let Go

34 4 0
                                    

22 April 2020.

Langit sore terlihat indah dari arah jendela kamar Hangyul. Senyum manis Hangyul kembangkan tatkala ia ingat hari ini adalah anniversary dia dan Sungyoun yang ke-2. Seharian ini ia hanya mengurung diri di kamar, hujan deras mengguyur kota Bandung sejak semalam dan baru reda siang tadi. Namun, Hangyul yang enggan pisah dengan kasur hangatnya memilih untuk melanjutkan tidur dan baru terbangun pukul empat sore.

Bau tanah menyapa indra pencium Hangyul, suasana dingin menyapa badan Hangyul yang sudah terlapisi jaket.

"Kalau mau pergi kemanapun, pakai jaketnya! Ntar masuk angin gimana?"

Hangyul ingat bagaimana Kak Seungyoun selalu memarahi Hangyul kalau pergi tak memakai jaket. Senyum pahit terlihat, lalu segera Hangyul mulai menggaet sepedanya keluar pagar rumah.

Suasana jalanan Bandung yang dingin. Serta jalanan komplek yang sepi, menambah ketenangan yang tak lagi asing bagi Hangyul, dan Hangyul msudah nyaman dengan itu sejak 1tahun lalu.

"Kak, besok anniv ke-2 mau dirayain dimana?."

"Kamu maunya dimana? Kakak ngikut kamu."

"Ih, kan yang tahun ini udah Micha yang tentuin, giliran Kak Evan lah"

"Haha iyaa gemess" Seungyoun berbalik lalu mengunyel pipi gembul Hangyul

"Kamu tahu taman deket pemakaman kota ,kan? Kesana, mau?"

"Kemanapun, asal ada kakak Micha mau"

"Gemes bangeeet, sini" Mereka berpelukan berbagi kehangatan di balkon hotel yang menghadap langsung ke arah pantai yang dihiasi langit malam , hanya cahaya bulan dan bintang sumber utama pencahayaan di sana.

Hangul ingat semua memorinya bersama Seungyoun. Tanpa sadar air mata menetes melewati pipi gembilnya.

"Ah apa-apaan ini" Hangyul tertawa hambar dan mengusap air matanya cepat. Hangyul mengayuh sepedanya dengan santai, tak butuh waktu lama, akhirnya Hangyul sampai dan mulai menepikan sepedanya didepan... Pemakaman Kota.

Sepi, tentu saja. Orang-orang hanya akan mengunjungi tempat ini jika hari-hari tertentu . Tidak dengan Hangul, dia akan kemari jika ia merindukan Kak Evan-nya, jika ia sedang sedih, jika ia sedang bahagia, bahkan bisa seminggu non stop datang hanya untuk bercerita kesehariannya yang sekarang, tanpa kekasih tercinta.

"Kak Evan ,Micha dateng."

Hangyul duduk disamping makam Seungyoun yang sudah dilapisi marmer berwarna hitam. Rumput di sekeliling makamnya bersih, penjaga makam disana sudah kenal dengan Hangul karna saking seringnya datang ke makam. Diusapnya batu nisan bertuliskan nama Cho Seungyoun.

"Sudah... 10 bulan kakak pergi ningaalin Micha, sendirian. Tapi Micha bahagia kalau Kak Evan bahagia di sana. Kak Evan kalau mau apa-apa tinggal minta sama Tuhan karna dekat. Micha kalau mau apa-apa harus maksa Bang Jaehyun dulu baru dikasih.

Kak, bulan depan hari kelulusan. Micha lulus nggak ya, Kak? Kalau Micha nggak lulus nanti Kak Evan sedih nggak di sana?. Selama Ujian Nasional, maaf ya kak, Micha nggak dateng ke sini... semuanya lancar, Micha bisa ngerjain semua soalnya dengan baik.

Kemarin Bang Jaehyun beliin boneka teddy bear gede buat Micha, katanya hadiah karna udah mau berjuang buat lulus SMA. Padahal belum tau hasi pengumuman lulusnya gimana. Kak Evan yakin Micha lulus, kan?

Kita.. belum pernah bicarain tentang kuliah ,Kak. Kalau Kak Evan udah pasti bakal ambil hukum. Micha pernah bilang kalau Kak Evan ambil hukum Micha bakal ikut, Micha tarik ya Kak omongan Micha. Micha mau ambil kedokteran kalo nggak pendidikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

let Go || SEUNGYULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang