Satu
Raisha Kaila Mahendra.
Hari terakhir masa orientasi siswa baru di SMA Cendrwasih, beberapa siswa baru mulai berdatangan memasuki gerbang sekolah dan berkumpul di lapangan, menyapa kakak kelas yang dilewati dan ada beberapa yang mulai bercanda ria bersama teman-teman baru bahkan ada yang menyempatkan untuk meminta tanda tangan kakak kelas yang belum lengkap di buku sakunya, memanfaatkan pagi hari dimana mood mereka masih terlihat baik.
Dan para panitia kegiatan yang menurutku mulai lengkap, ada yang berhamburan ke kantin mencari sarapan, ada yang sibuk mengurus persiapan, ada yang memilih bercengkrama dengan panitia lain, ada yang mulai modus dengan adek kelas dan ada yang hanya duduk membaca komik kesukaannya melalui layar ponsel miliknya, dan yang terakhir itu aku.
“Baca apaan sih ? serius banget” tegur Rindu yang sepertinya baru tiba dan duduk disampingku
“Berisik tau” sahutku tanpa ngalihin pandangan dari layar ponsel yang masih ku pegangi
Terdengar decakan sebal dari mulut cewek pemegang sabuk hitam tapi masih doyan banget ngemil permen bertangkai.
Ditengah kesibukanku membaca komik yang beberapa episodenya tlah ku lewati beberapa minggu kemarin, terdengar teriakan dimana suaranya sangat ku kenali, suara yang sepertinya akan merusak moodku pagi ini.
“RAISHAA !!!”Dalam hitungan detik, aku ngangkat kepala dan melihat seorang siswa dengan almamater sekolah yang sama seperti yang sedang ku kenakan maupun panitia lainnya sedang melambaikan tangannya seolah memanggilku ke tempatnya berdiri saat ini
aku menghela nafas berat “Ini masih pagi kan Rin ?”
tanyaku pada cewek yang masih sibuk menikmati permen milkitanya dan duduk disampingku menatap lurus ke depan“Mau modus kayaknya” ledek Rindu
“Untung kakak kelas, kalau nggak sudah ku jadikan peyek tau gak sih” ketusku lalu berdiri menuju lapangan, dengan langkah yang ku buat semalas mungkin.
Terdengar suara tawa dari cewek yang tadi duduk di sampingku
“Fighting” ucapnyaDan aku hanya berbalik sekilas menatapnya tajam yang dibalas olehnya dengan senyum mengejek.
Saat berjalan mendekati lapangan aku terus menatap tajam cowok yang memanggilku, mengamati dari ujung kepala hingga kaki.
“Harus banget aku gitu ? memangnya tidak ada tenaga medis yang lain?” batinku sambil mengedarkan pandanganku ke sekitar mengamati beberapa panitia dengan pita berwana putih yang terikat pada lengan kirinya, dan sepertinya memang tidak ku temukan kehadiran mereka.
“Pada kemana sih tenaga medis” gerutuku
Yah disekolah kami belum memiliki pakaian khusus untuk tenaga medis saat mengikuti suatu acara sekolah sehingga guru penanggung jawab kami menyarankan menggunakan pita putih yang akan lebih mudah terlihat dengan almamater yang berdasar warna hitam.
“Ada apa kak?” tanyaku pada cowok yang ada dihadapanku
“ Ada yang sakit” jawabnya santai
“Siapa ? dimana ?” tanyaku dengan wajah kesal dengan tangan bersedekap depan dada
Mendengar nada bicara ku yang terdengar kurang sopan, cowok yang ada dihadapanku ini bukannya marah kepadaku malah memilih tersenyum. Dan cowok ini adalah kak kelasku, yang saat ini betugas sebagai ketua panitia penerimaan siswa baru tahun ini, Arsaka Gionanda.
“Hati aku yang sakit dek” sambil nunjuk dada sebelah kirinya dengan telapak tangan kanannya
“Itu jantung, hati ada disini” ketusku sambil menunjuk posisi bagian perut atas sebelah kanan dengan sedikit menekannya dengan tanganku
Dia tertawa renyah
“Masih pagi tidak boleh galak-galak dek”“Bodo” ketusku
“Apaan kak ? buru” tambahku
“Buat kamu” bisa ku lihat ada 2 bungkus coklat Cadbury kini terbaring diatas tangannya, membuat kekesalanku sebelumnya menghilang entah kemana.
Dengan cepat aku mengambil coklat yang disodorkan untukku lalu memasukkan salah satunya kedalam saku rok milikku dan satunya segera dibuka untuk ku nikmati.
“sisa hari ini kan?” ucapnya sambil mengacak rambutku pelanAku mengganggukkan kepala sambil menikmati lembutnya coklat kesukaanku
“WOY. SAYANG-SAYANGAN INGET TEMPAT DONG”
Reflex aku dan Kak Arsa menoleh kearah sumber suara.
Aku memberikan tatapan sinis, tapi tidak dengan cowok yang ada didekatku, ia kemudian merangkul ku dengan lengan kirinya dan membuat tubuh ku terbentur pada sebagian tubuhnya“INGAT KAK, CACA PUNYA BODYGUARD GALAK”
Kali ini aku justru tersenyum mendengar ucapan cowok yang tadi ku beri tatapan sinis“Ca, Rindu masih jago taekwondo kan?” tanya kak Arsa, sedangkan aku masih asyik dengan coklat ditanganku
“Iya kak, btw minggu lalu dia naik jadi sabuk hitam loh”
Sekilas aku melihat kak Arsa meraih ponselnya dan menunjukkan foto cewek dan cowok yang sedang berpelukan“Itu Andy kan kak?” tanya ku memastikan. Kak Arsa tidak menjawab, hanya tersenyum
“ANDY WOY” panggil kak Arsa
Andy yang sempat kembali sibuk mengurus beberapa adik kelas lalu menengok ke arah kami
“Cek WA” teriak kak Arsa sembari nunjukkin ponselnya
Aku tergelak, “wah alamat si Andy, bakal makin ditolak Rindu tuh kak”
Barusan kak Arsa ternyata mengirimkan foto Andy saat sedang memeluk seorang cewek, ntah itu foto lama atau foto baru. Selain foto, pesan yang dikirim kak Arsa lah yang membuatku tertawa
“Kirim ke Rindu asyik nih” itu pesannya untuk AndyKak Arsa tertawa puas dan dengan gerakan cepat Andy menghampiri kami dengan bersikap sok manis. Yah cowok yang sedang bersikap memohon di depan cowok yang ada disampingku ini adalah cowok yang sangat tergila-gila dengan sahabatku namun selalu dihiraukan.
“kak Arsa yang tampan”
“kakak mau makan apa sebentar?”
“kakak suka dengan Caca kan ?”
“aku bantuin deh kalian berdua jadian”
Bujuk Andy dengan muka sok manisnya, sebenarnya gak ada manis-manisnyaEh tunggu, kok tadi dia bawa-bawa nama ku ?
Reflex aku memberikan satu pukulan yang ku pikir cukup keras dibelakang kepalanya
“kampret ni bocah” umpatkuKak Arsa lalu tertawa puas sedangkan Andy meringis kesakitan sambil memegang kepala bagian belakangnya dan sepertinya kami mulai menjadi pusat perhatian beberapa panitia maupun murid baru.
Sebelum aku merasa semakin malu, ku putuskan untuk meninggalkan mereka berdua lalu menuju Ruang Klinik, dimana tempat ku bertugas dalam kegiatan penerimaan siswa baru tahun ini.
Selamat membaca😊
Jangan lupa vote dan commentnya🤗Rin-
KAMU SEDANG MEMBACA
Why ?
Short StoryDibalik tawa jangan pernah lupa bahwa akan ada luka didalamnya meski hanya 1%