Ending (1)

5 4 0
                                    

Carren bersama dengan lelaki itu telah sampai di atap gedung berlantai 15.

Bukan hanya dia saja, melainkan satu orang wanita bernama Oliza dan yang sedang bersama Carren sekarang adalah Gians atau yang tak lain adalah makhluk penjilat yang sering di katakan Axian.

"Kau lagi, kau lagi." Ujar Oliza tak mengerti.

"Mengapa kau memanggilku? Dan menyuruhku untuk melawan wanita yang lemah ini." Bisik Oliza di telinga Gians.

"Karena hanya dialah yang bisa membuka kotak silver ini." Jawab Gians dengan berbisik pula.

"Cepat! Buka kotak ini, atau tidak kau akan merasakan apa yang namanya sakit." Ujar Oliza.

"Aku juga tak dapat membukanya, kalau kau bisa cobalah." Jawab Carren kepada Oliza.

"Tidak mungkin! Kau yang memilikinya, sangat aneh bila kau juga tidak dapat membukanya." Bisik Oliza di telinga Carren sambil mencengkram erat leher Carren.

"Aah...auh...sakit, lepaskan leherku." Pintah Carren yang telah merasakan kesakitan yang luar biasa pada bagian batang lehernya.

"Tak akan aku lepaskan! Sampai kau memberi tahu, bagaimana cara membuka kotak silver itu." Jawab Oliza sambil menujuk ke arah kotak silver yang di pegang Gians.

"Cekik dia terus sampai ia benar-benar mengatakan cara membuka kotak silver ini." Bisik Gians pelan di telinga Oliza.

Oliza menganguk paham.

"Aku kesakitan! Lepaskan tanganmu dari leherku." Ucap Carren kesakitan.

"Tak kan ku lepaskan gadis lemah." Ujarnya sambil tertawa pelan.

"Baiklah akan aku katakan bagaimana cara membukanya." Ujar Carren yang tak bisa lagi menahan rasa sakit di lehernya.

"Cepat katakan!" Teriak Gians yang mulai mendekati Carren.

Seorang lelaki menyambar leher mereka berdua dengan sangat keras.

"Auhh..." teriak mereka berdua kesakitan.

"Mengapa kau kemari?" Tanya Axian di sampingnya.

"Di...dia yang membawaku kemari." Jawab Carren terbata-bata sambil memegang lehernya yang telah di lepaskan oleh Oliza.

"Aku akan menghabiskan kalian satu persatu." Ujar Axian yang tak bisa lagi menahan amarah.

"Ingat Axian! Kau juga seorang iblis." Bisik Oliza yang dapat menyingkirkan cengkraman jari Axian dari lehernya.

Oliza pergi dengan sayapnya entah kemana.

"Bahkan kau mau membunuhku, sadarlah kau juga seorang iblis!" Ujar Gians di hadapannya.

"Aku tidak peduli! Iblis ataupun bukan, aku tak akan pernah sungkan untuk menghabisinya bila dia telah membuat masalah di dunia manusia." Jawab Axian dengan muka santainya.

"Apa itu karena kau memyukai dia?! Sadar!! Kau bukan manusia lagi, kau adalah seorang iblis yang kejam dulunya, yang telah membunuh ribuan vampir, penyihir, dan manusia." Teriak Gians membuat Carren tertegun dan terpana ke arah mereka berdua.

"Apa?! Dia menyukaiku!" Guman Carren dalam hatinya.

"Itu dulu tidak sekarang!! Kau telah mengambil pekerjaanku." Teriak Axian kembali sambil mengucapkan kalimat mantra dalam pikirannya.

"Aah!!! Kau mau apa?! Lepaskan mantra kau ini dariku." Teriak Gians kesakitan yang tak dapat lagi memegang kotak silver itu dengan tangannya, ia menjatuhkannya ke bawah lalu berhasil di dapat oleh Axian di tangannya.

"Jika mantra ini terlalu lama pada dirimu, maka mantra itu akan hilang bersama dengan dirimu." Ujar Axian.

"Tidak mungkin!! Bagaimana bisa kau membunuh seorang iblis dan itu juga temanmu sendiri, bukan teman melainkan rekan kerjamu sendiri." Teriak Gians serak.

Selama mereka terus berdebat, yang pergi telah kembali.

Oliza terbang secara diam-diam dari belakang tubuh Axian dan mulai mendekatinya sambil membawa pisau, yang telah ia dapatkan selama menghilang tadi.

"Apa yang akan dia lakukan?! Apa jangan-jangan dia mau menusuk Axian dari belakang." Pikir Carren.

Apa yang telah di pikirkan Carren sekarang ingin ia lakukan.

Oliza menerbangkan pisaunya tepat ke arah perut Axian.

KYAA...

Oliza tak dapat berkata lagi, ia salah membunuh orang.

Yang ia bunuh adalah Carren, yang telah berhasil memeluk Axian dari belakang.

Carren melepaskan pelukannya, ia tak dapat lagi berdiri tegak layaknya manusia biasa.

Darah bercucuran dari perutnya, ia memegangnya sambil menahan rasa sakit yang ia rasakan.

"CARREN!! BANGUNLAH!! KAMU JANGAN SEPERTI INI...KUMOHON SADARLAH." Teriak Axian di saat ia membalikkan tubuhnya ke belakang.

"Siapa yang telah menusuknya?!" Teriak Axian kepada Oliza yang berpura-pura tidak mengetahui apa-apa.

"Pasti kau!" Teriak Axian langsung memberikan mantra yang sama dengan mantra yang ia berikan kepada Gians.

"Aah...auh..." suara kesakitan Oliza.

Carren terkulai lemas di bawah kaki Axian, Axian yang menyadari langsung memberikan pangkuan di tangannya.

Axian mencoba beberapa mantra penyembuhan, tapi tetap tidak bisa menghentikan darah Carren yang telah bercucuran tanpa henti-hentinya.

"Bagaimana ini?! Tidak mungkin aku membawamu ke rumah sakit, akan membutuhkan waktu yang sangat lama." Ucap Axian di hadapannya.

"Te...ri..ma...ka...si...h...at...as...ba...nt...uan...mu, aku juga menyu...." ucapan Carren yang tak dapat ia sambung karena Carren telah kehabisan tenaga.

Ia meninggal...
.
.
.
.

"CARREN!!!" TERIAK AXIAN SAMBIL MEMBUAT MANTRA KEMATIAN UNTUK OLIZA DAN GIANS.

Oliza dan Gians juga merasakan hal yang sama dengan Carren, tapi berbeda mereka telah lenyap dan hilang bagaikan debu yang telah di sapu angin.

"Bagaimana ini?!" Ujar Axian tak mengerti.

Axian memunculkan ide di dalam benaknya.

"hanya kotak silver ini yang bisa membantuku untuk menyelamatkan Carren dari kematiannya." Ide Axian terpecahkan.

Axian mengambil kotak silver yang telah ia simpan di dalam mantelnya ketika melawan Gians tadi.

"Semoga Carren dapat bangun kembali seperti dulu lagi." Guman Axian dalam hatinya.

"Tapi dia adalah seorang manusia sedangkan aku seorang iblis, apakah darah kami dapat di persatukan, apakah dia dan aku adalah cinta sejati yang sesungguhmya." Guman Axian dalam termenungnya.

Seorang perempuan datang menghampiri Axian yang sedang kebingungan.

"K...l...y...r...a" ujar Axian yang menatap siapa yang datang menghampirinya.

"Aku telah kembali seperti yang ku janjikan dengan Carren waktu itu." Jawab Klyra dengan nada lembutnya.

Klyra adalah seorang iblis wanita dengan perawakan serba putih berbeda dengan iblis lainnya, bisa dikatakan dia hampir mirip dengan seorang malaikat.

Dia juga dulunya kekasih Axian, mungkin sekarang tidak.

***************************************Nantikan kisah selanjutnya...
Ending (2) DEVIL MAN AND SEAL BOX

Maaf lama uptadenya :)
Jangan lupa untuk follow akun ini+ votenya+ komentar para pembaca setia DEVIL MAN AND SEAL BOX

Bye...bye...
Sampai jumpa di cerita berikutnya
Semoga ceritanya bagus yaa :)




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEVIL MAN AND SEAL BOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang