|01| • Dia tau gue?!

350 53 9
                                    

Pagi yang cerah, menyegarkan hati.
Malam yang bising, memuaskan raga.

---

Suara musik Hip-hop atau terkadang DJ terdengar dari sebuah bar yang ada di tengah kota. Hawa malam yang menusuk di luar, tidak menjadikan alasan para remaja juga dewasa datang kesini.

Perempuan maupun Laki-laki tidak menjadi masalah. Keduanya membaur dengan baik disini.

Di dekat Klub juga ada sebuah hotel bagi para tamu yang sudah mabuk untuk menginap dan mengistirahatkan diri, tapi kebanyakan dari mereka tidak kesana untuk istirahat.

Seorang gadis berparas wow sekali ini, adalah contoh yang tidak dapat di tiru.

Setiap harinya dia kemari untuk bersenang-senang sepanjang malam.
Kecuali dia menemukan buruan, mungkin ia akan menginap di hotel jika begitu.

“Sana! Hey, Sana!” suara bass yang berat memanggilnya di antara desakkan orang-orang disini.

“Euh, Mark,” si gadis menunjukkan wajah jijik kepada orang yang memanggilnya tersebut.
Ia terganggu karena ia sudah ter-khidmat dengan alunan musik ini. “Mau ngapain manggil-manggil?"

“Lo juga tau kenapa,” Lelaki itu tersenyum.

“Kalo lo mau ngajak ke hotel, jawabannya selalu ‘ngga’. Nyerah sana,” si gadis berdecak lalu kembali mengikuti alunan musik.

“yah.. oke, kalo lo ngga mau ngga apa, tapi jangan nyuruh gue mundur,” tangan di genggam kuat menghentikan tubuh Sana yang baru saja menari mengikutinya.

“Lo gila? Mark, Lepasin!” si gadis mengeluh, mencoba melepaskan pergelangannya.

Tapi, tidak semudah itu Mark melepaskan.

Si bajingan ini. gumam sana.

Pupil mata si gadis mengecil, warna merah hangat terpancar dari matanya.

Sekejap kemudian, Mark membuka matanya perlahan. Kesadaran Mark sudah berada di tempat lain, tepatnya di luar Klub.

Tentu pria ini kaget dengan apa yang terjadi, dan ia mencoba masuk lagi ke dalam, tapi entah kenapa kedua pintu besar ini tidak kunjung terbuka.

Ya, itu hanya kesadarannya. Raganya masih disini, tepat di hadapan Sana. Matanya kosong, tangannya sedikit bergetar.

Pupil Sana kembali normal.

Saat ia ingin melanjutkan tarian malam itu, matanya malah terfokus pada seorang gadis berambut Brown. Matanya terlihat kecil, sangat manis.

Mangsa baru~ decak Sana dalam hati, lalu mendekati gadis itu.

.
.
.

Suara jam berdetak, memenuhi ruangan senyap itu. Hanya terdengar beberapa coretan pada sebuah kertas.

Tangannya bekerja keras satu di Bolpoint dan satu di buku yang terus ia buka lembarannya.

Hingga, sampai di akhir buku, tepatnya di sampul belakang. Si gadis tersenyum puas, lalu meregangkan badan yang sejak 2 jam lalu tertunduk fokus pada pekerjaannya.

Jam 10.45. Si gadis tahu kalau ini lebih 45 Menit dari jam seharusnya ia tidur. Matanya mengernyit.

Besok harus lebih cepat.

Di rebahkan tubuhnya dengan keras di kasur lantainya yang tipis. Ia tidak menarik selimut, melainkan langsung menutup mata.

Besok matkul Pak Siwon. Aku.. ga boleh gagal..

ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang