"Selamat pagi kamu :)"
Sandy melihat notifikasi whatsapp dari layar ponselnya sembari menyetir.
Rika.
Sandy menyahut pesan yang masuk tadi, hanya sekedar ia lihat di layar notifikasi ponselnya.
Jakarta, 06.30. Jalanan sudah padat dengan kendaraan, hari ini jum'at. Sandy menghela nafas menenangkan kesabaran jiwanya menerima kenyataan bahwa–inilah Jakarta walaupun memang selalu seperti ini sajian pagi yang menjadi sarapannya berangkat kerja.
"halo"
Suara wanita yang menelpon dari layar ponselnya. Rika menelpon Sandy karena whatsapp yang ia kirim sedari setengah jam lalu belum di balas, ya, sepagi ini wanita berambut potongan bob itu dari mobil kantornya menyapa pria mantan kekasihnya.
Rika menelpon dalam perjalanannya ke bandara yang sudah siap dengan seragam pramugarinya, dan makeup yang terpoles di wajahnya.Sandy terdiam seperdetik ketika mendengar suara wanita yang dulu sempat begitu dekat dengannya.
"ehm! ya, halo" sambil menata suara yang sedikit parau Sandy berdehem. Setelah halo nya ada senyap menjeda.
"Sandy, sorry banget sore ini aku baru landing cengkareng jadi gak bisa nemuin kamu".
Sandy dari ponselnya mendengar kabar tersebut sambil memutar otak, agar pertemuannya dengan Rika di segerakan untuk menyelesaikan urusan mereka berdua.
"Jam berapa landingnya, Rik?"
"Jam 5 sore" jawab Rika cepat,
"Kalau ketemuan di Bandara gimana?"
"Bo-leh aja sih.." jantung Rika berdegup karena kikuk.
"Oke, kabarin aja kalau udah landing nanti aku susul ke bandara"
"Oke"
"see you" Sandy menyelesaikan telpon dari Rika
"sampai ketemu sore, Sandy" Rika tersenyum tak sabar bertemu Sandy sore nanti.
Mata Sandy tajam menyisir jalan tol yang mulai lancar bergerak. Namun pikirannya tak bersama raganya, ia tertuju pada sosok wanita yang di cintainya. Vanya.
Drrtt.. Drrtt..
Ponsel Sandy bergetar tanpa nada dering."Assalamualaikum.." Suara Vanya dari ponsel
"Wa'alaikumssalam sayangku" Sandy tersenyum, lesung pipinya timbul.
"Dy, kamu jadi kerumah sore ini?"
dup!
Sandy tidak ingat sudah menjanjikan akan datang kerumah Vanya sore nanti."Sayang, aku ke rumah jam 7-an ya? aku ada urusan dulu mendadak"
"oh.. jadi malem?" Vanya menarik nafas sempit.
"maafin aku ya sayangku, kita ketemu malam ya.. salam buat Ibu, aku lagi nyetir dulu"
"iya salamnya aku sampaikan nanti" seperdetik berjeda suara. Hening.
"hati-hati di jalan" sambung Vanya menyudahi telponnya. Batinnya kecewa karena hari ini ulang tahunnya sedangkan ia rasa seperti tak ada hari spesial apa-apa dari laki-laki yang mengaku mencintainya itu.
***
Dari dalam kamar Salsa mencari-cari ponselnya, terniat untuk menunjukan foto Nicholas Saputra kepada sepupunya itu.
"duh ilaaa hape bisa ampe nyungsruk gitu ke kolong.hhh" Salsa meraih ponselnya yang terjatuh di kolong kasur menggunakan sapu lidi.
"susah amat gak nyampe, ini tangan gue yang pendek apa gimana sih? pe-er betul" Salsa mendumel pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pramugari Undercover.
Ficção GeralVanya merupakan Tokoh Utama di cerita ini. Wanita yang masih terjebak dengan perasaan di masa lalunya, dan lahir dari keluarga yang sederhana,di penuhi dengan cinta kasih. Saat Vanya dewasa bekerja menjadi Pramugari, sedangkan Ibunya mengalami sakit...