Part 4
Prom night terhitung seminggu lagi. Sesampainya dikamar Agnes memilih-milih gaun yang ada di lemari pakaian. Dari yang modelnya ketat sampai yang long dress. Dari yang berwarna gelap sampai yang berwarna ngejreng. Pasti ada yang bingung kenapa Agnes memiliki berbagai dress di lemari pakaiannya. Itu semua milik kakaknya. Siapa kakaknya Agnes? Agnes pun malas mambahasnya.
Rumah pohon ternyata terasa lebih nyaman dibandingkan kamarnya sendiri. Dengan ditemani gitar dan segelas coklat hangat, Julio mulai memetik senar gitar hingga mengeluarkan nada-nada yang menenangkan. Bibirnya ikut bernyanyi mengikuti irama.
Agnes masih memilih-milih gaun. Media player yang ada di kamarnya terus mengeluarkan lagu-lagu dengan volume yang cukup tinggi. Didepan cermin, Agnes bergerak kesana kemari mengikuti irama dengan gaun yang ada ditangannya.
Mendengar suara berisik dari arah luar membuat Julio penasaran. Julio langsung menuju jendela yang berada tepat di depan jendela kamar Agnes. Julio menahan tawanya setengah mati melihat Agnes yang menggerakkan badannya mengikuti irama dengan gaun yang ditempelkan dibadannya sambil menghadap cermin. Sesaat kemudian Agnes melangkah menuju kamar mandi yang ada di kamarnya. Julio menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan tetangga sekaligus teman sekolahnya tersebut. Ini adalah pemandangan yang langka!
Julio kembali memetik gitarnya masih dengan posisi duduk didepan jendela. Segelas coklat hangat yang menjadi temannya itu pun sudah mulai dingin.
‘Klek’
Bunyi pintu terbuka dari rumah sebelah membuat Julio menghentikan aktivitasnya. Keluarlah Agnes dengan gaun hitam tanpa lengan. Dipinggir gaun itu terdapat motif bunga mawar berwarna merah. Julio semakin merapatkan tubuhnya kejendela. Matanya dikerjapkan agar lebih fokus. Bukan. Bukan karna Agnes terlihat aneh. Justru terlihat sangat cantik.
Agnes langsung mengambil handphonenya. Mengambil gambar didepan cermin. Membuka aplikasi Line dan mengirimkan fotonya ke Melvin. Sesaat kemudian handphone Agnes berdering menandakan panggilan masuk.
“Cie jadi nih prom night?”
“Jadilah. Pakai baju yang senada ya sama aku”
“Ya dong. Denger-denger nanti ada pemilihan best couple Nes, dan kita masuk kandidat”
“Oh ya? Kita harus tampil keren malam nanti Vin!”
Setelah berbincang dengan Melvin, Agnes merasa aneh. Seperti ada seseorang yang memerhatikannya sejak tadi. Agnes menoleh kearah jendela. HAH! Julio tertangkap basah sedang memerhatikan Agnes. Cepat-cepat Julio membelakangi jendela dan memetik senar gitar. Dibalik punggung Julio, muka Julio terlihat kaget bukan main.
Bisa jatoh harga diri gue merhatiin cewe jadi-jadian itu, batin Julio.
Diam-diam Agnes tersenyum licik. Diambil kapas yang ada di meja riasnya, pelan-pelan ia melangkah mendekati jendela. Berjongkok tepat dibawah jendela.
Julio sudah merasa aman. Karna masih penasaran, Julio berbalik kembalik menghadap jendela. Namun saat ia melihat kamar Agnes, sudah tidak ada siapa-siapa.
“DORRR!”
“AAAAAAAA”
Betapa terkejutnya Julio saat didepannya muncul sosok perempuan dengan kapas dihidungnya. Cepat-cepat Julio turun dari rumah pohon itu dan masuk kedalam rumah meninggalkan gitar dan segelas coklat. Agnes tertawa tanpa henti. Saat pintu kamarnya diketuk, Agnes mulai meredakan tawanya.
“Siapa?” tanya Agnes
“Ini Bunda”
“Masuk aja Bunda, ga dikunci kok” teriak Agnes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Agnes
Teen FictionPindah ke dunia lain secara tiba-tiba? Suatu kejadian yanng tidak masuk akal untuk seorang Agnes.