Perpisahan

244 87 75
                                    

"Meski perpisahan itu ialah kenyataan yang sulit diterima. Namun, itu adalah konsekuensi dari perjumpaan."
-Naya Salsabila

Langit biru disambut cerahnya sinar mentari menambah semangat Nay untuk dapat bertemu dengan teman-temannya (full team) untuk terakhir kalinya di sekolahan tercinta. Terutama dia yang menjadi mood booster belajar Nay setiap hari di sekolah.

Setelah melewati begitu banyaknya proses belajar, kalik ini saatnya memetik hasilnya. Ya, hari ini memang penghujung hari dimana Nay dapat bertemu dengan Raiyan dan teman-teman yang lain (full team) serta Bapak/Ibu gurunya.

P E R P I S A H A N merupakan kata yang amat menyakitkan. Tapi setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan kan?

____

"Pasang akan surut, datang akan pergi, ada kan tiada dan bertemu pasti akan berpisah."
-Naya Salsabila


Kini mereka semua berkumpul disuatu aula sekolah. Mereka semua duduk didampingi oleh orang tuanya masing-masing. Dan acara perpisahan pun dimulai.Awal acara semua terasa biasa, hanya ada gelak tawa. Namun, diakhir acara semua orang yang berada di aula sekolah tampak meneteskan air mata.

Saat persembahan terakhir dari angkatan Nay sedang dipentaskan, terlihat Raiyan yang sangat jelas sedang menatap padanya. Nay dan Raiyan memang satu angkatan, tetapi persembahan dari angkatan Nay hanya diwakili oleh siswa putri.

Raiyan berdiri tepat persis di hadapannya, namun agak berjauhan. Raiyan tersenyum melihat Nay, dan Nay yang tak sengaja melihat Raiyan pun langsung memalingkan wajahnya dari Raiyan karena malu. Sebenarnya ingin rasanya Nay membalas senyuman Raiyan dan memeluk Raiyan untuk terakhir kalinya di sekolahan tercinta tersebut. Namun, Nay hanya bisa mengadukan itu semua didalam doanya.

Acara perpisahan pun selesai, tak ada yang berkesan di acara pelepasan angkatannya. Semua terasa hambar, kecuali senyuman manis yang terukir di wajahnya Raiyan.

Kala itu handphone masih sangat jarang yang pakai. Tidak seperti sekarang? Yang dengan mudahnya anak SD saja sudah pandai bermain, bahkan kini semua orang memiliki handphone.

Yaps, kalik ini mereka berdua akan benar-benar berpisah tanpa sebuah kata pamit salam perpisahan. Hanya doa yang masih dipanjatkan oleh Nay untuk kebaikan Raiyan.

*Nay Pov*

"Ya Tuhan, apakah seperti ini akhirnya? Ada dia saja kadang aku malas-malasan untuk belajar. Bagaimana nanti kalau kami benar-benar berpisah? Tanpa ada dia apakah aku sanggup menjalani kehidupan sehari-hari ku di sekolah?"

Eits, kok aku jadi alay sih?:v

Eeeh wait...
Aku kan bukan siapa-siapanya? Kenapa sekarang aku jadi berharap banget ke Raiyan ya?

Dia kan tampan, tinggi, hidungnya mancung, cool, ramah, humoris juga. Pasti diluar sana banyak yang menyukainya, bukan aku saja yang menyukainya:(. Eehh kok aku jadi bilang suka dia sih?

Woy mimpi apaan kamu Nay?_-

Mimpi Raiyan tersenyum, terus dia datang ke rumahku. Ditanyain mau minum apa, dianya cuman diem. Mimpi dimaafin sama Raiyan terus dia manggil namaku sambil tersenyum. Pokoknya mimpi banyak tentang dia, tapi ya gitu-gitu aja hidup ku_-

Segenggam HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang