Aku Sha. Atau Kara jika kau ingin memanggilku dengan sebutan yang agak aneh di rungu. Shakara. Aku Shakara. Senang rasanya kau telah mengetahui namaku.
Biar kuceritakan sedikit tentangku. Aku perempuan periang dengan hijab manis melingkupi kepalaku. Senyumku yang paling lebar jika ada seseorang yang ingin berkenalan denganku.
Aku seseorang dengan sepatu kets putih lusuh dan kaus kaki semata kaki milikku yang senang sekali pergi ke tempat tari sepulang sekolah. Ya, aku masih sekolah. Dan itu sangat menyenangkan mengingat banyaknya teman yang aku punya disana.
Aku seorang gadis usia tujuh belas tahun yang tinggal di rumah ku sendiri. Eh? Bagaimana? Aku tinggal dirumah. Sendirian. Dan itu rumahku sendiri. Ayah yang memberikan lebih tepatnya. Saat itu aku ingin sekali tinggal sendiri di rumah impianku. Ayah dan ibuku akhirnya menyetujui ku dengan syarat aku harus tetap merasa bahagia. Hey! Ini impianku bagaimana aku tak bahagia.
Aku ini senang sekali melakukan hal hal seperti termenung beberapa jam, bermain skateboard, jalan-jalan sore, menonton bola, siaran langsung di sosial media, membuat kue, mencuci baret merahku, menari, menyanyi, berteriak, bermain lari-lari, dan lain-lain. Aku senang sekali. Sumpah.
Aku selalu tersenyum melihat pantulan wajahku di cermin. Tak pernah sekalipun aku bersedih jika ada satu atau beberapa pimplepee di wajah bulatku. Aku justru senang aku punya teman untuk berkaca. Aku senang sekali, tidak bersedih atau mengeluh. Ya walaupun para Pee itu hanya muncul beberapa hari saja, tak apa.
Lalu, aku suka sekali meminum berbotol-botol air mineral atau bergelas-gelas air putih, yaa sama saja hehehe. Aku hanya mengulur-ngukur agar waktu kalian lama terhenti di tempatku. Aku senang sekali. Apalagi punya banyak teman, ayo berteman denganku!
Ehm, lalu yang kedua, aku bahagiaaaaaaaa sekali membuka jendela di kamarku pagi hari saat baru bangun tidur. Rasanya hangat jika matahari memang sedang panas. Rasanya dingin saat cuaca memang agak mendung. Aku suka sekali dua rasa itu. Yang pertama rasanya hangat sekali, seperti pipi mu di kecup oleh Ayah. Yang kedua rasanya juga sejuk sekali seperti di belai lembut oleh angin. Bayangkan, bayangkan itu kau lakukan di awal hari, bagaimana mood mu hingga petang nanti? Sangat sangat sangat mood pasti. Aku berani bertaruh.
Indah sekali bukan?
Lalu yang ketiga, aku senang sekali membaca buku. Buku apapun itu. Ayah bahkan membuatkanku perpustakaan pribadi di rumah. Aku sangat sangat sangat berterimakasih pada Ayah. Terima kasihnya double triple karena sudah mengizinkanku tinggal sendiri, kemudian membangunkanku sebuah rumah impian serta menambahkan ruangan perpustakaan pribadi di dalamnya. Terima kasih Ayah, hihihi.
Lalu yang keempat, aku senang sekali dipeluk. Kalian tahu? Rasanya nyaman sekali di peluk oleh orang-orang terkasih. Juara pelukan paling nyaman tentu saja ibuku dan ayahku. Pelukan mereka erat dan hangat sekali, aku benar-benar merasa nyaman. Nyaman sekali sampai aku tidak mau lepas dan malah menangis bahagia. Kemudian juara pelukan kedua di pegang oleh kawan-kawan ku. Ah pelukan mereka kencaaang sekali. Apalagi jika mereka semua memelukku sekaligus. Ah rasanya seperti dihimpit. Iya, dihimpit dengan rasa bahagia. Aku senang sekali punya banyak teman. Dan juga, senang sekali rasanya diperlakukan baik oleh orang-orang disekitarmu.
Lalu kelima, keenam, ketujuh, dan seterusnya sampai tak habis-habis itu selalu aku syukuri. Semua yang hadir dalam hidupku selalu aku syukuri. Karena itu mungkin namaku Shakara. Syukur, bersyukur. Aku bahagia, senang, dan gembira karena aku bersyukur. Itu hal yang sangat sering orang tuaku tanamkan kepadaku. Dan aku sangat bahagia bahwa aku adalah orang yang bersyukur hingga berbahagia.
Aku Shakara. Perempuan biasa yang terlampau bahagia karena bersyukur. Terima kasih telah mengetahui sedikit tentangku, aku senang sekali. Ayo berteman! Aku senang sekali punya banyak teman.
Kayla, 2020.