui lorong kampus. Tujuannya cuma satu, tempat yang terletak di sebelah ruangan laborat.
Kantin.
Dengan nafas kasar Mino mendudukan tubuhnya disalah satu kursi kantin yang kosong. Hanya ada beberapa mahasiswa yang berlalu lalang disini, bersiap untuk masuk di kelas selanjutnya. Mino memilih tempat yang berada di sudut kantin, dibawah naungan pohon mapel tua yang biasanya menjadi basecamp Mino dengan teman-temannya. Satu tangannya kemudian terulur meraih satu kotak cigarette dari dalam tas nya dan meraih pematik. Beberapa saat kemudian ia sudah asyik dengan kepulan asap rokok yang memenuhi udara dan kepala. Beberapa mahasiswi melirik kearahnya tapi Mino mendecih tidak perduli.
Lagipula Mino datang ke tempat ini bukan untuk sarapan.
"Masih pagi No, udah nyebat aja" Tegur sebuah suara, Mino yang mendengarnya hanya mendecih tidak perduli. Ia bahkan hanya diam saja ketika Park Chanyeol kemudian ikut duduk dan ikut merokok bersamanya.
"Ini juga masih pagi Chan"
Chanyeol terkekeh mendengarnya, ia mengepulkan asap rokok dan mendesah, satu tangannya kemudian memijat pelipisnya yang membuat Mino akhirnya melirik kearahnya.
"Kau kenapa?" Tanya Mino yang penasaran melihat wajah kusut sahabatnya. Chanyeol hanya melirik kelu kearahnya dan kembali sibuk dengan kepulan asap rokoknya. Menikmati pagi nya yang kusut dengan mengumbar asap nikotin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELTER [🔞]
FanfictionBijaklah dalam memilih bacaan. 🔞 no under age, hargai Author dengan cara menjauhi story ini kalau kalian tidak suka dengan konten dewasa or Anti NC Song Mino tahu, kalau Bae Irene hanya ingin memuaskan nafsunya. Ia sadar kok, mereka hanya saling me...