SAMARA~7

257 34 2
                                    

'Tanpa penghormatan BUBAAR JALAN!'.

Begitu pemimpin barisan membubarkan barisan, Sam berlari ke UKS diikuti Ian dan Bima. Secepat mungkin sampai ke UKS, khawatir dengan keadaan teman sebangkunya, Tiara.

Sampai di depan UKS dan membuka pintunya, tiba-tiba Sam berbalik dan berlari cepat.

     "Kenapa tu bocah?", tanya Ian pada Bima yang hanya dibalas dengan endikan bahu.

Bima mengejar Sam, sedangkan Ian penasaran dengan apa yang dilihat Sam lalu membuka pintu UKS dan melihat Devan duduk di ranjang menghadap Tiara dengan posisi yang sangat dekat. Ohh si bos cemburu nih pasti. Ian kembali menutup pintu UKS meninggalkan dua orang di dalamnya yang tidak diketahuinya sedang apa.

     "Sam. Nga-pa-in Lo lari-la-ri sih?,tanya Bima ngos-ngosan. Menghela nafas berusaha menetralkan nafasnya.

     "Gue nggak papa". Sam berdiri di pinggir rooftop dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku. Merasakan hembusan angin sepoi-sepoi, sedikit meredakan rasa sesak didadanya.

     "Aelah mau bohong Lo. Ngga mempan kali kalo ke gue. Secara ni ya gue kenal Lo luar dalem tau nggak". Setelah mengucapkan itu, Bima mendapat hadiah tatapan intimidasi dari Sam seakan bertanya maksud ucapan Bima tadi.

     "Najiss Lo. Lo jangan belok dong, temen gue masak gesrek semua. Turun sono lo. Gue pengen sendiri". Sam duduk di bangku panjang yang ada di rooftop diikuti Bima. Entah darimana Sam tau tempat ini. Seakan ini tempat yang nyaman untuk menenangkan pikiran.

     "Gue tau Lo lagi ada masalah. Cerita lah kali aja gue bisa bantu. Atau kalo ga beban Lo sedikit berkurang".
Hening...

     "Kita kenal nggak sehari dua hari kali Sam. Kita kenal udah bertahun-tahun dari jaman orok loh. Oke, gue ga maksa tapi kalo Lo butuh temen cerita, calling aja". Bima beranjak hendak turun ke kelas.

     "Gue nggak tau. Gue bingung sama diri gue sendiri",ucap Sam menghentikan langkah Bima. Bima kembali duduk di sebelah Sam.

     "Dada gue sesek tiap kali liat seseorang sama orang lain. Gue ngerasa nggak terima ada orang yang bikin dia ketawa, bikin dia seneng. Tiap kali gue ngeliat dia, wajahnya cantik imut apalagi kalo lagi marah lucu banget". Sam bercerita dengan tersenyum membayangkan wajah lucu Tiara.

     "Woy-woyy Lo juga jangan jadi gila lah. Pakek senyum-senyum lagi. Nahh nih apaan nih pegang-pegang tangan gue. Gue rasa malah elo yang belok",balas Bima.
Segera dihempaskan tangan Bima, lalu Sam mengusap tangannya ke keja Bima seakan Bima itu barang yang mengotori tangannya dan perlu dibersihkan.

     "Buset dahh. Seragam gue nih jadi kotor",sungut Bima tidak terima.

     "Lah Lo kan emang udah kotor",balas Sam tertawa.

     "Babii kauu",ucap Bima menambah kencang suara tawa Sam.

     "Lo kok ngatain diri Lo sendiri?", Sam kembali memancing.

     "Alah tai Lo!". Tawa Samudra nggak ada jaimnya. Asal ngablak aja.

Bima sengaja membuat Sam sedikit melupakan masalahnya. Melihat Sam tertawa membuat Bima ikut senang. Bima menganggap Sam seperti adiknya sendiri. Yaa walaupun lahirnya cuma beda dua bulan.
Bima paham apa yang sedang dirasakan Samudra. Dia itu lagi jatuh cinta. Dengan siapa itu pun Bima sudah tau. Bima hanya mendengarkan cerita Samudra dan membiarkan Samudra menyadari sendiri perasannya itu adalah perasaan orang yang lagi jatuh cinta.

'Brak'

     "Yaelahh, kalian gue cariin malah pada enak-enakan selonjoran di sini",omel Ian pada kedua sahabatnya.

SAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang