Keluarga besarnya Stella dan Reynris Digantara sudah berkumpul semua di rumahnya. Begitupun keluarganya Ruslan dan Darmi ikut berkumpul juga. Karena hari ini Darmi membuat syukuran untuk cucunya Reyent yang selamat dari maut kemaren sore. Syukuran kecil-kecilan yang di hadiri keluarga dan sahabat terdekat. Di sini lah mereka di dapur pada sibuk masing-masing. Ada yang membuat kue, ada yang ngeracik kopi, ada yang memotong sayur. Mereka semua pada mencibir ngomongin Rey si playboy cap kadal. Sedangkan yang di cibirin baru pulang dari ngelayat. Ya, Rey abis ngelayat ikut mengantarkan jasad Avi sang mantan. Biar bagaimana pun Avi pernah masuk dalam hidupnya.
Sungguh malang nasib Avi, niatnya ingin mendapatkan cintanya. Kini malah mendapatkan karma-nya. Itu lah balasannya buat orang yang suka pendendam. Makanya Nancy sering menasehati anak-anaknya agar jangan suka menyimpan dendam yang nantinya bisa merugikan diri kita sendiri. Terutama Rey yang sulit di nasehati.
Setelah membersihkan diri, Rey menghampiri putranya yang menempel di gendongan Darmi sejak tadi. Reyent memang lengket banget sama Darmi. Karena Darmi yang mengurusnya dari lahir. Tadinya Reyent masih tidur, terbangun karena pampers-nya sudah penuh.
"Reyent turun sini kasihan Tati-nya capek. Sini sama Abang twins, itu ada Kakak Mawar juga." Reyent geleng-geleng, menyenderkan kepalanya di pundak Darmi. "Ya sudah tapi Reyent jangan nakal ya? Tidak boleh bikin Tati repot!"
"Meng-Ti-meng!" Celetuk Reyent, mengabaikan Rey.
Di kamar Stella tidak nyaman dalam tidurnya. Stella masih di liputi rasa ketakutan, apa lagi kejadian kemaren sampai terbawa mimpi. Seperti saat ini, wajahnya penuh keringat dan mengigau memanggil-manggil nama Reyent putranya. Stella berminpi lagi, mimpi bahwa putranya di tabrak oleh mantannya Rey. Di dalam mimpi tidak tau siapa namanya. Yang jelas bukan Avi, karena mantan Rey banyak. Di dalam mimpi para mantan Rey mengincar Stella dan putranya. Ini yang di takutkan Stella, mimpi buruk ini yang membuat Stella ketakutan.
"Reyent! Reyent. . . Reyent. . .!" Panggil Stella dalam mimpinya. "Reyent. . . Tidak . . . tolong jangan sakiti putraku. Reyent. . . Reyent. . . Putraku tidak bersalah. Aku mohon jangan jangan." Stella masih terus menginggau.
Reyent. . .
Reyent . . .
TIDAKKKKK . . .
REYEENTTTTTTT. . .
Stella terbangun, melihat kanan-kiri mencari putranya. Tapi tidak ada, bukannya semalam putranya tidur di sampingnya, di pelukannya? Terus kemana putranya?
Stella panik, air matanya berlinang sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Dadanya naik turun. Stella turun dari ranjang, memanggil nama putranya. Membuka pintu kamar Reyent yang terhubung dengan kamarnya. Setelah di buka tidak ada. Sepi. Kamarnya terlihat rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S MY SON ✓ SELESAI [ END ] // SUDAH DI TERBITKAN
Romansa🔞Warning🔞 Reyneis Bastian Digantara pria remaja berusia 20 tahun, dia seorang Playboy. Suka gonta ganti pasangan, dia hobby pembalap mobil, pembalap motor, memiliki Club, dan juga Caffe. Kadang juga dia suka photographer jika ada orang yang mau...