House of Card x JJK
One point Three.
"Ra, Eomma pulang lebih dulu ya?" kata Hanna pada Ahra setelah acara inti kelulusan selesai.
"Jimin antar Eommonim?"
Hanna dengan cepat menolak halus tawaran si anak tetangga, "tak usah, Eomma bisa menggunakan bus."
"Eomma, biar Jimin antar. Dia tak akan keberatan jika harus mengantar Eomma lalu kembali lagi kesini," kata Ahra memaksa Hanna, dan mendorong Jimin agar mendekati Hanna.
Hanna pun pasrah, menerima tawaran Jimin untuk mengantarkannya pulang. "Eomma pulang, maaf tak bertemu Jungkook lebih dulu. Titipkan salam Eomma pada calon mantu ya!" kata Hanna riang, lalu mulai melangkah bersama Jimin.
Mungkin lebih tepatnya, mantan calon mantu.
Hanna dan Jimin meninggalkan Ahra yang mulai mencari keberadaan Jungkook diantara ratusan orang lainnya yang juga sama tengah merayakan kelulusan.
"Gyu, apa kau melihat Jungkook?" tanya Ahra pada Mingyu, "dia tadi ada diluar bersama keluarganya, coba kau cari diluar, Noona."
Ahra mendelik, "beruntung kita sudah lulus, jadi aku tak akan menjadikanmu musuh karena sudah memanggilku Noona."
Mingyu terkekeh, lalu mendorong bahu Ahra menuju pintu keluar.
Sesudahnya Ahra keluar, ia dengan cepat mendapati Jungkook yang memang tengah bersama keluarganya.
Ahra melangkahkan kakinya menuju keluarga Jeon dengan senyum yang terukir di wajahnya, "hallo Tuan Jeon," sapa Ahra setelah berada diantara Jungkook, Tuan Jeon serta adik kecil yang ada di gendongan Jungkook.
"Hallo, Ahra," balas Tuan Jeon ramah. "Jungkook bercerita jika kau juga lulus tahun ini, saya ucapkan selamat ya. Akhirnya tak menjadi mahasiswa abadi." lanjut Tuan Jeon dengan guyonan di akhir kalimatnya.
Ahra hanya terkekeh, lalu berucap terima kasih pada Tuan Jeon.
"Berhubung sudah ada Ahra, Appa pulang sekarang. Eomma mu sedang dalam perjalanan," kata Tuan Jeon yang kembali mengambil alih anak bungsunya dari gendongan Jungkook.
"Tak mau menunggu sebentar, Appa?" tanya Jungkook yang sebenarnya hanya basa basi, dan dugaannya benar. Dibalas gelengan kepala oleh sang Ayah.
"Saya pulang dulu, Ahra. Sekali lagi selamat atas kelulusanmu." kata Tuan Jeon sebelum melangkah meninggalkan dua sejoli yang belum saling menyapa itu.
---
"Dimana Jimin Hyung?" tanya Jungkook setelah mereka duduk di taman, "sedang mengantar Eomma pulang, Eomma meminta maaf karena tak sempat bertemu denganmu. Eomma juga menitipkan ucapan selamat untukmu."
Jungkook mengangguk, lalu ia mulai menyimpan buket bunga yang sedaritadi di genggamannya di atas tanah.
Lelaki tersebut mulai memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan Ahra yang nampak cantik dengan gaun abu dengan taburan mutiara yang berkilau.
"Kau cantik hari ini," ucap Jungkook lembut, tangannya mengusap rambut Ahra yang terikat rapih. "ah, rasanya aku tak rela mengakhiri hubungan kita ini jika kau cantik seperti ini." kata Jungkook sambil terkekeh.
Ahra ikut terkekeh, walau air mata sudah berkumpul di pelupuk matanya.
"Kalau begitu aku tak akan menyesal, Kook. Karena hari ini kau masih sama saja seperti hari biasanya," kata Ahra dengan tangan yang sama dengan Jungkook, mengusap rambut lelaki tersebut. "masih tampan seperti biasanya." lanjutnya.
"Aish, kenapa disaat saat seperti ini kau malah menggombal, huh?" Jungkook mencubit hidung kecil Ahra dengan gemas. Untuk kali ini, Ahra membiarkan Jungkook memperlakukan hidung kecilnya seperti itu.
"Mari kita akhiri ini, Kook." setelah hampir dua minggu, akhirnya Jungkook kembali mendengar kalimat tersebut dari mulut manis Ahra.
Jika sebelumnya Jungkook menolak, kini ia tersenyum sembari menganggukan kepalanya.
"Mari kita kembali menjadi teman," ujar Jungkook dengan senyum manis yang terpatri diwajahnya. Membuat Ahra akhirnya kalah, dan meloloskan air matanya detik itu juga.
Ingin rasanya Jungkook menarik tubuh Ahra kedalam pelukannya, dan mengatakan bahwa semua baik baik saja.
Tapi tak ia lakukan, selain karena akan semakin menyakiti satu sama lain. Juga memang semuanya tak akan baik baik saja setelah ini.
Yang Jungkook lakukan hanya mengusap lembut kepala Ahra yang tengah tertunduk dengan bahu bergetar, "jangan menangis, aku bingung harus melakukan apa." kata Jungkook jujur.
"Saat aku menolak berpisah, kau menangis. Saat aku mengamini perpisahan ini, kau pun menangis." ujar Jungkook dengan suara yang mulai bergetar.
Ahra terkekeh, menyadari jika dirinya ternyata secengeng itu jika berhadapan dengan seorang Jeon Jungkook.
"Maafkan aku," kata Ahra dengan nafas yang tersengal. Ia memberikan Jungkook senyum sebisa mungkin, "jangan melupakanku ataupun Eomma. Mengerti?"
Jungkook menganggukan kepalanya, "aku akan usahakan untuk berkunjung kerumahmu jika aku sedang ada di rumah Jimin Hyung."
Kali ini Ahra yang mengangguk, lalu membalas melanjutkan ucapannya, "jangan sering bermain gim hingga tengah malam, karena aku tak akan lagi merecokimu ditiap malamnya."
Lagi lagi Jungkook menganggukan kepalanya.
"Kau tahu kan aku menyayangimu? Maka dari itu kau harus sayangi dirimu sendiri, jangan terlalu memaksakan diri dalam berolahraga dan diet konyolmu itu." Ahra menyeka air matanya yang masih mengalir.
"Aku menyayangimu, Jeon Jungkook," Ahra tersenyum. "jika suatu saat kita bertemu kembali, aku ingin kau yakin bahwa perasaanku padamu masih sama."
"Tapi Kook, jangan mencariku. Ja-"
Tak ingin kembali mendengar ucapan Ahra, Jungkook pun dengan cepat menangkup wajah Ahra dan detik berikutnya ia berhasil membungkam bibir Ahra dengan bibirnya.
Mereka hanya sekedar menempelkan kedua bibir tersebut, dengan air mata yang sama sama mengalir. Sampai akhirnya Jungkook mulai menyesap bibir bawah Ahra, lalu berpindah pada bibir atas.
Hanya itu.
Terakhir Jungkook mengecup bibir manis tersebut untuk yang terakhir kalinya.
A/n : Belum tamat, guys!!
Masih ada besok HEHE2020 - 05 - 03
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSE OF CARD [JJK]
Fanfiction[COMPLETED] [AHRA SIDE [COMPLETED]] "Setidaknya, biarkan aku mempertahankanmu sampai saatnya kita harus berpisah nanti." Cerita tentang dua sejoli yang memaksakan terus bersama, disaat mereka sendiri tahu bahwa takdir sudah tak lagi menginginkan me...