14. RETAK

385 26 4
                                    

NGGAK PERNAH BOSEN AUTHOR NGINGETIN, BUAT BACA DOA SEBELUM MEMBACA CERITA INI.
Jangan lupa tekan vote & kasih coment !
-
-
-

Rianda mematung saat berada di ambang pintu. Objek yang ditangkap indra penglihatannya kini membuatnya tercengang. Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian berlari menghampiri dua insan yang saat ini tengah meluapkan amarahnya.

Rianda segera menahan tubuh Dimas agar tidak lagi menyerang Nugro. Keduanya sudah babak belur dengan sudut bibir yang sobek dan mengeluarkan darah, serta luka memar yang terdapat di beberapa bagian wajah lainnya.

   "Dimas udah, Dim !" Rianda mencengkram erat lengan Dimas dengan dibantu Mila, sementara Barok dan Sindy mencengkram lengan Nugro.

   "LO ITU PENGECUT ! DIMANA KESADARAN LO SEBAGAI KETUA TIM, BANGSATT !!" teriak Nugro dengan nafas terengah-engah.

   Dimas kembali meradang, "BRENGSEK !!! MAU LO APA SEBENARNYA !! KALO LO NGGA SUKA GUE JADI KETUA TIM, LO BISA GANTIIN TUGAS GUE SAAT INI JUGA !!"

   "KENAPA ?!! LO MAU NGELIMPAHIN MASALAH HILANGNYA TYO DAN NADIA KE GUE, SUPAYA LO BISA LEPAS DARI TANGGUNG JAWAB GITU AJA ?!! BANCI TAU NGGAK LO !!"

   "Bajingan.....!!" Dimas melepaskan cengkraman di lengannya dengan kasar.

Bughh

Dimas kembali memukul wajah Nugro dengan brutal, kali ini ia berhasil membuat pelipis Nugro mengeluarkan darah.

Nugro tak tinggal diam, ia kembali bangkit dan hendak mengembalikan pukulan Dimas. Namun si empu-nya dengan sigap menangkis pukulan Nugro kemudian memelintir tangannya ke belakang punggung. 

   Rianda membulatkan matanya, "Dimas udah !! Berhenti, Dimas !!"

Barok menarik tubuh Dimas hingga tangan Nugro terlepas.

   "Nugro, Dimas ! Berhenti, kita bisa selesaikan masalah ini baik-baik ! Ngga harus dengan cara kayak gini !!" Barok meninggikan suaranya.

   Nugro mengarahkan tatapannya pada Barok, "Gue dari semalam udah cukup sabar menghadapi kalian semua tapi kalian malah semakin menjadi. Sikap kalian itu seolah-olah udah ngga peduli dengan Nadia dan Tyo " Nugro membuang nafasnya kasar, "dan lo Rianda ! Cerita karangan lo yang katanya diteror itu, selamat...cerita lo udah berhasil menghasut Dimas untuk berubah pikiran !!" Rianda terperanjat, beberapa detik kemudian matanya mulai berkaca-kaca.

   Dimas mencengkram erat kerah jaket yang dikenakan Nugro, "Maksud lo apa ngomong gitu ke Rianda !! Sedikit pun dia ngga pernah menghasut gue untuk berubah pikiran !! Lo yang pikirannya terlalu dangkal !! "

   "Lo nggak terima gue nuduh Rianda ? gue juga nggak terima kalo kalian campakkin Nadia di hutan ini !!" kata Nugro dengan mengacungkan jari telunjuknya di depan Dimas.

   "Kita nggak cam- "

   "DIAM !!!" Teriak Rianda lalu menghapus air matanya dengan kasar.

   "TOLONGG....KALO KALIAN MASIH MENGANGGAP GUE SEBAGAI SAHABAT, GUE MOHON KALIAN BERHENTI !! SETIDAKNYA HILANGIN EGO KALIAN SAAT INI AJA, SILVI DI DALAM BUTUH PERHATIAN KITA, DIA DEMAM TINGGI !! TAPI KALO KALIAN TETAP MAU BERANTEM, SILAHKAN. TAPI PERSAHABATAN KITA CUKUP SAMPAI DISINI !! " nafas Rianda mulai memburu, perlahan air matanya kembali menetes namun dengan cepat ia menghapusnya dengan kasar.

   "Silvi demam ?" Tanya Sindy.

   Rianda mengalihkan tatapannya pada Sindy, "Iya. "

   "Rin, kenapa lo nggak bilang ke kita dari tadi ?"

RONGGENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang