( 3 ) Bertemu lagi

760 132 20
                                    

Yeosang memarkirkan sepeda motornya, lantas segera berjalan menuju kelasnya. Hari ini ia datang lebih pagi dari biasanya, Seonghwa sendiri yang memintanya katanya ada yang ingin Seonghwa bicarakan padanya.

Ia berjalan melewati kelas Seonghwa, namun kelasnya masih sepi jadi Yeosang melajutkan perjalanannya menuju kelasnya sendiri.

Dan tentu saja sebagai penyandang predikat kelas terajin, sudah pasti sepagi ini ada yang sudah hadir dikelasnya. 11-1 memang dipenuhi siswa-siswi rajin dan pintar.

“Pagi sang, tumben sendirian”

Serim yang pertama menyapanya, memang selain San, Wooyoung dan Yunho. Serim termasuk teman sekelas yang sangat akrab dengannya.

Yeosang menaruh tasnya pada meja kemudian berjalan menghampiri Serim yang sedang menyapu dibelakang.

“Wooyoung sama yunho katanya mau berakangkat agak siang” balasnya.

Serim mengangguk paham lantas kembali melanjutkan tugas piketnya. Sedangkan Yeosang memilih untuk keluar kelas.

Ia berjalan santai menuju lapangan yang berada ditengah-tengah sekolah. Tempat itu biasa dipakai untuk olah raga dan bermain basket bagi anggota eskul basket.

Dikarenakan masih jam 7 pagi, maka keadaan sekolah cukup sepi. Yeosang merasa lebih tenang jika seperti ini, ia bebas berkeliling sekolah tanpa merasa risih.

“Waaah jungmo tunggu akuu!”

Yeosang mengernyit ketika mendengar teriakan itu, terlihat seorang siswa bersurai ungu yang tengah berlari dikoridor. Disusul dengan siswa lain dengan surai hitam yang berlari tergesa-gesa.

Yeosang sempat termangu sebentar melihatnya. Dia orang yang sama yang membuat Yeosang terpesona tempo hari yang lalu. Salah satu dari anggota paduan suara yang tampil dihadapannya dan teman-teman sekelasnya.

Dia orang itu!

Yeosang langsung memperhatikan kemana dia pergi. Begitu ia memasuki kelas yang Yeosang yakini merupakan kelasnya, Yeosang langsung menghafalnya dalam otaknya. 11-4, kelas yang sama dengan Seonghwa!

Sebuah kebetulan yang mengesankan. Ia kini sudah tau kelas si pencuri perhatiannya, tinggal mencari tau siapa namanya. Dan mungkin jika Yeosang mengumpulkan keberaniannya, Yeosang bisa berkenalan dengannya.

Lama terdiam ditengah lapangan, Yeosang tak sadar seseorang sejak tadi sedang memperhatikan. Seseorang tersebut secara perlahan berjalan menghampiri Yeosang.

“Hai!” ucapnya sembari menepuk bahu Yeosang. Membuat Yeosang dengan refleks membalik badannya.

Yeosang menampilkan raut wajah datar saar melihat Seonghwa, sosok yang membuatnya kaget. Sedangkan Seonghwa malah tersenyum lebar menatap Yeosang.

“Hey wajah kamu itu jangan datar dong, saya ngangetin ya?” tanya Seonghwa.

Yeosang menggeleng pelan, merubah raut wajahnya menjadi tersenyum tipis pada Seonghwa. “Gapapa, mau gue anterin ke kelas?”

Seonghwa terdiam sejenak sebelum mengangguk dengan semangat. Entah dia salah melihat, tetapi pipi Seonghwa terlihat memerah samar. Dia kenapa?

Mereka berdua berjalan beriringan, entah perasaanya saja atau memang benar Seonghwa berjalan sangat pelan. Kelas yang jaraknya dekat saja terasa sangat jauh. “Oh ngomong-ngomong lo mau bicara tentang apa hwa?” tanya Yeosang.

Seonghwa tiba-tiba saja tertawa canggung sembari menggaruk pelan sebelah pipinya. “Ahaha... eum ituu... Nanti, iya nanti aja!” ucapnya dengan gugup.

Hi, Hello | YeojongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang