"Persaingan memanglah wajar. Yang tak wajar adalah menghalalkan segala cara untuk menjadi pemenang."
~ Author
Hallo guys, tuh kan aku update lagi walaupun yang vote sama komen cuma itu-itu aja. Tapi gak apa-apa aku sayang kalian soalnya :v wkwkwk
Enjoy the story
Happy Reading^^
Liburan sekolah telah usai, Latisya senang bisa kembali lagi ke sekolah. Selain untuk bertemu sahabat-sahabatnya tentunya untuk bertemu dengan Abraham. Jika kalian berpikir Abraham sudah berubah, kalian salah. Abraham masih tetap seperti terakhir Latisya bertemu.
Namun, Latisya jadi teringat saat dia nekat untuk menanyai kabar Abraham melalui DM instagram. Rasa malu bercampur senang menjadi satu saat Abraham membalas pesannya. Ya, walaupun dengan dingin tentunya. Tadinya Latisya ingin setiap hari mengirimkan pesan kepada Abraham namun dia urungkan karena teringat perkataan Satya untuk tidak membuatnya membenci dirinya. Jadi, Latisya hanya melihat keadaan Abraham di instastotynya, begitupun Latisya senang.
"Woy!" suara Lisa mengejutkan Latisya yang sedang melamun.
"Ngagetin aja deh." Jawab Latisya dengan wajah terkejut
"Lagian pagi-pagi udah senyum-senyum aja, di pinggir lapangan pula. Awas kesambet lo."
"Lo kalo ngomong jangan sembarangan ya." Kesal Latisya kepada Lisa
"Mikirin apa si? Gak usah lo jawab, palingan juga Kak Abraham." ucap Lisa tergelak
"Gak usah kenceng-kenceng ngomongnya." Latisya berusaha menutup mulut Lisa namun Lisa menghindar
"Berarti bener kan."
Latisya menahan senyumnya.
"Kira-kira dari kita berenam ada yang bakal sekelas gak?"
"Ada lah pasti."
"Gue juga harap begitu."
"Kita liat yuk pembagian kelasnya, mumpung belum rame." Ajak Latisya menuju mading sekolahnya.
Lisa setuju kemudian berjalan ke arah yang sama dengan Latisya. Mereka mulai mencari nama mereka. Dan ketemu, tak lupa mereka melihat nama keempat sahabatnya yang lain.
"Untung deh kita berdua-berdua dalam satu kelas." Ucap Lisa.
"Iya. Gue-Putri, Lo-Dahlia, dan Rina-Syifa. Mana kelasnya juga deketankan."
"Bener banget."
Setelah mereka selesai melihat dan hendak berjalan menuju kelasnya, barulah siswa-siswa yang lain berlarian menuju mading. Semuanya tampak terburu-buru kecuali seseorang yang berada di ujung koridor. Dia berjalan dengan santainya membuat Latisya keheranan, Latisya yang hendak berjalanpun mengurungkan niatnya.
"Kenapa Sya?"
"Lo gak heran kenapa semua orang buru-buru buat liat ke mading kecuali dia."
"Mungkin dia mah nyantai."
"Bisa jadi si. Tapi ngapain arahnya masih ke kerumunan?"
Lisa mengedikkan bahunya.
"Kalian di sini. Udah liat? Gue hampir aja ke dorong tau." Keluh Dahlia dan Putri
"Udah, dari tadi malah sebelum rame." Jawab Latisya
"Kenapa gak bilang dari tadiii" geram Dahlia hendak mencubit pipi Latisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]
Подростковая литература[SUDAH TERBIT] Kisah seorang wanita biasa yang merasakan jatuh cinta. Namun tidak ada dari satupun pria yang sadar akan kehadiran dari cinta wanita itu